Kamis, 30 Januari 2020

UJIAN DATANG, KUATKAN KESABARAN


_Oleh : Abu Afra_
t.me/AbuAfraOfficial

Kadang ada saja sesuatu yang menguji kesabaran kita setiap harinya.  Datangnya bisa dari mana saja.  Boleh jadi ujian itu datang dari orang-orang terdekat kita.

Orang dekat itu bisa jadi pasangan kita, anak kita, sahabat kita atau mungkin kerabat dekat lainnya.  Ujiannya juga bisa bermacam-macam.  Yang pasti berujung di satu muara, yaitu membuat kita merasa tidak nyaman.

Tapi tenang saja, segala sesuatu yang membuat kita tidak nyaman biasanya adalah tanda perubahan ke arah lebih baik.  Seperti ketika kita berjalan menanjak memang terasa berat, beda sekali ketika kita hanya berjalan norman di atas jalan datar.

Jangankan kita manusia biasa.  Orang-orang yang lebih mulia dari kita pun sedari dulu sudah diuji melalui anak dan istrinya.

Ada banyak sekali contoh mengenai hal ini.  Coba kita simak saja kisah para nabi-nabi yang mulia.  Nabi Nuh  misalnya diuji melalui anaknya sendiri. 

Nabi Nuh dengan sabar telah berdakwah selama sembilan ratus lima puluh tahun untuk menyembah Allah.  Namun dakwah yang begitu panjang tidak banyak menyadarkan kaumnya.

Akhirnya Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat bahtera (kapal) yang sangat besat di puncak bukit, dan memerintahkan kaumnya yang taat dan berbagai jenis hewan untuk naik ke dalam bahtera tersebut.

Ketika azab Allah berupa banjir besar menenggelamkan apa saja yang ada di muka bumi,  Beliau  Nabi Nuh  melihat putranya yang ingkar kepada ajarannya untuk naik ke atas perahu, namun putranya tersebut menolak untuk diselamatkan dan memilih mencari dataran yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri. Akhirnya sang anak termasuk diantara kaumnya yang celaka dan ditenggelamkan.

Kemudian lagi Nabi Luth.  Beliau diutus kepada sebuah kaum yang dikenal dengan kaum Sodom dan Gomorah. Dakwah Nabi Luth pada kaumnya untuk menyembah Allah dan menjauhi kemaksiatan pada akhirnya tidak banyak berhasil sehingga Allah menurunkan laknat dan azab pada kaum homoseksual ini dengan hujan batu. Allah menyelamatkan nabi Luth dan pengikutnya, kecuali istri Nabi Luth sendiri yang ingkar pada ajaran Nabi Luth.

Selanjutnya lagi Nabi Ya’kub.  Beliau menikahi dua puteri pamannya, Laban, yang bernama Layya (Lea) dan Rahil (Rachel). Dari Layya Nabi Ya’kub memperoleh anak-anak: Rubail (Ruben), Syam’un (Simeon), Lawi (Lewi), Yahudza (Yahuda, dari nama inilah diambil nama Yahudi), Yasakhir, Zabilun dan Dina (satu-satunya perempuan). Dari Rahil Nabi Ya’kub memperoleh dua putera: Yusuf dan Bunyamin.

Nabi Ya'kub lebih mengasihi Yusuf dan Bunyamin karena Rahil meninggal dunia setelah melahirkan Bunyamin. Masalahnya terletak pada sifat iri dan dengki putra Nabi Ya'kub yang tua-tua dari istri Layya sehingga mereka mencelakai Yusuf dengan membuangnya ke sebuah sumur kering dan berkata  kepada ayahnya kalau Yusuf diterkam bianatang buas dengan membawa bukti baju Yusuf yang diolesi darah kambing, dengan tujuan untuk merebut cinta dan perhatian nabi ya'kub. Nabi Ya'kub sangat sedih atas perbuatan mereka

Nabi Yusuf adalah putra Nabi Ya'kub yang menjadi korban dari sifat iri dan dengki saudara-saudara dari ibu yang berbeda. Nabi Yusuf dibuang ke sebuah sumur namun atas ijin Allah, Nabi Yusuf selamat dan menjadi pembesar di kerajaan mesir.

Kemudian lagi kisah Nabi Ibrahim yang telah berkeluarga dengan Sarah belum juga dikaruniai keturunan. Atas saran Sarah kemudian Nabi Ibrahim menikahi Hajar yang kemudian memiliki anak bernama Ismail. Sedangkan dengan Sarahpun akhirnya dikarunia putra yang diberi nama Ishaq. Masalahnya timbul ketika Sarah begitu cemburu terhadap Hajar akhirnya mengusir hajar dari rumahnya. Nabi Ibrahim pun membawa Hajar dan Ismail hijrah ke jazirah arab yang tandus dan meninggalkannya di sana. Suatu ketika Nabi Ibrahim ingat dengan nazarnya untuk memberikan apasaja yang Allah inginkan jika beliau dikaruniai putra. Allah menguji Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putra yang dikasihinya sebagai tebusan atas nazar tersebut. Sungguh ujian yang sangat berat, namun Nabi Ibrahim, hajar dan Ismail dapat melaluinya dengan baik.

Nabi Muhammad merupakan keturunan dari bangsawan suku Quraiys. Paman-pamannya adalah tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh. Paman nabi Muhammad yaitu: Haris, Abu Thalib (Abdu Manaf), Zubair,  Hamzah, Abu Lahab (Abdul Uzza), Ghaidaq, Muqawwam, Dhirar, `Abbas, Qusam, Abdul Ka`bah dan Hajal (Mughirah). Namun hanya Abbas dan Hamzah saja yang beriman dan menjadi pengikut Nabi Muhammad. Justru yang membuat Nabi Muhammad sedih adalah pamannya Abu Thalib (ayah dari Ali bin Abi Tahlib ra) yang telah membesarkan dan melimndungi Nabi Muhammad, sampai akhir  hayatnya tidak beriman kepada Nabi Muhammad.

Tidak hanya para nabi yang diuji melalui orang dekatnya.  Mereka yang hidupnya meneladani para nabi juga akan diberikan ujian yang serupa dengan mereka.

Sebut saja para shahabat nabi radhiyallahu 'anhum ajma'in juga mengalami ujian dari orang-orang dekatnya.  Umar bin Khattab RA.  Sang Amirul mukminin saja pernah dberikan ujian berupa kemarahan dan omelan dari istrinya sendiri.  Tapi itu tidak sedikitpun mengurangi kemuliaan beliau.

Generasi setelah mereka pun demikian adanya. Para Ulama waratsatul anbiya juga tidak sunyi dari cerita ujian orang-orang dekatnya.


Contoh kecil saja misalnya. Imam Syibawaihi seorang Ulama pakar Nahwu muda dan rupawan suatu ketika beliau menikah dengan seorang perempuan yg sangat mencintai Imam Syibawaihi.

saat itu kebetulan Sang Iman Nahwu sedang sibuk dan asyik mengarang kitab tentang ilmu nahwu sehingga tidak ada waktu lagi bercinta dan memadu kasih dengan istrinya. Siang malam hanya berpikir dan menulis saja.

Suatu hari sang imam keluar menuju pasar karena ada hajat dan keperluan sedang dirumah sang istri yg kecewa dan cemburu lantas membakar kitab yg sedang akan dirampungkan suaminya.

Sepulang dari pasar sang Imam Nahwu menjumpai kitabnya sudah habis menjadi abu.  Lalu beliau pingsan dan ketika sadar istrinya langsung ditalaknya.

Kata Ulama telah hilang sebagian besar ilmu Syibawaihi yg beliau belajar sama Imam Khalil karena dibakar istrinya. itulah ujian seorang Ulama.

Anak dan Istri adalah Ujian. Namun jika kita sabar menghadapinya buahnya adalah surga.  Kita harus sadari bersama, ujian terberat yang dirasakan oleh orang beriman justru dari keluarga sendiri.

Hal ini karena anak dan istri memiliki ikatan emosional yang kuat denga diri kita. Sampai-sampai Allah memperingatkan kita dengan beberapa firmanNya :

_"Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS 64:14)_

_"Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. " (QS 8:28)_

_"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS 63:9)_

Kedua ayat tersebut sangat jelas menggambarkan bahwa anak, istri dan harta akan menjadi bagian dari ujian yang diberikan oleh Allah untuk lebih mendekatkan diri pada Allah atau kita semakin jauh dari Allah.


Filosofi Ujian bagi Orang yang Beriman adalah seperti kata  Pepatah inggris *"No pain No Gain"* artinya *'tidak ada kesenangan tanpa dicapai dengan susah payah"*.

Demikian juga dengan orang beriman, karena Allah SWT tidak akan menggratiskan tiket masuk surga tanpa bayaran pahala. Allah tidak akan menaikkan level game kehidupan kita tanpa terlebih dahulu melewati ujian keimanan kita sesuai dengan firman Allah SWT.

_"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." (QS 3:186)_

_"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS 21:35)_

_"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS2:155)_

_"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (QS 67:2)_

_"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. " (QS 2: 214)_

_"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS 29:2-3)_

_"Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat." (QS 25:20)_

Beberapa Hadist Rasulullah Muhammad SAW juga menegaskan tentang ujian kehidupan bagi orang yang beriman

_" Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapai - nya dengan amal-amal kebaikkannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu." (HR. At Thabrani)_

_"Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan kepada-nya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberian-Nya. Kalau dia tidak ridho dengan pem berian-Nya maka Allah tidak memberi -nya berkah.  (HR. Ahmad)._

_Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasululloh saw. bersabda , “ Ujian akan selalu menyertai hidup orang mu’min , entah pada dirinya , anak-nya maupun hartanya sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan terbebas dari dosa.”  (HR. Turmudzi)_

_"Apabila Allah menyenangi hamba-Nya , maka dia diuji , agar Allah mendengar permohonannya ( kerendahan dirinya )." (HR.Al Baihaqi)_

_"Apabila Aku menguji hamba-KU dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. " (HR.Ahmad)_

_"Janganlah ada orang yang menginginkan mati karena kesusahan yang diderita - nya , Apabila harus melakukannya , hendaklah dia cukup berkata, : “ Ya Allah , tetap hidupkan aku selama kehidupan itu baik bagiku , & wafatkanlah aku jika kematian baik untukku. " (HR. Bukhari)_

_"Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit , kelelahan (kepayahan) diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampaipun duri yang menusuk tubuhnya kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya." ( HR. Al Bukhari )_

_"Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum – Allah menguji mereka. Barang siapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barang siapa murka maka baginya murka Allah." (HR. Attirmidzi)._


_Akhirnya, semoga segala ujian yang datang menjadikan kita semakin bijak dan sabar dalam menghadapinya._

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...