Selasa, 18 Februari 2020

RAHASIA DI BALIK NIAT BAIK DAN NIAT YANG JELEK


*Oleh : Abu Afra*
_t.me/AbuAfraOfficial_

Rasulullah SAW membatasi manusia menjadi empat tipe.  Sabda beliau SAW :

إنما الدنيا لأربعة نفر: عبد رزقه الله مالاً وعلمًا فهو يتقي فيه ربه ويصِلُ فيه رحمه ويعلم لله فيه حقًّا، فهذا بأفضل المنازل، وعبد رزقه الله علمًا ولم يرزقه مالاً فهو صادق النية يقول لو أن لي مالاً لعملت بعمل فلان، فهو بنيته، فأجرهما سواء، وعبد رزقه الله مالاً ولم يرزقه علمًا فهو يخبِط في ماله بغير علم لا يتقي فيه ربه ولا يصل فيه رحمه ولا يعلم لله فيه حقا، فهذا بأخبث المنازل، وعبد لم يرزقه الله مالاً ولا علمًا فهو يقول لو أن لي مالاً لعملت فيه بعمل فلان، فهو بنيته، فوزرهما سواء
( رواه  احمد  والترمذي  وابن ماجه والبيهاقي)

_Sesungguhnya dunia hanyalah diberikan untuk empat orang : (pertama) hamba yang Allâh berikan ilmu dan harta, kemudian dia bertakwa kepada Allâh dalam hartanya, dengannya ia menyambung silaturahmi, dan ia menyadari bahwa dalam harta itu ada hak Allâh. Inilah kedudukan paling baik (di sisi Allâh). (kedua) hamba yang Allâh berikan ilmu namun tidak diberikan harta, dengan niatnya yang jujur ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan Si Fulan.’ Maka dengan niatnya itu, pahala keduanya sama. (ketiga) hamba yang Allâh berikan harta namun tidak diberikan ilmu, lalu ia menggunakan hartanya sewenang-wenang tanpa ilmu, tidak bertakwa kepada Allâh dalam hartanya, tidak menyambung silaturahmi dan tidak mengetahui bahwa dalam harta itu ada hak Allâh. Ini adalah kedudukan paling jelek (di sisi Allâh). Dan (keempat) hamba yang tidak Allâh berikan harta tidak juga ilmu, ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan Si Fulan.’ Maka dengan niatnya itu, keduanya mendapatkan dosa yang sama.” [Shahih: HR. Ahmad (IV/230-231), at-Tirmidzi (no. 2325), Ibnu Mâjah (no. 4228), al-Baihaqi (IV/)]_

Perhatikanlah sahabat-sahabat sekalian!
Dalam hadits tersebut terdapat pelajaran yang begitu berharga.  Bahwa niat itu memiliki kedudukan yang sangat penting dalam berbagai keadaan.

Sebagaimana diceritakan di hadits tersebut, orang yang pertama tadi memiliki niat yang baik kemudian melaksanakannya karena karunia harta dan kemampuan yang dimilikinya.  Maka dia menjadi orang yang paling mulia.

Kemudian yang kedua, dia tidak memiliki harta namun memiliki niat yang baik dan mulia. Sehingga dia mempunyai pemikiran, seandainya dia memiliki harta sebagaimana orang yang pertama tadi niscaya akan melakukan hal yang sama.  Sehingga dia pun mendapatkan kebaikan pahala yang sama dengan orang yang pertama karena niatnya.

Adapun yang ketiga, seseorang yang diberikan harta oleh Allah namun tidak dikaruniai ilmu.  Sehingga dia berbuat serampangan dengan hartanya itu.  Tidak peduli lagi mana yang halal dan mana yang haram.  Tidak mengerti ada hak Allah pada hartanya.  Sehingga dia pun menjadi manusia yang paling hina.

Kemudian yang keempat, seseorang yang tidak diberi ilmu maupun harta.  Akan tetapi dia memiliki niat yang buruk. Sehingga dia berkata, "sekiranya aku memiliki harta seperti orang yang ketiga tadi, niscaya aku akan melakukan hal yang sama". Maka dia pun mendapatkan dosa yang sama sebagaimana orang yang ketiga tadi mendapatkannya.

Maka renungkanlah wahai sahabat sekalian.  Hadits ini menjadi kabar gembira sekaligus peringatan bagi kita semuanya.  Agar berhati-hati dengan niat di dalam hati.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

*مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ، وَهُوَ يَنْوِي أَنْ يَقُوْمَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ، فَغَلَبَهُ النَّوْمُ حَتَّى يُصْبِحَ، كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى، وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ*.

```“Barangsiapa yang naik ke atas ranjangnya sedang ia telah berniat untuk bangun melakukan shalat di malam hari, namun ia tertidur hingga waktu Shubuh, maka ditulis baginya pahala apa yang ia niatkan dan tidurnya itu adalah sedekah dari Rabb-nya.”[HR. An-Nasa-i dalam kitab ash-Shalaah, bab Man Ataa Firaa-syahu wa Huwa Yanwil Qiyaam, (hadits no. 1786), Ibnu Majah dalam kitab Iqaamatish Shalaati was Sunnati fii ha, bab Maa Jaa-a fii man Naama ‘an Hizbihi minal Lail, (hadits no. 1344), al-Hakim dalam al-Mustadrak].```

Dengan niat amal kita selamat, dengan niat pula amal kita akan terhambat.  Maka luruskan niat sebelum terlambat.

_Yaa Allah anugerahi kami selalu niat-niat yang baik sepanjang hidup kami. Aamiin_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...