Sabtu, 01 Februari 2020

AMAZING LIFE WITH QUR'AN


_Oleh : Abu Afra_

Hari ini Allah uji al faqir dengan sakit.  Padahal ada beberapa janji yang harus ditunaikan.  Akhirnya mau tidak mau, suka tidak suka beberapa agenda harus didelegasikan ke yang lain atau dicancle.

*_Qaddarallahu wamaasya'a fa'ala._*

Manusia boleh saja berencana, tapi Allah SWT jua yang menentukan segala sesuatunya.  Secara wilayah ikhtiyar basyariyah kita bisa saja menyiapkan plan A dan plan B.  Namun jika hasil akhir tak sesuai perencanaan maka merimanya dengan sabar dan keridhoan itulah sikap orang beriman.

Kita tidak akan dihisab berdasarkan sesuatu yang kita tak dapat menguasai dan memilihnya.  Karena hal itu merupakan kuasa Allah tak ada campur tangan kita sebagai hamba.

Sakit, musibah, rezeki, ajal dan jodoh adalah perkara yang telah ditetapkan. Yang dibutuhkan adalah keyakian dan ikhtiyar yang mendekati kesempurnaan.

Seperti saat ini seharusnya al faqir diagendakan mengisi kajian pekanan yuk ngaji dengan tema sebagaimana tertulis di judul tulisan ini. Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan akhirnya terpaksa harus di delegasikan.

Setidaknya semoga tulisan ini sedikit mengobati dan menggambarkan materi yang telah kami persiapkan.  Dan semoga teman-teman yang berniat hadir di kajian bisa memaklumi dan memaafkan kami. Aamiin

Dari temanya saja sudah luar biasa.  " *AMAZING LIFE WITH QUR'AN*. " Memanglah kalau kita berbicara tentang Al Qur'an  pastilah amazing. Kenapa begitu? karena menyentuhnya saja sudah berpengaruh apalah lagi membacanya terlebih lagi menerapkan isinya.

Dalam suatu kajian pernah kami tanyakan kepada jamaah. _" Apa buktinya Nabi Muhammad SAW itu betul seorang Nabi dan Rasul?"._ Diantara jama'ah spontan ada yang menjawab, _"Al Qur'an"._

Sebelum kita bahas lebih jauh tentag bukti kebenaran dari Nabi Muhammad SAW, mari kita mulai pembahasan ini dari hal yang paling mendasar terlebih dahulu.

Kenapa kita merasa perlu dengan seorang Rasul? Apa saja sih bukti yang meyakinkan sehingga seseorang layak disebut sebagai Rasul?Kemudian apakah betul Nabi Muhammad itu seorang Rasul? Lantas apakah konsekuensinya jika kita telah berhasil membuktikannya?

Kalo kita mau mengkaji lebih dalam maka insya Allah kita akan menemukan jawaban tuntas untuk semua pertanyaan di atas.

Sebagai manusia yang merupakan bagaian dari makhluk Allah kita tentu memiliki sifat dasar yang sama dengan makhluk lainnya.  Sifat dasar manusia itu lemah, terbatas dan membutuhkan yang lainnya.

Nah, untuk mengenal Tuhannya yang Maha Tidak Terbatas tentu manusia tak akan mampu menjangkaunya.  Karena sesuatu yang terbatas beda frekuensi dengan yang tidak terbatas. 

Disinilah peran penting seorang Rasul. Di utuslah seorang Rasul dari kalangan manusia untuk menjelaskan bagaimana sesungguhnya Tuhan mereka dan bagaimana cara beribadah kepada-Nya.

Agar seorang Rasul itu dipercaya dan diyakini kebenarannya, maka bersamanya diberikanlah apa yang disebut dengan *MUKJIZAT*.  Sebagai pembeda dengan manusia biasa pada umumnya.

Mukjizat itu biasanya disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang dihadapi oleh seorang Rasul dengan tujuan sebagai pukulan telak bagi mereka yang menentang kebenaran yang dibawanya.

_Kata *MUKJIZAT* ini diambil dari kata عجز, اعجز *yang berarti "melemahkan" atau "menjadikan tidak mampu"._

Definisi ini sejalan dengan firman Allah SWT :
*أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَٰذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِي ۖ*

_mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?"_
(QS.AL MAIDAH : 31).

Orang yang melemahkan dinamai *MUKJIZ*, Sementara kemampuan untuk melemahkan mereka yang menentang dinamai *MUKJIZAT*.

Menurut Syaikh Manna Al Qathan mukjizat itu adalah :

*امر خارق للعادۃ مقرون با لتحدي سالم عن المعارضۃ*

_"Suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, dan tidak akan dapat ditandingi."_
*(Mabahits fi Ulum Al Qur'an).*

Nah dari definisi ini maka Ulama menyimpulkan bahwa mukjizat itu memiliki beberapa unsur, diantaranya :
1. Hal atau peristiwa luar biasa.
Jadi kalau peristiwa alam yang terlihat sehari-hari atau yang sering diposting anak-anak gunung di beranda IG kita, walaupun tampak *"amazing"* atau *"awesome"* maka tidaklah dinamai mukjizat. Karena masih tergolong biasa.

Yang dimaksud luar biasa disini adalah keluar dari kebiasaan, atau di luar hukum alam yang telah Allah ciptakan.

2.  Terjadinya dari orang yang mengaku sebagai Nabi.

Sesuatu yang luar biasa mungkin bisa terjadi pada siapa saja.  Karena suatu keyakinan yang betul-betul diyakini akan mampu menghasilkan keajaiban terlepas benar atau salahnya.

Hanya saja keajaiban jika bukan dari seorang yang mengaku sebagai nabi tidaklah disebut mukjizat.

Bahkan jika kejadian luar biasa itu terjadi pada calon nabi juga tidak disebut mukjizat tetapi disebut sebagai irhash.

Keajaiban yang terjadi pada orang sholeh namun bukan nabi disebut karomah. Jika terjadi pada orang yang ahli maksiat maka disebutlah ia dengan ihanah atau istidraj.

3.  Mengandung tantangan terhadap mereka yang meragukan kenabiannya.

Ketika seseorang mengaku sebagai nabi, biasanya akan muncul penolakan dari suatu masyarakat atas claim kenabiannya.

Maka mukjizat didatangkan sebagai bentuk tantangan kepada kaum yang mendustakan berbarengan dengan pengakuannya sebagai Nabi.  Tantangan tersebut harus senantiasa sejalan dengan ucapan sang Nabi.

4. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani.

Bila yang ditantang berhasil melakukan hal serupa. Ini berarti pengakuan kenabian batal dan tidak layak dikatakan mukjizat. 

Perlu digarisbawahi bahwa kandungan tantangan harus benar-benar dipahami oleh yang ditantang.

Bahkan untuk membuktikan kegagalan mereka, biasanya suatu mukjizat itu berupa sesuatu yang sesuai dengan keahlian dan kepandaian kaumnya pada ketika itu.

Al Qur'an kitab suci kita ummat Islam ini sangat layak dikatakan sebagai mukjizat.  Hal ini tentu bukan sekedar claim kosong tanpa bukti.

Al Qur'an telah beberapa kali melakukan tantangan kepada siapa saja yang meragukannya sebagai wahyu Allah. Tantangan ini terutama sekali ditujuakan kepada bangsa Arab yang memang pada waktu itu memiliki tingkat fashahah dan balaghah sedemikian tingginya.   Bahkan grade tantangan beberapa kali diturunkan, tetapi tak satupun diantara mereka yang berhasil melayaninya.

Lihatlah misalkan pada surat Al Isra (17) :  ayat 88 Allah SWT berfirman :

*قُل لَّئِنِ ٱجْتَمَعَتِ ٱلْإِنسُ وَٱلْجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأْتُوا۟ بِمِثْلِ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِۦ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا*

_Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain"._

Ternyata tantangan itu tidak terjawab. Lalu Allah turunkan gradenya pada surat Hud (11) ayat 13 :


*أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ*

 _Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar"._

Ternyata walaupun sudah diberikan keringanan tetap tak ada yang mampu melayaninya.  Grade tantangan kembali diturunkan sebagaimana terekam pada surat Al Baqarah (2) : ayat 23 Allah SWT berfirman :

*وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ*

 _Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar._

Lagi-lagi tak ada yang mampu menandingi Al Qur'an bahkan oleh bangsa Arab sendiri.  Jika hal ini belum cukup bukti, maka kami bawakan beberapa catatan sejarah terkait upaya manusia menandingi kehebatan Al Qur'an namun ketika itu kegagalan pula yang menghampirinya.

1.  Pemimpin Quraiys pernah mengutus Abu Al Walid, seorang sastrawan ulung yang tanpa tanding, untuk membuat sesuatu yang mirip Al Qur'an.

Namun ketika Abu Al Walid berhadapan dengan Rasulullah SAW, lalu oleh Beliau SAW dibacakan surat Fushilat.  Ia pun tercengang mendengar kehalusan dan keindahan gaya bahasa Al Qur'an.  Sehingga ia kembali pada kaumnya dengan tangan hampa.

2. Musailamah bin Habib Al Kadzab pernah mengaku sebagai Nabi dan menggubah sesuatu yang mirip dengan Al Qur'an.

Kemudian orang ini mengaku bahwa dirinya pun mempunyai Al Qur'an yang diturunkan dari langit dan dibawa oleh malaikat bernama Rahman.

Diantara gubahan yang dimaksud adalah seperti ini :

*الفيل.  ما الفيل. وما ادراك ما الفيل. له خرطوم طويل. وذنب اثيل. وما ذاك من خلق ربنا بقليل.*
_Gajah, apakah gajah. Tahukah kamu apakah gajah? Dia mempunyai belalai yang panjang, dan ekor yang mantap. Itu bukanlah bagian dari ciptaan Tuhan kita yang kecil._

Gubahan -gubahan yang dibuat Al Kadzab menurut Al Jahiz seorang sastrawan Arab, tidak mempunyai makna sama sekali. Tidak memiliki tempat di dunia sastra bahkan merupakan sastra yang kotor. Sehingga tidak selevel dengan Al Quran.

3.  Al Aswad Al Unsi, juga pernah mengaku menjadi nabi di Yaman.  Dia menduga wahyu telah turun kepadanya.  Suatu ketika ia menundukan kepala dan mengangkatnya seraya berkata, "ia berkata padaku.. begini..begini.  Yang ia maksud adalah setannya yang memberi wahyu.
Dia terkenal sebagai seorang diktaktor, tetapi fasih dalam dalam berbicara dan berpidato. Dia tidak menyebut dirinya menandingi Al Quran hanya mengatakan dirinya nabi saja.
4. Diceritakan bahwa Abu Al Ala Al Mu'arri, Al Mutanabbi, dan Ibnu Al Muqaffa juga telah berusaha menandingi Al Qur'an.  Namun sebelum mereka memulainya. Mereka malu sendiri kemudian memecahkan pena serta merobek-robek kertasnya.

Dari beberapa catatan sejarah tersebut kita bisa tahu bahwa Al Qur'an bukan buatan bangsa Arab.  Tinggal dua kemungkinan saja lagi.  Apakah Al Qur'an itu buatan Nabi Muhammad SAW atau memang Wahyu Allah SWT.

Untuk meyakini bahwa Al Qur'an itu benar sebuah wahyu dan mukjizat maka mari kita buktikan lagi. 

Fakta sejarah telah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah  seorang Nabiyyil Ummiyi. Beliau tidak pandai baca dan tulis.  Nabi SAW pernah bersabda :
انا امۃ لا نكتب ولا نحسب
_Kami umat yang tidak dapat baca dan berhitung._

Al Qur'an sendiri juga menyatakan bahwa sekiranya Nabi Muhammad SAW dapat baca dan menulis pastilah kaumnya akan meragukan kenabian beliau.

وَمَا كُنتَ تَتْلُوا۟ مِن قَبْلِهِۦ مِن كِتَٰبٍ وَلَا تَخُطُّهُۥ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَّٱرْتَابَ ٱلْمُبْطِلُون

_Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran) sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu). (QS. Al Ankabut : 48)._

Disamping itu, apa yang keluar dari mulut Nabi SAW berupa Al Qur'an dan hadits memiliki gaya bahasa yang sangat berbeda.

Ini tentu tidak biasa, karena diperlukan keahlian tingkat dewa untuk bisa menyusun kalimat yang berbeda dalam satu kesempatan yang sama. Karena itulah tidak mungkin Al Quran itu buatan Nabi Muhammad SAW.

Al Qur'an jelas sebuah wahyu Allah, kalamullah dan mukjizat-Nya.  Karena tidak ada yang membawa suatu mukjizat kecuali seorang Nabi dan Rasul.

Jika sudah demikian adanya maka konsekuensinya adalah apapun yang disampaikan Al Qur'an merupakan kebenaran Mutlak.  Karena ia berasal dari Dzat Yang Maha Benar.

Wajib bagi kita yang meyakininya berjalan di atas jalan Al Qur'an.  Membacanya, mempelajarinya dan menerapkan seluruh isinya tanpa terkecuali.  Karena kita yakin Al Qur'an itu adalah satu-satunya petunjuk yang layak bagi manusia dan alam semesta raya.

Mari kita kecap indahnya *"AMAZING LIFE WITH QUR'AN".*  dengan terus mengkajianya dan memperjuangkannya.

*Wallahu  musta'an.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...