Minggu, 19 Januari 2020

CARA PANDANG DAN KUALITAS HIDUP SESEORANG*

*
*Oleh : Abu Afra*
_(Khadim Majelis Taklim Tazkiyatun Nufus)_

Menjadi seorang guru itu harus selalu siap dengan berbagai pertanyaan yang tidak terduga.  Seperti kemaren bakda sholat Ashar tiba-tiba saja seorang murid kami bertanya dengan pertanyaan yang tidak biasa.
Dia bilang, "Ustadz ana pernah baca tulisan di sebuah baju yang dipakai salah satu anak band, tulisannya itu cukup mengganggu pikiran ana ustadz, Tulisannya begini, " TUHAN SEBENARNYA AGAMAMU ITU APA?".
Sebenarnya cukup kaget juga dengan pertanyaan seperti ini.  Tetapi saya coba berikan penjelasan sebisa saya.

Saya katakan bahwa yang namanya TUHAN itu tentu berbeda dengan CIPTAAN.  Tuhan itu sebagai Al Khalik memiliki sifat yang pasti berlawanan dengan makhluknya.

Maka tentu Tuhan tidaklah ditanya dengan pertanyaan yang sama sebagaimana pertanyaan itu layaknya dipertanyakan atau ditujukan pada makhluknya.

Yang namanya TUHAN itu Dzat yang tidak terbatas.  Sementara kita sebagai manusia jelas memiliki batasan-batasan, seperti pandangan mata kita tak akan mampu menembus kejadian-kejadian yang berada dibalik tembok yang tinggi serta pendengaran kita tak akan sanggup mendengar suara dengan jarak tertentu karena semuanya terbatas. Lalu bagimana mungkin kita yang terbatas ini akan mampu memahami dzat yang maha tidak terbatas tersebut?

Disinilah pentingnya seorang Rasul yang menyampaikan wahyu ke tengah-tengah kita.  Dari sanalah kita bisa memahami bagaimana dan seperti apa TUHAN kita yang sebenarnya.

Jadi Allah Tuhan kita semua tidaklah ditanya agamanya apa, karena Dia lah agama itu ada.  Sebelum segala sesuatu itu ada Allah itu telah ada.  Dan ketika segala sesuatu itu telah tidak ada, Allah tetaplah ada untuk selamanya.

Inilah bedanya kita dengan sang Pencipta kita, Allah Jalla wa 'Ala.

Dari percakapan singkat dengan murid saya itu, saya tersadar rupanya serangan-serangan terhadap aqidah ummat Islam saat ini sudah sebegitu masifnya.

Perlu ditanamkan pemahaman yang benar dalam perkara aqidah ini.  Agar generasi penerus kita tidak terjatuh pada paham sesat yang makin banyak bermunculan.

Pemahaman yang benar akan menghasilkan kesadaran yang benar.  Dari kesadaran inilah keyakinan akan dibangun dan dari keyakinan itulah seluruh aktifitas kita berputar.

Apalagi dalam kondisi zaman yang penuh dengan fitnah dan syubhat seperti sekarang. Pembekalan dalam perkara aqidah ini menjadi begitu pentingnya.

Paham-paham sesat yang bertentangan dengan Islam sebegitu derasnya masuk ke negeri-negeri kita. Sekularisme, Sosialisme, Pluralisme, Liberalisme, dan lain sebagainya masuk melalui media-media yang ada.

Dan yang paling riskan adalah generasi muda kita.  Karena mereka adalah mangsa empuk yang memang menjadi target mereka. Maka diperlukan kerja dakwah yang juga lebih masif agar ummat ini bisa terhindar dari kehancurannya.

Dakwah seperti apa yang bisa menyelamatkan mereka semua? Jawabannya adalah dakwah fikriyah.  Dakwah yang mampu membangkitkan kesadaran ummat akan pentingnya agamanya sendiri. Dakwah yang mampu merubah cara pandang seseorang terhadap segala aspek kehidupannya, dari akar sampai daunnya.

Karena cara pandang seseorang akan sangat mempengaruhi pola hidupnya. Contoh kecil misalnya, seseorang yang menikah karena cara pandangnya dari pada membujang maka akan berbeda dengan orang yang menikah karena memandang pernikahan itu sebagai sebuah ajang bersenang-senang saja.  Akan sangat berbeda pula orang yang memandang pernikahan itu dengan pandangan bahwa perkara itu adalah bentuk ibadah terpanjang dan terlama.

Disinilah pentingnya bagi kita memiliki cara pandang yang benar dalam kehidupan kita.  Karena dari sana lah kebangkitan kita sebagai manusia berawal.

_Semoga Allah anugerahi kita cara pandang yang benar dalam menjalani kehidupan ini.  Aamiin._

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...