Selasa, 25 Februari 2020

BENARKAH DAKWAH ISLAM KAFFAH ITU MEMECAH BELAH?




Oleh : Abu Afra*
                        _t.me/AbuAfraOfficial_

Baru-baru ini muncul lagi sebuah tulisan yang mencoba mengcounter opini dukungan abah guru Sekumpul terhadap penerapan syariat Islam secara kaffah.  Dimana statement beliau ini telah maklum dan beredar luas di masyarakat melalui media sosial yang ada.

Kebenaran tidaklah bisa disimpan.  Sesuatu yang berharga akan tetap dicari dan diikuti oleh manusia.  Sebaliknya sesuatu yang busuk pastilah lapuk dan jadi barang rongsok.  Ide tentang *sekularisme yang mencoba memisahkan agama dengan kehidupan* pasti akan hilang dan dilupakan.

Ada anggapan bahwa dakwah Islam kaffah yang menyeru manusia kepada penerapan syariat Islam secara totalitas itu sebuah tindakan propaganda menyesatkan.  Lalu diframing seolah-olah ini tidak sejalan dengan ulama yang dituakan.  Benarkah demikian?

Mari kita kaji secara mendalam dengan hati dan pikiran yang lapang. Jika memang benar perjuangan umat Islam untuk menerapkan syariat Islam di negeri ini tidak sejalan dengan manhaj para auliya, mengapa keluar statement beliau yang begitu jelas dan terangnya?

Katakanlah yang dimaksud beliau bukan seperti yang diinginkan oleh kita.  Lalu bedanya dimana? pada syariatnya atau pada uslubnya saja?  Saya meyakini tidak ada perbedaan syariat Islam yang dimaksud abah guru dengan apa yang kami pahami.

Jadi aneh jika anda menolak syariat Islam dengan alasan bisa memecah belah bangsa.  Padahal kata beliau yang senantiasa didengar dan ditaati nasehatnya, Dunia ini tidak akan sejahtera dan aman sentosa kecuali dengan Syariat-Nya Allah Ta'ala saja.

Okelah mungkin dari sisi metode penerapannya berbeda.  Namun apakah lantas perbedaan tersebut layak menjadi alasan untuk melakukan penjegalan dan framing menyesatkan.

Suka atau tidak, cepat atau lambat ummat ini akan tersadar juga.  Syariat Islam pasti akan tegak menjulang.  Terformalisasi dalam sistem pemerintahan sebagai janji Rasulullah dalam bisyarah beliau yang dirindukan setiap orang beriman.

Tidak layak bagi kita yang mengaku cinta terhadap Rasulullah SAW namun ada perasaan berat hati dengan seruan Islam secara keseluruhan.

*فَلاَ وَرَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ حَتَّىَ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجاً مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسْلِيماً*

_“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya"._
*(QS. An Nisaa’:65)*

Allah Ta’ala juga berfirman,

*وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ*

_“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya"._
*(QS. Al Hasyr :7)*

*وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً*

_“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah tersesat dengan kesesatan yang nyata”_
*(QS. Al Ahzab:36)*

*مَّنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللّهَ وَمَن تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظاً*

_“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka"._
 *(QS. An Nisaa’:80)*.

Mungkin saat ini berat bagi kita untuk melaksanakannya.  Namun kesulitan itu bukanlah alasan untuk melakukan penolakan.  Justru seharusnya kesulitan itu dijadikan tantangan untuk membangun sinergi dengan seluruh komponen ummat Islam agar setiap kewajiban syariat itu dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.

Aneh sungguh ketika mengaku pecinta Al Musthofa tapi menyelisihi hukum dan ketentuannya. Sudahlah jangan dengarkan mereka yang membisik-bisikan keraguan terhadap keagungan syariat Islam.  Walaupun dengan alasan persatuan dan kesatuan dan menghindari perpecahan.

Ingatlah dengan sabda baginda Nabi SAW dalam salah satu haditsnya yang mulia :

*إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى  الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ  لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ   مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ  أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ*

_Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati"._
*(HR. Bukhari dan Muslim)*

*Wallahu musta'an*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...