Sabtu, 07 Maret 2020

BIJAKLAH BERSOSIAL MEDIA


*Oleh : Abu Afra*
_t.me/AbuAfraOfficial_

Ada yang bilang jangan kebanyakan bergelut di dunia maya.  Dunia maya itu kebanyakan hoax saja isinya.  Kalau pun benar biasanya adalah framing media saja atas realitas yang ada.

Jadi, sulit sekali mencari informasi yang valid dan berimbang dalam dunia maya.  Orang yang terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya cenderung sesat pikir katanya.

Mungkin anggapan itu ada benarnya.  Tapi memang tidak bisa dipungkiri mayoritas orang saat ini lebih banyak menghabiskan waktu mereka di dunia maya.  Ini fakta yang tidak bisa dipungkiri.

Fakta ini didukung banyak riset dan survey yang dilakukan oleh berbagai lembaga riset dan survey yang ada.  Oleh sebab itu menutup diri sama sekali dari dunia maya tentu bukanlah tindakan bijak.

Kenyataan bahwa mayoritas waktu orang zaman now dihabiskan di internet adalah fakta yang harus disikapi secara benar.  Dalam kacamata dakwah ini adalah potensi yang amat besar.

Secara sederhana dakwah bisa dilakukan kapan saja melalui media maya.  Kita bisa berdayakan akun-akun sosmed yang ada demi kepentingan edukasi dakwah.  Dan ini sudah mulai dilirik serta diambil oleh sebagian kaum muslimin yang menyadarinya.

Dakwah secara langsung melalui lisan adalah pilihan terbaik.  Namun dakwah melalui sosial media juga tidak kalah menarik.

Berapa banyak mereka yang tertunjuki kepada Islam gara-gara membaca sebuah tulisan di sosial media.  Atau ketika menonton sebuah video pendek di Instagram, youtube atau media lainnya.

Hidayah bisa datang kapan saja dan dimana saja.  Maka siapapun berpeluang untuk ngalap berkah sebagai wasilah hidayah.

Mungkin tulisan kecil kita yang mengajak kepada Islam membuka pikiran orang untuk berbuat satu kebaikan.  Atau setidaknya mencegah mereka dari berbuat keburukan.  Bukankah hal ini sebuah keberuntungan?

Boleh jadi melalui video kreatif yang kita buat, ada beberapa orang yang tergerak menjadi lebih taat.  Ini pun sebuah amal yang dahsyat jika dilakukan dengan ikhlas tanpa cacat.

Kita seringkali berhitung dalam beramal.  Seolah kita paling tahu ini amal yang besar dan yang itu amal yang kecil.  Padahal Rasul SAW telah mewanti-wanti jangan pernah remehkan amal apapun sekalipun kelihatan kecil.

عن أَبي ذرٍّ  قَالَ: قَالَ لي رسولُ الله ﷺ: لا تَحقِرَنَّ مِنَ المَعْرُوف شَيْئًا، وَلَو أنْ تَلقَى أخَاكَ بوجهٍ طليقٍ
( رواه مسلم)

Janganlah   engkau   meremehkan perbuatan baik sedikitpun meski engkau menemui saudaramu dengan wajah yang ceria.” (H.R. MUSLIM).

Seorang arif pernah menyampaikan, hati-hati dengan surga yang di dahulukan.  Maksudnya gimana?

Misalnya kita ini sangat getol berjuang untuk dakwah, sangat semangat ngaji ilmunya, sangat kuat ibadahnya.  Lalu berkat itu semua kita dimuliakan manusia.

Hati-hati inilah surga yang di dahulukan.  Jika kurang peka dan hati-hati dengan perasaan di hati.  Dampaknya bisa berbahaya.

Kita lalu merasa besar kepala.  Lupa bahwa segala yang kita terima itu adalah berkat rahmat Allah semata.  Bukan karena kehebatan amal kita.  Bukan pula karena ilmu dan ibadah kita.

Jika ini terjadi maka sia-sialah segala pencapaian kita.  Di dunia kita dimuliakan namun di alam akhirat tidak mendapatkan apa-apa kecuali siksa api neraka.

Allah Ta’ala berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud [11] : 15-16)

Yang dimaksud dengan “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia” yaitu barangsiapa yang menginginkan kenikmatan dunia dengan melakukan amalan akhirat.

Yang dimaksud “perhiasan dunia” adalah harta dan anak.

Mereka yang beramal seperti ini: “niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”.

Maksudnya adalah mereka akan diberikan dunia yang mereka inginkan. Ini semua diberikan bukan karena mereka telah berbuat baik, namun semata-mata akan membuat terlena dan terjerumus dalam kebinasaan karena rusaknya amalan mereka.

Dan juga mereka tidak akan pernah yubkhosuun, yaitu dunia yang diberikan kepada mereka tidak akan dikurangi. Ini berarti mereka akan diberikan dunia yang mereka cari seutuhnya (sempurna).

*Semoga Allah jaga hati kita dari ketergelinciran niat dan tujuan akhirat.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...