Memang tidaklah mudah untuk bisa menata ulang sebuah bangun
yang sudah hancur berantakan. Akan
tetapi perkara yang susah adalah bukan perkara yang serta merta musnah dan
tidak mungkin. Ada banyak tantangan yang
mungkin siap menghadang langkah kita. Ada kemalasan yang begitu kuat menghantui
gerak kita. Sehingga bagi sebagian orang
menyusun ulang itu sesuatu yang terlalu berat untuk dilakukan.
Lebih mudah meneruskan memang,, karena tak butuh energy
besar untuk melakukannya. Tapi
meneruskan sesuatu yang salah adalah musibah.
Gak enak banget jika musibah sudah jadi hadiah. Tidak semua orang kuat menghadapi kisah yang
dihiasi musibah. Walau hakikatnya musibah itu adalah pemusnah sampah maksiat
yang telah lumrah. Bagaimanapun yang namanya musibah itu pahit.
Aku termasuk orang yang tidak terlalu kuat hidup susah. Mungkin hampir semua manusia juga tidak betah
dalam kesusahan, karena sunatullahnya manusia pasti mencari kenikmatan
hidup. Namun tidak semua jalan itu
menuju arah yang sejalan dengan keinginan manusia. Nikmat di awal tapi susah belakangan, ada
juga susah di awal nikmat sesudahnya.
Nah tentu saja yang kita cari adalah nikmat berkepanjangan
bukan???
Kalo bisa memilih tak ada episode susah dalam hidup
kita. Tapi sudah menjadi sunnatullah
juga bahwa penghantar kenikmatan itu adalah kepayahan dan kesusahan. Bahkan tak akan bisa kita temukan kenikmatan
itu dalam kemudahan. Bukankah Allah
sudah sampaikan itu lewat kitabNya?
Namun tenang kawan, bukankah pula sesudah kesusahan itu
pasti ada kemudahan?? Bahkan kemudahan yang Allah sediakan jauh lebih banyak
daripada kesusahan yang harus kita jalani dulu.
Fainna ma’al usri yusran, Inna ma’al ‘usri yusran.
Yakini, Nikmati
Hidup itu indah kawan jika kau beriman.