Selasa, 25 Februari 2020

KENALI DIRIMU, LEJITKAN POTENSIMU


*Oleh : Abu Afra*
_t.me/AbuAfraOfficial_

Tahun 2018 al faqir sempat diminta takmir Masjid Quba Banjarbaru untuk menjadi imam tetap di sana.  Terutama untuk tiga waktu shalat  di malam hari.  Maghrib, Isya dan Shubuh.

Ketika itu al faqir masih aktif ngisi beberapa kajian dan ngajar di sekolah para juara.  Sehingga kadang sekali waktu jika ada kegiatan sekolah yang mengharuskan lembur, maka tugas sebagai imam terpaksa harus di delegasikan.

Alhamdulillah ketika itu ada Ustadz Mahfuz Daha yang bertugas sebagai marboth tetap masjid Quba yang siap selalu menggantikan tugas sementara waktu.  Selain beliau ada lagi seorang sahabat yang juga bertugas sebagai imam badal.

Di mesjid Quba ketika itu setiap pekan ada dua kali kajian rutin.  Yang ngisi para assatidzah aswaja top di kota Banjarbaru.  Diantaranya ada KH.Nafi'ah Muhja, Ketua MUI Kota Banjarbaru,  Al Habib Hasan Ba'bud, Pengasuh Majelis Dzikir wa ta'lim Nurul Iman, K.H.Abdurrahman Husein, S.Q. Pengasuh Pondok Pesantren Sirajul Huda Pelaihari. Al Habib Iberahim Baraqbah,  dan beberapa assatidzah lainnya.

Terkadang secara berkala takmir masjid mengundang muballigh-muballigh kondang nasional.  Diantara yang pernah diundang adalah Al Habib Nabil Fuad Al Musawwa, Al Ustadz Yahya Waloni, Syekh Ahmad Jaber,  dan yang lainnya.

Ketika itu sempat terbetik di hati rasa minder ketika pas kebetulan ada habaib atau assatidz yang datang.  Kita secara usia dan keilmuan mungkin jauh di bawah, hanya karena amanah dan kepercayaan sehingga harus berada di depan.

Ketika rasa minder ini saya ungkapkan kepada beberapa teman.  Ada satu pesan yang amat sangat berharga yang terhunjam sampai sekarang.  Pesan ini disampaikan oleh teman yang biasanya menjadi Imam badal di Masjid Quba yang kemudian dikutip lagi oleh Al Ustadz Mahfuz Daha,  Sang Marbot teladan yang menjadi andalan.

Kata beliau, _"Ketika kita dipilih menjadi Imam shalat jamaah, maka ketahuilah sesungguhnya saat itu kita tengah melanjutkan tugas dan pekerjaannya Rasulullah SAW.  Maka niatkan aktifitas kita itu untuk membahagiakan Rasulullah SAW.  Maka tidak perlu malu dan minder menjadi imam, siapapun yang di belakang kita"._

Saya coba renungkan perkataan itu ada benarnya juga.  Kata-kata itu semakna dengan apa yang pernah disampaikan salah seorang guru kami dalam sebuah kegiatan pembekalan guru.

Kata beliau, _"seorang guru itu harus sadar posisi.  Dia harus memahami betul posisi dia sebagai guru.  Dengan begitu dia akan paham bagaimana memantaskan dirinya di depan murid-muridnya.  Kemudian dia juga harus ngerti apa tugas dan fungsi dia sebagai guru.  Bahwa dia membawa misi besar dalam siklus perubahan peradaban"._

Maka ketika saya mengingat-ingat pesan tersebut.  Muncullah rasa percaya diri yang tinggi terhadap tugas yang diamanahkan kepada saya.  Berusaha memaksimalkan setiap moment yang ada agar sampai pada level ideal.

Akan berbeda ceritanya ketika saya masih belum sadar posisi saya. Maka walaupun realitas menjadi imam, namun mentalitas saya adalah makmum. Dalam dunia kerja kenyataannya sebagai leader tapi sikap dan pembawaan sebagai follower.  Harusnya dia sebagai bos justru dalam kenyataan yang dia kerjakan adalah tugas bawahannya.

Jika ini yang terjadi maka fungsi kepemimpinan tidak berjalan dengan baik.  Lalu program-program yang dijalankan juga akan terhambat. Akhirnya jauh lah kita dari kesuksesan.

So, sadar diri dan tahu diri itu penting. Karena dengan begitu kita akan mampu memposisikan diri sesuai dengan kedudukan (مكانۃ) kita masing-masing.  Selain itu seseorang yang memiliki kesadaran yang benar terhadap dirinya akan mampu mengambil amanah sesuai dengan kapabilitas yang dimilikinya.  Tidak akan melebihi atau menguranginya.

Dalam ilmu tauhid seringkali diungkapkan..

من عرف نفسه فقد عرف ربه

_Barang siapa mengenal dirinya, maka sugguh dia telah mengenal Tuhannya_

Sebagaimana pernah dikatakan juga oleh Umar bin Abdul Aziz :

 رحم الله امرأ عرف قدر نفسه .

_Semoga Allah merahmati seseorang yang mengetahui kadar kemampuan dirinya._

*Semoga Allah berikan hidayah kepada kita semua untuk menyadari potensi kita masing-masing.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...