Senin, 20 Januari 2020

MENYIKAPI BERITA AKHIR ZAMAN


_*Oleh : Abu Afra*_
(Khadim Majelis Ta'lim Tazkiyatun Nufus Banjarbaru)

Seringkali di era keterbukaan informasi seperti saat ini kita mendapatkan pesan berantai yang isinya perlu kita kroscek lagi kebenarannya.

Ada pesan-pesan broadcast yang begitu masif disebarkan namun kadang dalam kontennya masih banyak yang perlu dipertanyakan.

Salah satu contoh yang sering terjadi adalah pesan-pesan yang isinya  berupa analogi cocoklogi.  Dimana sebuah dalil syariat berupa ayat  Al Qur'an atau hadits Nabi SAW dikutip lalu dihubung-hubungkan dengan satu peristiwa besar yang diyakini akan terjadi pada hari atau tanggal tertentu.

Bagaimanakah kita sebagai seorang muslim menyikapinya?

Dalam ilmu ushul fiqih kita diajarkan oleh para Ulama bahwa dalam agama kita ini ada perkara yang disebut sebagai perkara qoth'i dan ada pula yang disebut dengan perkara dzhonniy.

Istilah qath’i dan dzhonniy dalam Ushūl Fikih digunakan untuk menjelaskan teks
sumber hukum Islam baik itu al-Qur’an maupun hadits dalam dua hal, yaitu al-
tsubūt (eksistensi) atau al-wurūd (bersumber dari kebenaran), dan al-dalālah (interpretasi) .

Dalam hal qath’i dan zhanni al-tsubut dan al-wurūd para ulama sepakat bahwa Qur’an dan hadis mutawatir adalah qath’i, sedangkan hadits ahad disebut zhanniy al-tsubut.

 Mereka berbeda pendapat dalam hal qath’i dan zhanni dari sisi al-dalālah (interpretasi) atau menafsirkannya.

Ulama ahli Ushūl Fikih menyatakan
bahwa jika suatu teks keagamaan (ayat Qur’an atau Hadits) hanya mengandung
satu makna yang jelas dan tidak membuka kemungkinan interpretasi lain, serta menyebutkan angka bilangan tertentu, maka teks tersebut dianggap sebagai teks yang qath’i al-dalālah.

Sementara jika masih membuka peluang banyak penafsiran maka bisa masuk ke ranah dzhonniyah.

Di dalam Al quran sendiri kita mengenal ada ayat-ayat muhkamat, ada pula ayat-ayat mutasyabihat. Jadi, kita perlu berhati-hati dalam menyimpulkan suatu ayat jika tanpa melihat bagaimana para ulama mu'tabar menafsirkannya.

Contoh kasus ada ayat yang berbicara tentang dukhan semisal pada QS. Al Furqaan (Pembeda) – surah 25 ayat 25 [QS. 25:25]

وَ یَوۡمَ تَشَقَّقُ السَّمَآءُ بِالۡغَمَامِ وَ نُزِّلَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ تَنۡزِیۡلًا

_Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan para malaikat diturunkan (secara) bergelombang._
―QS. 25:25.

Lalu dari ayat ini muncul sebagian orang mencoba menafsirkan dan mengkaitkan ayat ini dengan prediksi-prediksi kejadian di tanggal-tanggal tertentu.

Semisal pesan broadcast yang beredar terkait hal ini adalah seperti ini :

Assalamualaikum teman2 yg dirahmati Allah.
barusan saya lihat di kalender, ternyata di thn 2020 itu ada 4 hari besar :
Tgl.25 Januari hari Imlek
Tgl.25 Maret hari raya Nyepi
Tgl.25 Mei Iedul Fitri
Tgl.25 Desember Natal

Entah kebetulan atau apa, hati saya tergerak untuk melihat Al,Quran "surah ke 25 ayat 25" ,
Alangkah terkejutnya saya,

di ayat tersebut Allah menjelaskan tentang langit akan terbelah, kemudian akan mengeluarkan asap & malaikat akan turun secara bergelombang.

Secara tersirat pesan tersebut seolah-olah menyimpulkan bahwa kejadian yang disebutkan pada QS.25 ayat 25 akan terjadi dalam waktu dekat ini.

Dalam ilmu psikologi kita mengenal istilah  Fallacy of Dramatic instance yaitu
salah menyimpulkan karena satu peristiwa yang mengesankan.  Menganggap semua sama hanya berdasarkan satu kasus yang dilihat.

Lantas bagaimana seharusnya kita dalam melihat perkara ini?

Yang harus kita sadari adalah bahwa perkara peristiwa-peristiwa di hari akhir merupakan perkara ghoib.  Maka kita tidak boleh mengambilnya kecuali dari jalan yang qoth'i (pasti).

Tidak ada yang bisa mengetahui tentang perkara itu kecuali Allah SWT saja. Hal ini sudah ditegaskan di dalam Al Qur'an sendiri sebagaimana disebutkan di antaranya adalah firman-Nya:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

_"Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat, ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.'’_ [Al-A’raaf: 187]

Maka alangkah lebih bijaknya dalam menyikapi ayat-ayat atau hadits-hadits terkait berita akhir zaman ini sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya Radhiyallahu 'anhum ajma'iin. Yang pada intinya ketika berita tentang hari kiamat itu sampai kepada mereka, maka yang mereka lakukan adalah bagaimana mempersiapkan diri untuk menghadapi hari itu agar terselamatkan dari segala keburukannya.

Sebagaimana dikatakan dalam sebuah qoidah :
Asbaabun Nasr Al I'daad (Sebab-sebab datangnya pertolongan itu karena adanya persiapan).


_Wallahu 'alam bis showab._

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...