Sabtu, 08 Februari 2020

SULIT BUKAN BERARTI TAK MUNGKIN


*Oleh : Abu Afra*
_t.me/AbuAfraOfficial_

Sore ini kami berkesempatan silaturrahim ke tempat keluarga di sekitaran simpang empat Banjarbaru.  Kebetulan ketika kami pulang kampung kemaren, kami mendapat informasi bahwa ada saudara sepupu yang mau stay seminggu di kota tempat kami tinggal sekarang.  Qoddarallahu sampai disana tidak ketemu, kabarnya masih seminggu lagi.  Nunggu surat tugas dari atasannya dulu.

Agenda silaturrahim ke tempat keluarga-keluarga dekat merupakan salah satu kebiasaan kami semenjak awal-awal menikah dahulu.  Selain untuk merekatkan ikatan kekeluargaan, juga demi menjalankan salah satu diantara sunnah-sunnah Nabi yang kian jarang dilakukan orang di zaman sekarang. 

Kesibukan seringkali menyita waktu dan energi kita.  Lalu ditambah dengan adanya gadget yang menghubungkan secara daring orang-orang yang tadinya berjauhan.  Lalu menjadi pembenaran oleh sebagian kita untuk tidak saling mengunjungi.

Padahal janji Allah dan rasul-Nya, siapa saja yang rajin mengunjungi saudaranya maka terbukalah pintu rezeki.  Ditambah bonus panjang umurnya, dihindarkan dari takdir yang buruk.  Luar biasa bukan?

Dalam perjalanan pulang dari rumah keluarga yang dikunjungi tadi, kami melihat seorang bapak-bapak dengan sepeda ontel tuanya di jalan Ahmad Yani.  Di sepedanya tertulis "FROM KALTARA" dan dibarengi dengan bendera merah putih yang tertancap di boncengan sepedanya.

Sepertinya beliau memang dari perjalanan jauh.  Sebenarnya terbetik di hati untuk mengabadikan dengan kamera, tapi kondisi hari sudah mulai gelap. 

Dalam asumsi kami bapak ini telah melakukan perjalanan dengan sepeda ontelnya itu dari ujung utara pulau Kalimantan.  Dan saat ini beliau telah sampai di ujung selatan pulau kalimantan.  Luar biasa!  Sesuatu yang amazing sebenarnya.

Di beberapa waktu yang lalu juga viral seorang ayah membonceng anaknya menggunakan sepeda motornya.  Kabar yang beredar beliau melakukan perjalanan ibadah haji dari indonesia menuju Kota Suci hanya dengan bermodalkan sepeda motor yang dinaikinya.

Ternyata apa yang kita anggap mustahil selama ini, bisa saja dilakukan oleh mereka yang memiliki kemauan yang kuat.  Seperti dua kasus tadi, bagi sebagian kita rasanya sulit sekali walau sekedar untuk membayangkannya saja.

Tapi sulit bukan berarti mustahil kan? Seperti kata pepatah Inggris, ```"WHERE THERE IS A WILL, THERE IS A WAY.'```
Semua kemauan itu pasti akan menemukan jalannya.  Pepatah ini pertama kali saya baca ketika dulu masih duduk di bangku SMK. Terpampang jelas di gedung sekolah kami dulu.

Dalam mahfuzhat yang sering kami ajarkan ke anak-anak kami di  sekolah ada ungkapan, *"MAN JADDA WA JADA".*
Siapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti dia bisa mencapai tujuannya.

Kemaren dalam sebuah diskusi di sosial media, ada yang bilang aktifitas perjuangan mendirikan Khilafah dengan cara-cara dakwah fikriyah tanpa kekerasan itu mustahil dan utopis.  Bagaimana mungkin Khilafah tegak tanpa ada kekuatan senjata dan militer?

Kami jawab, Rasulullah SAW ketika mendirikan Daulah Islam di Madinah itu tanpa peperangan.  Belum ada tentara ketika itu.  Beliau hanya menyampaikan risalah Islam ini kepada para pemilik kekuatan yang ada pada ketika itu.

Oleh orang tersebut dikatakan, "Itu khususiyah Nabi SAW saja, sebagai mukjizat bagi beliau". Lalu kami tanya balik, "Mukjizat itu apa dulu? apakah semua aktifitas nabi itu mukjizat?.

Jika demikian bagaimana fungsi Nabi sebagai Uswah yang wajib diikuti oleh ummatnya? Akhirnya dijawab olehnya, mukjizat itu sesuatu yang menyalahi kebiasaan.  Maka aktifitas Nabi menyatukan warga madinah yang ratusan tahun berperang itu sudah di luar kebiasaan manusia biasa.  Ini masuk mukjizat beliau. Maka jika anda ingin mengikuti jejak beliau seperti ini dalam mendirikan Khilafah jelas mustahil. Demikian pungkasnya.

Lalu untuk menjawab syubhat ini, kami nukilkan ta'rif mukjizat dari sebagaian ulama. Diantaranya sebagaimana diungkapkan oleh Syaikh Manna Al Qathan di dalam kitab Mabahits fi ulumil Qur'an.  Kata Beliau mukjizat itu adalah :

*امر خارق للعادۃ مقرون با لتحدي سالم عن المعارض*

```"Suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, dan tidak akan dapat ditandingi."```

Nah dari definisi ini maka Ulama menyimpulkan bahwa mukjizat itu memiliki beberapa unsur, diantaranya :
mukjizat itu haruslah sesuatu yang luar biasa.  Dia mesti keluar dari kaidah sebab akibat.  Kemudian terjadinya oleh mereka yang mengaku sebagai Nabi. Selanjutnya mukijzat itu harus mengandung tantangan terhadap mereka yang meragukan kenabian. Lalu tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani penantangnya. Inilah beberapa unsur yang disebutkan para ulama terkait mukjizat.

Sekarang mari kita teliti faktanya.  Apakah aktifitas tholabun nusrah yang dilakukan Nabi untuk mendirikan daulah di Madinah itu termasuk mukjizat yang tidak bisa di ikuti atau justru dia merupakan bagian dari sunnah atau thoriqoh yang mesti diikuti?

Yang pertama jika kita analisa aktifitas tholabun nushrah itu tidak keluar dari hukum sebab akibat.  Nabi SAW Beberapa kali melakukannya dan beberapa kali pula mendapatkan penolakan.  Sebagaimana diceritakan di banyak sirah. Sebelum akhirnya beliau mendapatkan nasrullah di Madinah.

Selanjutnya aktifitas itu bukan dalam rangka menantang orang-orang kafir yang tidak mau tunduk kepada risalah yang beliau bawa.  Melainkan dalam rangka mengokohkan marwah Islam ini dengan adanya kekuatan fisik berupa Negara.

Jadi, kesimpulannya menurut kami salah kaprah ketika mengatakan seluruh aktifitas Nabi SAW sebagai mukjizat yang tidak bisa diikuti.  Lalu dengan alasan itu mengatakan haram mengikuti sistem yang dicontohkan Nabi. Aduh tepok jidat dah.

Jika demikian, bagaimana fungsi kenabian sebagai teladan bagi ummatnya. Sementara sebagaimana disampaikan oleh Buya Yahya, Nabi diutus itu untuk diikuti.  Bukan sekedar dikagumi saja.

Marilah kita jujur dalam melihat sejarah.  Objektif dalam menyampaikan ke tengah-tengah ummat.  Jika memang itu ajaran Islam yang harus dilaksanakan, janganlah kita katakan itu terlarang.  Masalah sekarang sulit diterapkan, itu perkara lain.  Hanya masalah proses dan waktu saja.

Lihatlah bagaimana ketika perang khandaq terjadi Rasululllah SAW kemudian menyampaikan bisyarah tentang dua kota yang akan ditaklukan.  Padahal ketika itu para sahabat dalam kondisi kelaparan dan ketakutan.  Namun tak menyurutkan keyakinan mereka akan janji Allah dan Rasul-Nya bahwa kemenangan pasti menghampiri kaum muslimin sebagaimana sabdanya.

Jika mentalitas ini yang kita tumbuhkan, maka kebangkitan Islam tinggal menunggu giliran.  Karena kebangkitan itu berawal dari pikiran.  Jika pola pikir ummat masih terjajah pada realitas yang rusak, tentu sulit untuk bisa bangkit dan meraih kemuliaan.

Mari kita berjuang demi tegaknya Islam sebagaimana pernah dirasakan para pendahulu kita.  Sulit bukan berarti tak mungkin.  Not easy but nothing impossible. 

Yakinlah kemenangan itu sangat dekat.  Tahun 2020 adalah tahunnya ummat Islam.  Saatnya kita bangkit dari keterpurukan dengan tegaknya sistem Islam.

*ALLAHU AKBAR!!!*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...