Senin, 10 Februari 2020

MENCETAK GENERASI IDEOLOGIS


*Oleh : Abu Afra*
t.me/AbuAfraOfficial

Dalam sebuah taklim seorang ustadz menyampaikan, ```" adik-adik jika pengen dapat adik biologis gampang, tinggal bilang sama umi abinya.  Tetapi jika adik-adik pengen dapat adik ideologis, maka adik-adik harus berjuang sendiri dengan cara aktif berdakwah".```

Kebetulan saat itu jamaahnya adalah para remaja usia sekolah menengah.  Sekiranya jamaahnya adalah bapak-bapak dan ibu-bu, mungkin ustadznya akan bilang dengan redaksi yang lain. 

Mencetak generasi memanglah terbagi menjadi dua cara.  Bisa dengan cara biologis, bisa pula dengan cara ideologis. Dua-duanya penting dan perlu ilmu tentunya.

Sebagaimana dikatakan :
 :

*من أراد الدنيا فعليه بالعلم، ومن أراد الآخرة فعليه بالعلم، ومن أراد الدنيا والآخرة فعليه بالعلم*

_“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu”._


Secara sunnah pun keduanya memiliki dasar di dalam agama.  Memperbanyak keturunan salah satu sunnah baginda Nabi SAW.  Membentuk kader-kader Islam yang ideologis juga pekerjaan yang diwariskan oleh para Nabi.

*عن أنس بن مالك قال كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُ بِالبَاءَةِ وَيَنْهَى عَنِ التَّبَتُّلِ نَهْيًا شَدِيْدًا وَيَقُوْلُ تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرُ الْأَنْبِيَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ*

_Dari Anas bin Malik berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras untuk membujang dan berkata, ‘Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan para nabi pada hari kiamat.’ ” (HR .Ibnu Hibban 9/338, Irwa’ no 1784)_

Jika anda ingin memiliki anak yang sah secara biologis.  Syarat pertama anda harus menikah dengan seorang wanita.  Kemudian menjalani kehidupan khusus sebagaimana pasangan suami isteri.

Namun ketika anda menginginkan anak ideologis.  Anda tidak harus menikah dulu, cukuplah anda menjadi seorang guru yang ideologis.  Menjadi seorang da'i atau da'iyah yang menyeru kepada Islam secara kaffah.

Tentu agar bisa dakwah itu perlu ilmu.  Karena bagaimana mungkin kita bisa menyampaikan sesuatu, sementra kita tidak memiliki sesuatu apapun untuk disampaikan.

Disinilah pentingnya mengikuti pembinaan agar kita menjadi pribadi yang ideologis terlebih dahulu.  Ideologis maknanya memiliki ideologi Islam yang kokoh di dalam dirinya.  Cirinya bersyakhsiyah Islamiyah.  Komponennya ada aqliyah Islamiyah, ada pula nafsiyah Islamiyah.

Syakhsiyah Islamiyah akan kita dapatkan ketika kita mau mengikuti pembinaan.  Mengikuti langkah demi langkah pembentukan syakhsiyah secara sabar dan istiqomah.  Memang tidak mudah prosesnya.

Ibaratnya seperti memproses sebuah logam mulia.  Harus disaring dulu, lalu dipisahkan dengan kotoran yang menyertainya.  Hingga lahirlah sebuah logam mulia yang harganya tidak sama dengan batuan biasa.

Begitulah proses pembinaan terjadi.  Kita akan dibersihkan dari segala pemikiran yang tidak Islami.  Perilaku kita juga akan ditata sedemikian rupa agar sejalan dengan syariat Islam.  Hingga lahirlah sosok menawan berkepribadian Islam.

Sosok manusia langka di zaman serba bisa seperti sekarang ini.  Dimana bisa saja orang memiliki ilmu dan kedudukan yang tinggi di hadapan manusia namun tidak selamat dari aib dan cela.  Lidahnya ringan berdusta, hatinya kosong dari rasa muraqabah.  Bak manusia serigala berbulu domba.

Tentu kita tidak ingin generasi penerus kita memiliki karakter seperti mereka.  Iya, seperti mereka yang bilang paling merakyat tapi hobinya makan uang rakyat.  Atau yang teriak-teriak kami Pancasila tapi di belakang berbuat nista.

Sejahat-jahatnya anda, pastilah menginginkan generasi penerus yang kuat kepribadiannya.  Tak goyah walau digoda susah ataupun mewah.  Generasi pelanjut estafet peradaban mulia.  Pengemban tugas mulia para Anbiya.

Inilah yang kami maksud sebagai anak ideologis.  Generasi yang kita bina sehingga matang syakhsiyah Islamiyahnya.  Lalu ikut bahu-membahu memperkuat Islam dan kaum muslimin dengan dakwahnya.

Mereka yang Allah beri hidayah Iman dan Islam secara sempurna melalui lisan-lisan kita.  Buah pembinaan yang kita lakukan secara konsisten.  Mereka inilah yang kelak menjadi amal jariyah yang tiada putus-putusnya.

Sebagaimana sabda Nabi SAW :

*عَنْ أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ:*

*(صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود)*

_“Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.” (HR Muslim)._

Tidak inginkah kita memiliki anak-anak ideologis itu? Jika kita menginginkannya, maka mulai sekarang bangunlah sebuah komitmen untuk turut berjuang.  Bersamailah mereka yang siang dan malamnya sibuk dengan amal mulia mengembalikan peradaban Islam.  Ikutilah pembinaan, bergabunglah dalam jama'ah dakwah dan jadilah martir perubahan.

Selanjutnya cetaklah generasi penerus perjuangan Islam sebanyak-banyaknya.  Secara biologis maupun ideologis. Kalau bisa dua-duanya, maka tentu luar biasa.

Tidak ada jalan tengah untuk berubah.  Anda hanya bisa memilih menjadi pejuang atau menjadi pecundang.

*SALAM PERUBAHAN!*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...