Selasa, 18 Februari 2020

PERAN PARA DOKTER DAN PRAKTISI KESEHATAN DALAM DUNIA PERGERAKAN ISLAM


*Oleh : Abu Afra*
_t.me/AbuAfraOfficial_

Seringkali kita terkaget-kaget dengan datangnya penyakit.  Tiba-tiba saja menyerang tubuh kita. Padahal selama ini kita sendiri lah yang menanam bibit penyakit tersebut secara tidak sadar.

Ini yang terjadi pada kebanyakan kita, terutama yang masih awam dalam ilmu kedokteran atau kesehatan.  Bahkan tidak jarang sebagian orang yang berkecimpung di dunia kesehatan pun atau mereka yang termasuk care dengan pola hidup sehat tidak sadar bahwa dia menderita suatu penyakit yang berbahaya. 

Contoh kasus baru-baru ini suami penyanyi Bunga Citra Lestari (BCL) disebut meninggal dunia akibat serangan jantung. Padahal pesohor berusia 40 tahun itu dikenal rajin berolahraga. Tubuhnya pun terlihat sangat bugar. Namun siapa sangka dia punya penyakit jantung.

Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu Ta'ala berkata,

*لا أعلم علما بعد الحلال والحرام أنبل من الطب إلا أن أهل الكتاب قد غلبونا عليه.*

_“Saya tidak mengetahui sebuah ilmu -setelah ilmu halal dan haram- yang lebih berharga yaitu ilmu kedokteran, akan tetapi ahli kitab telah mengalahkan kita”_

*[Siyar A’lam An-Nubala 8/528, Darul Hadits, Koiro, 1427 H, syamilah].*

Imam Asy Syafi'i rahimahullahu ta'ala banyak memberikan pelajaran kepada kita terkait pentingnya menjaga kesehatan.

Dalam catatan sejarahnya, Imam Syafi’i pernah terkena penyakit  wasir yang cukup berat, dan tetap begitu hingga terkadang jika beliau naik kendaraan darahnya mengalir mengenai celananya bahkan mengenai pelana dan kaus kakinya. Wasir ini benar-benar menyulitkan beliau selama hampir empat tahun.

Beliau juga berkata,

*لا تسكنن بلدا لا يكون فيه عالم يفتيك عن دينك، ولا طبيب ينبئك عن أمر بدنك*

_“Janganlah sekali-kali engkau tinggal di suatu negeri yang tidak ada di sana ulama yang bisa memberikan fatwa dalam masalah agama, dan juga tidak ada dokter yang memberitahukan mengenai keadaan (kesehatan) badanmu.”_

Beliau mewanti - wanti kepada kita semuanya, agar berhati - hati dengan masalah kesehatan ini.  Karena pengalaman telah mengajarkan kepada beliau bahwa masalah kesehatan akan menghambat produktifitas dalam beramal sholih.

Imam Syafi’i juga berkata,

*إنما العلم علمان: علم الدين، وعلم الدنيا، فالعلم الذي للدين هو: الفقه، والعلم الذي للدنيا هو: الطب.*

_“Ilmu itu ada dua: ilmu agama dan ilmu dunia, ilmu agama yaitu fikh (fikih akbar: aqidah, fikih ashgar: fiqh ibadah dan muamalah, pent). Sedangkan ilmu untuk dunia adalah ilmu kedokteran.”_

*(Adab  Asy-Syafi’i wa manaqibuhu hal. 244, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, cet. I, 1424 H, syamilah).*

Yang sangat memahami dunia kesehatan ini tentu adalah para dokter.  Maka memahami dunia kedokteran menjadi fardhu kifayah di dalam Islam.  Oleh sebab itulah, perhatian terhadap dunia kedokteran juga sangat besar di dalam Islam.

Kita mengenal bapak dunia kedokteran dunia adalah orang Islam, Ibnu Sina namanya.  Belum lagi rata-rata ilmuan dan ulama zaman dulu, sebagian diantara mereka juga ahli dalam bidang kedokteran.

Maka setidaknya untuk zaman ini, perlu adanya sinergy yang baik antara para dokter muslim dan praktisi kesehatan dengan para Ulama.  Agar masalah kesehatan yang bisa menghambat lajunya gerak dakwah bisa diminimalisir.
Memang fitrah manusia yang membutuhkan ilmu kedokteran.

Dalam kitab sejarah dituliskan,

*وقد ارتفعت مكانة الطبيب في المجتمع الإسلامي ، وأصبح أقرب الناس إلى الخليفة والحاكم ، بل من الأطباء من أصبحوا من الوزراء الموثوق بهم*

“Dokter/tabib memiliki kedudukan yang tinggi dalam masyarakat Islam. Mereka menjadi salah satu orang yang dekat dengan para khalifah dan hakim. Bahakan ada di antara para dokter/tabib yang menjadi menteri yang terpercaya.”

Hanya saja tidak semua dari kita memiliki akses untuk menimba ilmu kedokteran.  Karena memang harga ilmu kedokteran saat ini terbilang mahal.  Terutama dalam dunia kampus dan biaya pendidikan akademiknya.

Namun beruntungnya saat ini, kita cukup dibantu dengan adanya internet.  Dimana keterbukaan informasi begitu masifnya.  Sehingga ilmu apa saja bisa didapatkan dengan mudah asal ada kouta.  Termasuk ilmu kedokteran pun bisa kita akses disana.

Setidaknya kaum muslimin terlebih lagi para Ulama dan aktifis Islam harus paham perkara-perkara mendasar terkait kesehatan dan ilmu kedokteran. 

Diniatkan untuk ikhtiar menjaga produktifitas dalam beramal ibadah.  Insya Allah akan menjadi pahala yang berlimpah ruah.

Bagi para dokter kiranya perlu untuk mendedikasikan ilmunya demi kemajuan Islam.  Bukan hanya untuk materi dunia belaka.  Diantara caranya adalah dengan berkhidmah kepada para ulama dan aktifis pergerakan Islam.

Saat ini sudah ada wadah-wadah organisasi kesehatan yang mengarah kesana.  Diantaranya seperti *HELPS* misalnya atau *HILMI* dan sebagainya.

Bagi anda yang belum bergabung menjadi relawan kebaikan demi maju dan tegaknya Islam.  Sudah saatnya anda ambil bagian.  Demi masa depan akhirat anda yang lebih menjanjikan.

Kelak kita akan ditanya mengenai ilmu kita.  Apakah sudah digunakan untuk yang semestinya ataukah belum.  Lihatlah para Ulama dan aktifis pergerakan.  Mereka telah mengorbankan seluruhnya untuk Islam.

Tidurnya mereka bisa jadi sangat sedikit. Fisik mereka lelah luar biasa. Otak mereka tak pernah berhenti bekerja. Nutrisi makanan mereka terkadang apa adanya dan jauh dari kata cukup. Pola hidup ideal kadang tidak terperhatikan.

Perhatian mereka lebih terpusat pada kebangkitan ummat.  Maka tugas andalah wahai para dokter dan praktisi kesehatan lainnya. Jika anda belum mampu terjun langsung di medan dakwah sebagaimana sebagian dari saudara-anda yang telah memulainya.  Maka hendaklah anda berkhidmat pada para Ulama dan para aktifisnya.

Bagaimana agar tugas dakwah mereka tetap dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.

_"Barang siapa berkhidmat untuk Allah, niscaya segala sesuatu akan berkhidmat untuk dirinya. Siapa yang menangis karena Allah, segala sesuatu akan menangis karena melihatnya"⁣_

*[Yahya bin Mu’adz]⁣*

Imam Ali karamallahu wajhah mengatakan,

 _"Barang siapa berkhidmat untuk dunia, maka dunia itu akan memperbudaknya.'_

Pilihan ada di tangan kita, silahkan mau pilih yang mana!  Yang pasti menyibukkan diri untuk membantu orang-orang muslim adalah ibadah. Terutama khidmah/mengabdikan diri kepada para ulama ahli fikih, ulama ahli tasawwuf dan juga para pemuka agama serta aktifis Islam.

Didalam hadis disebutkan,

*من خدم عالما سبعة أيام فكأنما خدم لله تعالى سبعة آلاف سنة.*

```Siapapun yang mengabdikan dirinya kepada orang 'alim selama tujuh hari, maka seolah-olah ia telah mengabdikan diri karena Allah selama 7000 tahun.```

*(Kifayah al atqiya':60)*

_Wallahu 'alam bishowab_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...