Senin, 03 Februari 2020

HIKMAH TERSEMBUNYI DI BALIK WABAH CORONA


_Oleh  : Abu Afra_
*t.me/AbuAfraOfficial*

Wabah virus corona yang menyebar di Wuhan China menjadi momok tersendiri bagi warga negeri +62.  Pasalnya di negeri ini juga banyak bertebaran warga china.  Mulai dari ujung Timur sampai Baratnya.

Ketakutan akan terjangkiti virus mematikan ini sampai pada titik penolakan WNI sendiri yang dipulangkan dari Wuhan.  Warga Natuna berdemo menyampaikan aspirasi mereka.  Protes keras karena wilayah mereka dijadikan tempat karantina oleh pemerintah pusat.

Berbagai alasan telah dikemukakan untuk meluluhkan hati masyarakat dilakukan oleh Pemerintah.  Dalam hal ini Menkes RI dr.Terawan turun langsung ke masyarakat Natuna menjelaskan tentang fakta sebenarnya.

Panglima TNI dan Jubir Kepresidenan pun satu suara.  Mereka sampaikan ke khalayak bahwa WNI yang di evakuasi dari Wuhan dalam kondisi sehat dan baik-baik saja.  Hanya saja demi keamanan, maka mereka untuk sementara dikarantina di Natuna.

Kenapa Natuna di pilih? Karena berdasar pertimbangan pemerintah disana adalah lokasi paling strategis dan aman.  Disebabkan fasilitas dan segala sesuatunya telah disiapkan di pangkalan Udara milik TNI.

Terlepas dari pro kontra masyarakat Natuna dan sikap pemerintah dalam menangani penyebaran virus corona ini.  Ada beberapa yang ingin kami ulas dalam tulisan ini.

Yang pertama, adanya penyebaran virus corona di Wuhan China telah membuka mata dunia bahwa ternyata apa yang dilarang oleh syariat Islam itu memanglah mendatangkan bahaya.  Sebagaimana diberitakan di media.  Sumber awal penyebaran virus corona itu adalah karena kebiasaan warga Wuhan China yang suka mengkonsumsi makanan-makanan ekstrim semisal kelelawar, tikus, ular, dan lain sebagainya.

Kita tahu di dalam syariat Islam hewan-hewan tersebut diharamkan secara mutlak untuk dikonsumsi. Sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits shahih. Diantaranya Dari Abu Tsa’labah Al-Husyani Radhiyallahu ‘anhu berkata :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – نَهَى عَنْ أَكْلِ كُلِّ ذِى نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ .

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari memakan setiap binatang buas yang bertaring”

Hadits Shahih Riwayat Imam Bukhari No. 5530.

Kemudian yang kedua, Penyebaran virus corona ini juga membuka mata dunia mengenai sisi negatif budaya China.  Dimana akhir-akhir ini banyak negara berkembang termasuk Indonesia begitu terkagum-kagum dengannya.  Bahkan membuka pintu kerjasama selebar-lebarnya dari sisi investasi maupun pendidikannya.

China yang dianggap begitu maju telah lumayan berhasil melakukan berbagai invasi ekonominya melalui utang-utang yang digelontorkannya.

Melalui utang inilah, mereka berhasil menaklukan banyak negeri dan menguasainya.  Negeri inipun hampir-hampir terancam oleh dominasi China.

Tapi rupanya Allah SWT punya sejuta rahasia.  Virus corona ini sedikit banyak telah mengacaukan rencana-rencana jahat Imperealis komunis China.

Setidaknya mereka kini disibukan dengan urusan dalam negeri mereka sendiri.  Dan di dunia Internasional negeri-negeri yang tadinya menghiba dan menghamba mulai jaga jarak bahkan cenderung dikucilkan.

Yang Ketiga, peristiwa penyebaran virus corona ini juga membuka mata dunia bagaimana cara Allah mengatasi ledakan populasi di China yang selama ini menjadi masalah besar di negeri Tirai bambu tersebut.  Banyaknya korban jiwa telah merenggut banyak nyawa.  Wabah ini pun menjadi balasan yang setimpal atas perlakuan mereka terhadap muslim Uighur di Xin Jhiang.

Kemudian yang keempat, terkait penanganan sebuah negara dalam mengatasi wabah semacam ini sebenarnya sudah di jelaskan di dalam Islam.

Wabah atau penyakit menular, sudah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, wabah yang cukup dikenal adalah pes dan lepra. Nabi pun melarang umatnya untuk memasuki daerah yang terkena wabah, apakah itu pes, lepra, maupun penyakit menular lain.

Rasulullah bersabda, ```"Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kelian meninggalkan tempat itu,"_``` *(Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)*

Ini merupakan metode karantina yang telah diperintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mencegah wabah tersebut menjalar ke negara-negara lain. Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Nabi Muhammad mendirikan tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah dan menjanjikan bahwa mereka yang bersabar dan tinggal akan mendapatkan pahala sebagai mujahid di jalan Allah, sedangkan mereka yang melarikan diri dari daerah tersebut diancam malapetaka dan kebinasaan.

Metode Nabi SAW ini jika diterapkan sejatinya akan sangat efektif dan efesien dalam mengatasi penyebaran virus corona.

 Bukannya malah membiarkan warga  suatu negeri yang sudah terindikasi  dengan suatu wabah bebas berkeliaran kemana-mana.  Tentu ini memperbesar bahaya.

Menurut hemat kami wajar saja jika masyarakat Natuna merasa phobia dengan langkah-langkah yang dilakukan pemerintah   Karena tentu siapapun tidak ingin menjadi korban atas wabah yang mematikan.

Alangkah lebih bijak jika program karantina yang ada dilakukan di tempat yang jauh dari keramaian.  Sebagaimana usulan warga Natuna.

Namun apapun yang telah diupayakan semoga memberikan hasil yang terbaik bagi semuanya.  Kita doakan saudara-saudara kita WNI yang dipulangkan dari Wuhan semoga baik-baik saja.  Dan semoga virus mematikan ini tidak lagi tersebar di negeri kita tercinta ini.

Akhirnya, semoga peristiwa ini menyadarkan kita semua akan pentingnya berpedoman pada Syariat Islam dalam mengatur kehidupan.  Agar bahaya demi bahaya yang mengancam kehidupan benar-benar dapat terhindarkan.  Yakinlah Syariat yang datang dari Rabb Semesta alam pasti membawa kebaikan bagi semuanya.

Islam telah memberikan sistem yang menyelamatkan manusia semenjak di dunia hingga nanti di akhirat ketika menghadap Allah SWT.

_Wallahu 'alam bi showab._

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...