Rabu, 05 Februari 2020

LINGKUNGAN DAKWAH LEBIH BERHARGA DARI LINGKUNGAN ELIT*


*Oleh : Abu Afra*
*t.me/AbuAfraOfficial*

Kebanyakan kita akan lebih senang jika diberi hadiah berupa harta benda yang bersifat materi.  Amat jarang yang merasa lebih bahagia jika hanya diberi nasehat atau kalimat-kalimat thoyibah dari saudaranya.

Bahkan tidak jarang sebagian diantara kita cenderung bosan dan jenuh jika terus menerus mendapatkan nasehat dan petuah dari saudaranya.

Padahal kalau kita mau berpikir sejenak saja,  maka kita akan menemukan sebuah rahasia berharga.  Bahwa perkataan yang baik itu lebih berharga daripada hadiah berupa harta benda.

Ketahuilah pemberian berupa harta itu belum tentu memberi manfaat bagi kita.  Boleh jadi justru mendatangkan madharat atau kalaupun ada manfaatnya biasanya sangat terbatas waktunya.  Jika harta itu telah habis dipakai maka selesai pula sisi kemanfaatannya.

Tidak jarang pemberian berupa harta ini menyisakan iri dengki bagi yang lainnya.  Atau memunculkan permusuhan diantara saudara.

Betapa banyak kisah-kisah mengenaskan tentang perebutan harta warisan yang berakhir tragis.  Semuanya berujung pada kecintaan berlebihan terhadap harta benda dunia.

Sebaliknya mereka yang senantiasa dikelilingi oleh kalimat hikmah dan nasehat yang berharga setiap harinya sebagaimana terjadi di lingkungan sholihin dan sholihat, maka yang tampak adalah kesejukan dan kedamaian.  Inilah miniatur surga dunia.

Abu Umair Aban bin Sulaim Ash Shuri mengatakan terkait hal ini di dalam kitab Jami' Bayanil Ilm wa Fadhlih hlm. 263 karya Al Hafizh Ibnu Abdil Barr.

*كَلِمَةُ حِكْمَةٍ لَكَ مِنْ أَخِيك خَيْرٌ لَكَ مِنْ مَالٍ يُعْطِيكَ؛ لِأَنَّ الْمَالَ يُطْغِيكَ، وَالْكَلِمَةَ تَهْدِيكَ .*

_"Ucapan bijak yang disampaikan saudaramu kepadamu, lebih baik daripada harta yang dia berikan kepadamu._

```💸 Sebab, harta akan menjadikanmu melampaui batas;
🚦 sedangkan ucapan bijak, akan menunjukimu."```

Bukankah Allah SWT sudah menjelaskan secara sekilas tentang bagaimana suasana di surga-Nya yang mulia.
An-Naba' 78:35

*لَّا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذَّٰبًا*

_Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan) dusta._

Maka seorang mukmin itu jika memilih sebuah lingkungan tempat tinggal.  Dia bukanlah melihat apakah lingkungan tempat tinggalnya itu termasuk lingkungan elit atau tidak.  Tetapi pertimbangannya adalah, apakah banyak orang-orang sholih yang tinggal disana.

Begitupun ketika dia memilih pekerjaan, bukan sekedar besarnya penghasilan.  Atau prospek masa depan dari sisi materi saja.  Yang lebih penting adalah apakah lingkungan kerja yang dia geluti itu mampu menyelamatkannya dari pelanggaran atau penyimpangan hukum-hukum Allah.

Maka lingkungan seperti tentu tidak mungkin kita dapati kecuali kita berada di lingkungan dakwah.  Lingkungan yang anggota masyarakatnya adalah kumpulan orang-orang yang paham terhadap kepentingan agamanya sendiri.

Jika kita sudah menemukan lingkungan seperti ini maka syukurilah walaupun mungkin masih ada kekurangannya.  Bertahanlah dengan lingkungan itu walaupun berat rasanya.

Adakalanya tinggal di lingkungan orang-orang baik itu kita harus banyak bersabar dalam perkara harta.  Mungkin yang di dapat tidaklah sebanyak sebagaimana mereka yang tinggal di lingkungan orang-orang kaya.

Selain bersabar dengan sedikitnya harta, kita juga dituntut untuk bersabar dengan seringnya mendapatkan nasehat atau petuah dari saudara-saudara kita yang sholih itu.  Karena begitulah lingkungan dakwah.  Tidak pernah sepi dari saling menasehati sesama mereka.

Tapi sadarilah, inilah karakter orang-orang yang diselamatkan dari kerugian besar sebagaimana yang disinggung oleh Allah SWT di dalam Al Qur'an.  Lihatlah misalnya di dalam surat Al Ashr :

*وَالْعَصْرِ﴿١﴾إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴿٢﴾إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ*

_Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. [Al-‘Ashr/ 103: 1- 3]._

Lingkungan seperti inilah yang sejatinya akan mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang luar biasa. Lingkungan yang mampu mencetak generasi unggul dan berkualitas dengan ketaqwaan di atas rata-rata.

Dalam bahasa seorang teman, ada istilah *"GARBAGE IN GOLD OUT"*.  Masuknya sampah keluarnya jadi emas berharga.  Inilah fungsi lingkungan yang baik.  Sementara lingkungan yang buruk itu berfungsi sebaliknya.  *"GOLD IN GARBAGE OUT"* Masuknya berupa emas berharga keluarnya justru jadi sampah yang tak berguna. Wal 'iyyadzubillahi!.

Lingkungan yang baik itu bukan hanya berisi kumpulan orang-orang baik saja.  Tetapi disana terjadi sebuah sistem pembinaan yang mampu memproses dan memproduksi banyak kebaikan-kebaikan baru.  Inilah lingkungan dakwah, lingkungan yang menyelamatkan. Lingkungan yang akan mampu memaksa kita menjadi orang baik.

Seyogyanya sebuah komunitas sekolah, pondok, kampus, dunia kerja yang berada di wilayah wewenang kita bisa dibangun sistem seperti ini.  Sebagai ikhtiar dakwah untuk menuju generasi emas pelanjut generasi rabbani.

_Semoga Allah berkahi setiap ikhtiar dakwah kita._

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...