Senin, 06 Maret 2017

Malam Terakhir Sayyid Quthb

Malam Senin, 13 Jumadal Ula 1386 H/29 Agustus 1966, seorang syeikh dibawa menemuinya, untuk mentalqin dan mengingatkannya kepada Allah, sebelum digantung.
Sheikh itu berkata, “Wahai Sayyid, ucapkanlah Laa ilaha illa Allah…”. Sayyid Qutb hanya tersenyum lalu berkata, “Sampai juga engkau wahai Syeikh, menyempurnakan seluruh sandiwara ini? Ketahuilah, kami mati dan mengorbankan diri demi membela dan meninggikan kalimat Laa ilaha illa Allah, sementara engkau mencari makan dengan Laa ilaha illa Allah."
Ketika waktu dini hari, tali gantungan sudah berada dileher beliau, tiba-tiba gerbang ruangan dibuka dan seorang pejabat militer tingkat tinggi datang dengan tergesa-gesa sembari memberi komando agar pelaksanaan eksekusi ditunda.
Perwira tinggi itu mendekati Sayyid Qutb, lalu memerintahkan agar tali gantungan dilepaskan dan tutup mata dibuka. Perwira itu kemudian menyampaikan kata-kata dengan bibir bergetar, “Saudaraku Sayyid, aku datang bersegera menghadap Anda, dengan membawa kabar gembira dan pengampunan dari Presiden kita yang sangat pengasih. Anda hanya perlu menulis satu kalimat saja sehingga Anda dan seluruh teman-teman Anda akan diampuni.”

Perwira itu tidak membuang-buang waktu, ia segera mengeluarkan sebuah notes kecil dari saku bajunya dan sebuah pulpen, lalu berkata, “Tulislah Saudaraku, satu kalimat saja… Aku bersalah dan aku minta maaf…”

Sayyid Qutb menatap perwira itu dengan matanya yang bening. Satu senyuman tersungging di bibirnya. Lalu dengan sangat berwibawa Beliau berkata, “Tidak akan pernah! Aku tidak akan pernah bersedia menukar kehidupan dunia yang fana ini dengan Akhirat yang abadi”.
Perwira itu berkata, dengan nada suara bergetar karena rasa sedih yang mencekam, “Tetapi Sayyid, itu artinya kematian…”

Sayyid Qutb berkata dengan tenang, “Selamat datang kematian di Jalan Allah… Sungguh Allah Maha Besar!”

Pukul 04.20 pintu gerbang penjara khusus terbuka, sebuah mobil hitam yg khusus membawa jenazah ke RS muncul, mobil tsb meluncur kearah makam Imam Syafi'i dgn dikawal oleh mobil-mobil dan sejumlah pengendera motor. Subuh itu Sayyid Quthb, Abdul Fattah Ismail dan Muhamad Yusuf pergi selamanya, semoga Allah anugerahkan syahadah disisi-Nya, amin (Sayyid Quthb Minal Milad Ial Istisyhad, Shalah al-Khalidi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...