Kamis, 27 Februari 2020

KENAPA KITA HARUS MEMILIH ISLAM?


*Oleh : Abu Afra*

_t.me/AbuAfraOfficial_
_https://ustadzfitrianto.blogspot.com_

Dalam sebuah majelis mudzakarah yang dihadiri oleh mayoritas jamaah remaja, terlontarlah sebuah pertanyaan menarik, _" Ustadz kenapa sih kita harus memilih Islam sebagai agama kita? apakah karena orang tua kita Islam? Lantas bagaimana kalau orang tua kita non muslim? Maka tidak salah dong kalau kita memgikuti juga agama mereka?"._

Pertanyaan yang sangat mendasar yang memang harus dijawab oleh setiap kita yang ingin kokoh dalam beragama.  Jika jawabannya tidak memuaskan akal kita akibatnya maka akan berbahaya.

Seseorang yang tak memiliki alasan kuat dalam beriman, maka bisa dipastikan imannya akan mudah goyah.  Inilah kenapa sangat penting bagi kita untuk mencari sendiri bukti yang pasti dalam beriman dan berislam.

Baiklah mari kita coba jawab pertanyaan tersebut secara perlahan.  Kalau kita lihat di dunia ini ada banyak agama yang ditawarkan kepada kita.  Bahkan ada pula pilihan untuk tidak beragama sekalipun.

Kemudian kalau kita perhatikan di dunia ini, maka ada beberapa alasan yang melatarbelakangi orang dalam memeluk satu agama. 

Diantaranya ada orang yang beragama karena keturunan seperti yang disampaikan oleh penanya tadi. Berhubung orang tua kita muslim lalu secara otomatis kita pun menjadi muslim.  Lantas bagaimana jika kita terlahir dari rahim seorang non muslim?

Maka tentu ceritanya akan berbeda.  Inilah kenapa alasan keturunan tidak bisa diterima dalam beragama.  Jika ini diteruskan maka akan berbahaya bagi kita.  Iman kita akan mudah goyah jika orang tua mengajak berpindah agama.

Kita terlahir dari orang tua yang muslim adalah takdir bukan pilihan.  Maka terkait ini sikap kita adalah mensyukurinya. Hanya saja tidak cukup beragama bermodalkan itu saja.

Ada pula orang beragama karena faktor keajaiban.  Hal-hal yang menakjubkan yang ada pada suatu agama.  Ini yang paling umum terjadi pada manusia.  Motif ini biasanya muncul dari naluri beragama yang telah ada di dalam diri manusia.

Motif ini jika dibiarkan begitu saja akan menjadikan manusia tersesat dalam beragama.  Karena setiap agama atau kepercayaan yang diyakini walaupun mungkin salah akan menghasilkan keajaiban kadang-kadang.

Lihat saja misalkan keyakinan orang-orang Budha yang bisa bertapa tanpa makan dalam beberapa lama lalu hasilnya mereka memiliki energi yang tidak biasa.  Kepercayaan orang pedalaman kalimantan dengan kaharingannya menghasilkan kesaktian yang melawan kebiasaan.  Lantas apakah itu cukup sebagai bukti kebenaran?

Jika kita tetap konsisten menjadikan keajaiban sebagai motif beragama.  Maka resikonya adalah kita akan mudah berpindah-pindah agama.

Adapula orang beragama karena rasa tentram.  Ini biasanya dirasakan mereka yang taat dalam agamanya.  Rajin mendatangi tempat ibadah mereka.  Apapun agamanya bisa saja ketentraman akan didapatkan.  Tapi apakah ini bisa menjadi bukti agamanya benar? belum tentu!

Di dalam Islam ketentraman hati itu bukan satu-satunya standar kebenaran.  Dia hanya menjadi sebagaian komponen saja.  Ketentraman dalam beribadah itu fungsinya sebagai penambah daya iman bukan pembentuknya.

Rasa tentram ketika mengingat Tuhan adalah fitrah manusia ketika beribadah.  Jika ini didapat pada setiap agama berarti bukan ini ukuran kebenaran.

Maka apa sebenarnya ukuran kebenaran paling kuat dalam beriman? Jawabannya ada dua saja.  Yang pertama adalah ukuran yang berasal dari pemikiran atau akal manusia.  Yang kedua adalah wahyu dari Sang Pencipta.

Jika kita mau menggunakan akal kita dengan sebaik-baiknya, maka percayalah bukti kebenaran Islam pasti kita temukan.  Karena di dalam Islam memang demikianlah seharusnya orang beragama.

Hal pertama yang harus dilakukan manusia ketika dia ingin mencari kebenaran Islam adalah berfikir secara mendalam.

Apa yang harusnya dia pikirkan? Tentang Tuhan, apakah benar adanya atau hanya hayalan saja.  Maka buktikanlah sendiri bukan dengan sekedar ikut-ikutan saja.  Haram hukumnya ikut-ikutan dalam perkara aqidah.

Coba perhatikan, alam semesta ini! begitu teraturnya, mungkinkah dia ada dengan sendirinya? lihat diri anda yang begitu sempurna.  Tidak ada yang serupa dengan anda di dunia ini.  Apakah tidak ada yang mencipta?

Akal kita akan dengan sendirinya menjawab pasti ada penciptanya, dialah Allah SWT.  Dari mana kita tahunya? dari Al Qur'an.  Lantas kenapa kita harus mempercayainya?

Mari kita buktikan, Al Qur'an mengajarkan kepada kita bahwa Allah nama Tuhan kita.  Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan.  Dan tidak ada satupun yang sebanding dengan-Nya.  Lihat QS. Al Ikhlas ayat 1- 4.

Ini jelas berbeda dengan konsep ketuhanan yang ada pada agama manapun.  Karena yang lain mengajarkan Tuhan itu lebih dari satu.

Padahal seharusnya yang namanya Tuhan itu harus berbeda dengan ciptaannya.  Tentu konsep Tuhan itu satu adalah lebih mudah diterima akal kita.  Apalagi jika dikaitkan dengan sifat Maha Kuasanya.

Tidak mungkin Tuhan itu lebih dari satu.  Karena jika begitu artinya Tuhan itu masih lemah dan bergantung pada yang lainnya.  Ini jelas tidak layak ada pada Tuhan.

Dari sini saja kita bisa melihat betapa konsep ketuhanan di dalam Islam itu sejalan dengan akal kita.  Kemudian lagi tidak bertentangan dengan fitrah manusia.  Dengan demikian akan lebih menentramkan hati kita.  Inilah kebenaran yang sesungguhnya.

Belum lagi jika kita mau mengkaji sisi lainnya.  Semisal kelengkapan syariat-Nya.  Niscaya kita akan temukan Islam itu sebuah ajaran yang begitu lengkapnya.

```Karena itulah Islam layak untuk kita pilih sebagai agama.  Karena di Islam lah kebenaran mutlak itu adanya.```

Allah Azza wa Jalla berfirman:

*إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ*

_“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”_ *[Ali ‘Imran: 19*]

Allah Azza wa Jalla berfirman:

*أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ*

_“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang ada dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembalikan ?”_ *[Ali ‘Imran: 83*]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

*وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ*

_“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.”_ *[Ali ‘Imran: 85]*

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

*َاْلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى.*

_“Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.”_

*Wallahu 'alam bis showab*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...