Minggu, 26 Januari 2020

MERAIH KEMUKJIZATAN AL QUR'AN


_Oleh  : Abu Afra_

Sehari-hari al faqir mengajarkan cara membaca Al qur'an dengan metode qiraati.  Di Qiraati ada satu pesan yang senantiasa di ulang-ulang oleh guru kami.  Pesan itu adalah, *" TIDAK ADA MURID YANG BODOH, YANG ADA HANYALAH GURU YANG TIDAK BISA MENGAJAR".*

Apa yang disampaikan oleh guru-guru kami ini senada dengan apa yang disampaikan dalam taujihnya  KH. DR. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. Salah satu Pimpinan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo.

Beliau menyampaikan pepatah arab yang masyhur terkait dengan guru dan pembelajaran:

المادة مهمة ولكن الطريقة اهم من المادة

"Materi Pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi metode pembelajaran jauh lebih penting daripada materi pembelajaran"

Jadi,  sebagus apa pun materi pembelajaran,  namun jika metode pembelajarannya kurang baik,  maka hasilnya kurang maksimal.

Lalu beliau melanjutkan dgn bait berikutnya....

الطريقة مهمة ولكن المدرس اهم من الطريقة

_"Metode pembelajaran adalah sesuatu yang penting,_  *tetapi guru jauh lebih penting daripada metode pembelajaran"*

Sehingga,  sebagus apa pun metode pembelajaran,  tetapi jika guru yang bersangkutan tidak mampu mengajar dengan metode tersebut, maka hasilnya pun sama, tidak akan maksimal.

 Kemudian beliau menyampaikan ungkapan yang sangat inspiratif, yaitu:

المدرس مهم ولكن روح المدرس اهم من المدرس

*_"Guru adalah sesuatu yang penting,  tetapi *jiwa guru* _jauh lebih penting dari seorang guru itu sendiri."_

Ungkapan yang sangat luar biasa! sama luar biasanya dengan ungkapan singkat yang dikutip dari salah satu halaman buku pembelajaran qiraati. Kata beliau *"KUUNU SYUYUUKHAN"*

*Jiwa Guru* jauh lebih penting! Ya,  kekuatan batin,  _lebih didahulukan daripada kekuatan dzohir._
Kyai Syukri menjelaskan bahwa *cara  membangun jiwa adalah dengan meningkatkan kedekatan kita kepada Alloh (اَلتَّقَرُبُ إلى اللّٰه )*. _Dengan melakukan amalan-amalan wajib,  ditambah dan disempurnakan dengan amalan-amalan sunnah._

_Bayangkan jika kita..._ *_mengajar dgn 'jiwa'_* *_Niat kita ikhlas dalam mengajar,_* membimbing dan mendidik murid, ikhlas dalam menasehati, *_disiplin ketika mengajar_*, dalam kehadiran, menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran
 *_berakhlak baik kepada murid,_*

 *_mendoakan mereka disetiap selesai sholat_* kita atau bahkan mendoakan mereka di sepertiga malam-malam kita.
Inilah makna *KUUNU SUYUKHAN.*

Di Qiraati seorang tidak dibiarkan begitu saja mengajar walaupun sudah mengantongi syahadah.  Setiap periode selalu diupgrade lagi dan dibina lagi.

Setiap pekan kami ada forum MMQ (Majelis Mu'alimil Qur'an).  Isinya adalah penjagaan kualitas bacaan guru dan evaluasi serta urung rembuk atas setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran.

MMQ ini ibarat urat nadi keberhasilan visi misi Qiraati.  Jika MMQ bermasalah, jalannya Qiraati juga akan bermasalah.

Di forum ini kami diingatkan kembali tentang apa yang pernah kami pelajari selama pelatihan metodologi.  Agenda wajib bagi calon guru qiraati sebelum boleh mengajar qiraati.

Yah begitulah istimewanya metode ini, guru-guru harus memiliki kompetensi yang cukup sebelum mengajar. Sering kami disampaikan seorang guru itu minimal harus mengerti apa itu makharijul huruf, shifatul huruf, adabut tilawah, mura'atul huruf wal harakat,  al maddu wal qashru, ghorib wal musykilat  tajwid, dan disiplin ilmu lainnya.

Masa untuk mengajar ilmu dunia seseorang harus kuliah dulu, ini untuk ngajar ngaji kok asal-asalan.  Demikian pesan guru kami.

Yang pasti menjadi guru qiraati itu adalah wasilah untuk berkhidmah dengan Al Qur'an.   *"SEBAIK-BAIK KALIAN ADALAH YANG BELAJAR AL QUR'AN DAN MENGAJARKANNYA"*  Demikian pesan Nabi kita SAW.

Maka ketika menghabiskan waktu kita untuk belajar saja tanpa mengajar itu tidaklah cukup.  Atau sebaliknya hanya mengajar saja tanpa mau belajar jelas kelirunya. 

Lewatilah tangga demi tangga pelajaran untuk sampai pada kelayakan menyampaikan pelajaran Al Qur'an.  Tidak ada yang instan kawan kecuali micinnya negeri +62 ini.

Sebagaimana pesannya Al Imam Asy Syafi'i Rahimahullahu ta'ala :

_"Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.”_


Al Qur'an ini katanya mukjizat.  Mukjizat itu khariqun lil 'adat kata para Ulama.  Tapi kenapa saat kita baca quran tidak terjadi sesuatu yang menakjubkan? Jadi mana mukjizatnya? Ini pertanyaan kemudian dijawab oleh para guru kami.

Anda tidak akan pernah merasakan kemukjizatan Al Qur'an sampai anda betul-betul memperlakukan Al Qur'an itu sebagaimana seharusnya.  Menghormatinya dengan adab-adab terbaik.  Terus mempelajarinya dan membacanya, memahami isi dan maksudnya.  Kemudian menerapkannya dalam kehidupan kita di dunia.

Dengan demikian insya Allah Al Quran akan memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam kehidupan kita.  Bukan sekedar cerita qila wa qola.

Lantas bagaimana anda katakan Al Qur'an itu mulia, sementara membacanya saja anda tak bisa.  Bagaimana kita tahu Al Qur'an itu petunjuk sempurna bagi manusia sementara untuk mempelajarinya saja harus dipaksa?

_Allahummarhamna bil qur'an_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...