Senin, 18 Agustus 2025

Mengenal Imam Yusuf an-Nabhani: Sang Pembela Sunnah dan Pecinta Nabi

Di antara ulama yang namanya harum dikenang umat Islam pada abad ke-14 Hijriyah adalah al-Imam ar-Rabbani asy-Syaikh Yusuf bin Isma‘il an-Nabhani. Beliau wafat pada tahun 1350 H / 1932 M, meninggalkan jejak yang dalam, baik lewat ilmu, karya, maupun pengabdiannya di dunia peradilan Islam.

Latar Belakang dan Pendidikan

        Beliau lahir di desa Ijzam, salah satu wilayah di Palestina dekat Haifa, pada tahun 1265 H. Dari kecil sudah akrab dengan Al-Qur’an, belajar langsung dari ayahnya, seorang alim yang shalih dan hafizh, pengarang kitab at-Taqrib.  Rasa haus ilmu membawanya ke Mesir untuk belajar di Universitas Al-Azhar (1283 H – 1289 H). Di sana ia berguru kepada para ulama besar, menyelami ilmu-ilmu syariat, dan menempa diri dengan ketekunan yang luar biasa. Ulama besar Muhammad Habibullah asy-Syinqithi bahkan menyebutnya sebagai sosok yang dalam pandangan dan pemahaman, seandainya ia seorang diri saja, sudah cukup menjadi pemimpin umat menuju surga.

Perjalanan Hidup dan Karier

        Selepas menuntut ilmu, an-Nabhani menapaki jalan panjang pengabdian. Ia menjadi hakim syar‘i di berbagai kota: Beirut, al-Quds (Yerusalem), Jenin, Shafad, Latakia, hingga akhirnya dipercaya menjadi Ketua Mahkamah Tinggi di Beirut.  Selain di jalur peradilan, ia juga dikenal di dunia tasawuf. Ia mengambil ijazah dari banyak tarekat pada zamannya: Idrisiyyah, Rifa‘iyyah, Khalwatiyyah, Syadziliyyah, Qadiriyyah, Naqsyabandiyyah, dan lainnya. Beliau berkelana ke negeri-negeri Islam: Irak, Turki, Mesir, Hijaz, Syam, hingga Bukhara, menimba ilmu dan memperluas wawasan ruhani.

Sosok dan Kepribadian

        Imam an-Nabhani adalah pecinta Nabi sejati. Hidupnya dipenuhi shalawat, syair, doa, dan karya tulis yang menggambarkan betapa cintanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia dikenal sebagai sosok zuhud, rendah hati, tetapi tajam pena dan hujjahnya.

Seorang penyair menggambarkan beliau sebagai:

 “Sastrawan besar, penyair, ahli sastra yang manis bahasanya, keajaiban zamannya, dan seorang hamba penuh cinta pada sirah Muhammad.”

Warisan Karya

        Di balik kehidupannya yang padat, beliau masih sempat menulis banyak kitab, sebagian besar berkaitan dengan cinta kepada Nabi, pembelaan terhadap Ahlus Sunnah wal Jama‘ah, serta tasawuf. 

Berikut beberapa karya pentingnya:

1. Aqidah & Membela Sunnah

  1. Shawahid al-Haqq fi al-Istighatsah bi Sayyid al-Khalq
  2. Sa‘adah ad-Darain fi ash-Shalati ‘ala Sayyid al-Kawnain
  3. Jawahir al-Bihar fi Fadhail an-Nabi al-Mukhtar
  4. Ashlu Ushul ad-Din

2. Tasawuf & Akhlak

  1. Jami‘ Karamaat al-Awliya’
  2. Hujjatullah ‘ala al-‘Alamin fi Mu‘jizaat Sayyid al-Mursalin
  3. Sa‘adah al-Abrar fi al-Ma’tsurat al-Akhyar

3. Syair & Pujian kepada Nabi

  1. Diwan an-Nabhani
  2. al-Fuyudh al-Muhammadiyyah
  3. Wasail al-Wushul ila Syarafi ar-Rasul

4. Sejarah & Sirah

  1. al-Anwar al-Muhammadiyyah
  2. al-Barahin al-Qathi‘ah ‘ala Bid‘iyyah al-Wahhabiyyah
  3. al-Fath al-Kabir fi Thabaqat al-‘Ulama wa al-Awliya wa asy-Syu‘ara

Penutup

        Imam Yusuf an-Nabhani adalah cermin ulama yang menggabungkan ilmu, amal, tasawuf, cinta kepada Nabi, serta peran sosial dan hukum di tengah masyarakat. Pena dan lisannya menjadi benteng Sunnah dan penumpas bid‘ah pada zamannya.  Wafatnya pada tahun 1932 M bukanlah akhir, sebab warisan karya dan cintanya kepada Rasulullah masih tetap hidup hingga kini.

📖 Jadi, kalau kita bicara tentang an-Nabhani, bukan hanya soal seorang hakim atau penulis. Ia adalah sosok yang menyalakan api cinta Rasul dengan kata-kata, doa, dan karya yang tak lekang dimakan zaman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Meniti Jalan Hidayah: Dari Adab Dasar Menuju Puncak Kemuliaan

  Oleh  :  Muhammad Fitrianto, S.Pd.Gr, Lc, M.A., M.Pd Setiap Muslim mendambakan hidayah, cahaya petunjuk dari Allah SWT yang menerangi ja...