Sabtu, 22 Februari 2020

POLA INTERAKSI SYAR'I, SOLUSI PERGAULAN BEBAS DI ZAMAN INI


*Oleh : Abu Afra*
_t.me/AbuAfraOfficial_

Islam itu datang dengan solusi atas segala persoalan hidup.  Inilah salah satu fungsi risalah Islam yang kini banyak dilupakan.  Hal ini terjadi karena masuknya ideologi sekuler ke dalam tubuh kaum muslimin.

Sebagai akibatnya, seolah-olah Islam hanya sekumpulan teori yang tidak nyambung dengan realitas kehidupan.  Islam dipandang hanya sebatas agama ritual belaka sehingga tidak ada bedanya dengan agama lainnya.

Padahal jelas sekali Islam itu berbeda.  Islam memiliki sistem kehidupan yang lengkap dan komprehensif.  Salah satu syariat Allah yang sangat luar biasa adalah terkait pemgaturan hubungan manusia dengan sesama mereka (علقۃ الانسان لغيره).

Kita ini sebagai manusia pasti berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita.  Rupanya di dalam Islam terkait hal itu pun ada aturannya.

Ada namanya _Nizham Al Ijtima'_ atau sistem pergaulan di dalam Islam.  Lebih khusus lagi terkait interaksi pria dan wanita.  Diatur sedemikian rupa agar menghasilkan interaksi yang berkualitas dan menunjang kehidupan yang positif.

Tidak seperti sekarang yang mana hubungan interaksi antar manusia lebih banyak diwarnai oleh kepentingan.  Jauh sekali dari nilai-nilai ajaran Islam.

Maka wajar saja jika dampaknya juga sangat terasa.  Kerusakan moral sedemikian parahnya.  Tindakan asusila dimana-mana ada.  Keamanan serasa tercerabut dari dada kita.

Hubungan interaksi pria dan wanita lebih banyak didasari pada sisi seksualitas semata.  Wanita dipandang hanya sebagai komoditas pemuas nafsu lelaki.  Bahkan tidak jarang dijadikan _icon_ jualan suatu produk.

Di dalam Islam posisi wanita begitu dimuliakan.  Sehingga dalam hubungan interaksi pria wanita pun diatur sedemikian rupa.  Tujuannya tentu agar tidak terjadi kerusakan di masyarakat.

Islam tidak membiarkan hubungan interaksi pria dan wanita sebebas-bebasnya.  Namun juga tidak mengekangnya seperti para _rahib_ dan pendeta.

Allah SWT sebagai pencipta manusia, Maha Mengetahui bahwa manusia telah dibekali naluri terhadap lawan jenisnya.  Maka tidaklah manusia itu terlahir ke dunia itu kecuali dia akan cenderung menyukai berdekat-dekat terhadap lawan jenisnya. 

Adanya naluri ini diberikan oleh Allah SWT untuk melanjutkan eksistensi manusia itu sendiri.  Dengan adanya naluri ini maka terjadilah regenerasi kehidupan manusia.

Maka Allah tetapkan syariat pernikahan sebagai wadah interaksi terbaik laki-laki dan perempuan.  Dalam ikatan ini laki-laki dan perempuan berinteraksi layaknya sahabat karib.  Saling melengkapi satu dengan lainnya.

Adapun selain ikatan ini ada ikatan mahram namamya.  Dimana mereka diikat dengan ikatan nasab dan hubungan silaturrahim.  Saling asah dan asuh demi terwujudnya keluarga yang kuat dan berkualitas.

Demi mengamankan berbagai ikatan keluarga, lalu Allah SWT tetapkan syariat lain untuk menjaganya.  Ada syariat tentang *ghadhal bashar* _(menjaga pandangan)_  dan kewajiban _menutup aurat_ bagi laki-laki dan perempuan.

Selain itu juga ditetapkan oleh Allah SWT larangan _berkhalwat (bersepi-sepi)_ dan _ikhtilat(bercampur baur)_ dengan lawan jenis yang bukan mahramnya.

Tujuannya demi menjaga manusia dari penyimpangan interaksi yang justru akan membahayakan mereka.  Ada pula syariat tentang _wilayatul 'amm_ dan _wilayatul khas_ dalam pola interaksi kita.

Luar biasa Islam ini dalam menjaga ummatnya.  Langkah-langkah preventif telah disiapkan demi keharmonisan hubungan antar masyarakat.  Tidak seperti pola interaksi saat ini yang semau gue.

Allah SWT juga telah membatasi hubungan interaksi pria dan wanita sesuai dengan kebutuhan (hajat) nya.  Semisal dalam dunia pendidikan, jual beli, pengobatan dan peradilan.

Di luar itu semua, maka interaksi pria dan wanita di dalam Islam kembali terpisah.  Hal ini agar interaksi yang terjadi adalah interaksi yang wajar.

Karena jika dibiarkan terjadi interaksi pria dan wanita tanpa adanya hajat-hajat syar'i disitulah akan muncul dominasi naluri.  Yang lebih banyak diwarnai oleh dorongan seksualitas belaka.  Dan ini akan berbahaya bagi kemuliaan seorang muslim maupun muslimah yang bertaqwa.

Lihatlah betapa Islam luar biasa menjaga kita semuanya.  Jika ini diterapkan dalam kehidupan, maka tidak akan terjadi yang namanya perzinahan.  Hubungan tanpa status semacam pacaran.  Atau penyimpangan interaksi lainnya.

Dengan demikian manusia akan bisa lebih fokus dan produktif dalam kehidupan mereka.  Tidak akan tersibukan dengan masalah hati yang tidak perlu.  Galau ditinggal kekasih atau patah hati lalu mau bunuh diri.  Ini semua tidak akan terjadi jika interaksi kita sudah syar'i.

Maka marilah kita mulai terapkan interaksi kita terhadap lawan jenis secara syar'i.  Karena disitulah jalan keselamatan itu telah Allah siapkan.  Selanjutkan berjuanglah bersama saudara-saudara kita yang lainnya untuk menciptakan lingkungan Islami dalam naungan syariah dan khilafah.

*Ihdinas shirotal mustaqiim.*

1 komentar:

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...