Jumat, 21 Februari 2020

AGAR KITA SELALU BERSYUKUR


*Oleh : Abu Afra*
_t.me/AbuAfraOfficial_

Pagi ini sebagaimana biasanya,saya berangkat menuju sekolah bersama istri sebelum pukul 07.15 WITA.  Sudah menjadi kebiasaan kami berangkat pagi-pagi demi memenuhi akad kerja sesuai yang disepakati.

Kebetulan saya dan istri bekerja sebagai guru di tempat yang sama.  Sehingga kami pun bisa saling suport dalam menjalankan amanah.  Baik amanah dakwah maupun amanah sebagai guru di sekolah.

Pagi ini pagi jum'at. Sudah menjadi tradisi di sekolah kami waktu pagi adalah waktunya bagi bacaan Al Qur'an alias _Qur'an time_.  Setiap jumat pagi secara bersama-sama dengan seluruh siswa kami baca surat Al Kahfi demi menghidupkan sunnah Nabi.

Selesai pembacaan surat Al Kahfi lanjut ngajar Qiraati.  Sebuah metode pembelajaran membaca Al Qur'an yang cukup ketat dalam seleksi kelayakan bacaan. Setiap guru yang ngajar harus lulus tashih dan memegang syahadah dari lembaga Qiraati Pusat.

Karena pagi ini agak repot, saya belum sempat sarapan di rumah.   Qaddarallahu ketika mulai ngajar Qiraati shift yang pertama ini kepala terasa berat sebelah.  Rasanya cenat-cenut seperti ditusuk-tusuk jarum.

Tapi karena masih bisa tertahan, saya tetap lanjutkan mengajar.  Hingga selesai jam Qiraati pertama, lanjutlah pada jam kedua.

 Kebetulan di jam kedua ini saya diamanahi untuk ngajar Tahfidz anak-anak yang sudah selesai pembelajaran Qiraatinya.

Sebelum mulai saya sampaikan ke anak-anak, _"Temen-temen semua mari kita awali pembelajaran tahfidz kita pada hari ini dengan bacaan surat Al Fatihah.  Kita niatkan bacaan surat alfatihah ini untuk kesembuhan saudara-saudara kita, orang tua kita atau guru-guru kita yang sedang sakit.  Wabil khusus untuk ustadzah Ulfa yang sedang menjalani operasi dan ustadz ustadzah lainnya yang lagi sakit.  Dan tolong sisipkan juga yaa doanya untuk ustadz yang sedang migraine saat ini semoga Allah sembuhkan yaa, Allahumma Aamiin.  'Ala haadzihin niyyah wa 'ala kulli niyyatin sholihah al faatihah"_

Anak-anak pun secara bersama-sama membaca surat Alfatihah dengan *mujawwad murrattal*.  Setelah itu lanjut murajaah juz 1 selama beberapa menit dan setoran hafalan.

Ternyata setelah selesai jam tahfidz. Sakit kepala saya menghilang dan Alhamdulillah bisa dengan mudah melaksanakan pekerjaan yang lainnya.  Seandainya gak sembuh-sembuh, entahlah betapa mengganggunya.  Padahal cuman sakit kepala sebelah saja.  Apalagi lebih dari itu.

Al Qur'an memanglah luar biasa.  Dia tidak hanya berfungsi sebagai petunjuk kehidupan bagi manusia.  Tetapi juga sebagai penyembuh segala macam penyakit fisik maupun bathin.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Isrâ’/17: 82

*وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌوَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّخَسَارًا*

_“Dan Kami turunkan dari al Quran suatu yang menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS al-Isrâ’/17: 82)_

Kesehatan itu begitu penting dan mahalnya.  Kadang kita lupa dengan nikmat yang satu ini.  Padahal kalau dihitung pakai materi, pasti mata kita akan terbelalak dengan harganya.

Allah Ta’ala berfirman.

*وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ*

_“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitung jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. An-Nahl: 18)._

Sekali lagi diantara nikmat yang kita sering lalai mensyukurinya adalah kesehatan dan waktu luang kita.  Kehidupan yang telah Allah berikan hari ini.  Nafas yang masih bisa dengan mudah berhembus di hidung kita ini.

Pernahkah kita membayangkan berapa harganya itu semua?

```Beberapa tahun yang lalu saya pernah mencatat harga oksigen di apotek atau klinik dan rumah sakit ketika itu berada pada kisaran harga Rp.25.000,-/liter.  Kemudian untuk nitrogen sekitar Rp.9.950,-/liter.```

Ketika itu ibu saya sedang mengalami koma dan membutuhkan bantuan pernafasan menggunakan tabung oksigen. 

_Menurut informasi yang pernah saya baca, dalam sehari manusia memerlukan sekitar 2.880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen.  Bayangkan jika dihargai dengan rupiah, maka berapa yang harus kita bayar.  Nilainya bisa mencapai angka 170 jutaan perhari.  Kalau dikali sebulan saja, maka nilainya bisa mencapai angka 5,1 Milyar/orang. Ini dulu yaa, kalau sekarang mungkin lebih mahal lagi._

Dengan angka segitu saja, orang yang paling kaya di dunia ini pun tidak akan sanggup untuk membayar sekedar biaya bernafas saja.  Dan berita gembiranya saat ini Allah SWT Yang Maha Baik telah memberikannya kepada kita secara cuma-cuma alias gratis.

Karena itu, masihkah ada yang menghalangi kita untuk bisa bersyukur? Masihkah kita suka mengeluh? Melalaikan segala perintah dan seruannya?

Saya teringat lagi dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

*نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ*

_“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari)._

Kelak di alam akhirat kita akan melihat, manusia akan terbelah menjadi dua golongan. Namun dua-duanya bertemu pada satu kata.  Mereka sama-sama merasakan *PENYESALAN.*

Golongan pertama menyesal karena banyak melalaikan kesempatan yang Allah berikan berupa kehidupan, kesehatan dan waktu luang dengan hal-hal yang tidak mendatangkan keuntungan di akhirat.  Inilah kebanyakan dari kita manusia.

Satunya lagi menyesal karena merasa kurang maksimal beramal.  Masih belum merasa cukup dengan apa yang telah mereka kerjakan di dunia.  Merasa telah melewatkan sebagian dari perkara utama.  Inilah kaum arifin yang sedikit saja diantara manusia mencapainya.

_Termasuk di kelompok manakah kita?_

*Wallahu 'alam bis showab*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...