Sabtu, 25 Februari 2017

Bekerjalah Untuk Allah, Agar Lelah itu menjadi Lillah

Dalam hidup ini kita mungkin akan bertemu dengan berbagai tipikal manusia.  Ada yang menyenangkan ada juga yang menyebalkan.  Kita juga akan bergaul dengan mereka dan beinteraksi dengan mereka itulah hidup.  Hal yang tidak bisa kita elakkan ketika kita ingin menjadi makhluk sosial.
Semakin kita banyak bergaul semakin rentan terjadi gesekan atau masalah sosial dan itu wajar.  Adakalanya kita disanjung dan dipuji, adakalanya kita akan dikucilkan, diejek atau direndahkan.  Sebagai manusia biasa tentu kita akan merasakan perubahan dalam jiwa kita.  Ketika direndahkan misalnya, akan muncul perasaan tersinggung, marah dan campur aduk.
Ini sesuatu yang wajar dan lumrah.  Hanya saja sebagai seorang muslim kita harus paham bahwa dalam mengelola perasaan dan hati kita Allah SWT telah menurunkan syariat yang mulia. Ada panduan dan tuntunan yang luar biasa lengkap untuk kita pakai.
Memang bukanlah perkara mudah menjadi sosok manusia yang disukai semua orang.  Hal ini bertolak belakang dengan harapan kita yang sejatinya pasti ingin dihormati dan disenangi semua.  Manusia akan menghormati dan menghargai manusia lainnya itu tidak jarang karena banyak faktor.
Diantaranya mungkin faktor kepentingan, kemanusiaan, atau lain sebagainya. Nah yang paling murni adalah faktor aqidah dan kesadaran.  Untuk yang semacam ini saat ini bisa diaktakan sangat jarang kita temukan.
Maka itu kita perlu menyadari bahwa sebaik apapun kita, pasti akan ada saja orang yang tidak suka dengan kita.  Bukti yang paling nyata adalah Nabi kita SAW sendiri, kurang apa beliau? Tapi tetap saja ada yang membencinya dan bahkan orang-orang terdekatnya. 
Oleh sebab itulah perkataan salah seorang Ulama salaf patut untuk kita renungkan.  Diantaranya apa yang disampaikan oleh Al Imam Sufyan Ats Tsury Rahimahullah beliau berkata : 
رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لا تُدْرَكُ
“Keridhoan seluruh manusia adalah tujuan yg tdk akan tercapai”
(Az-Zuhud karya al-Baihaqi 105)
Keridhoan manusia hendaklah bukan menjadi tujuan kita berbuat baik.  Karena jika tidak kita akan menemui kekecewaan demi kekecewaan dalam hidup kita.  Tetaplah berbuat baik meski tak ada yang menghargai atau tetap dicela orang-orang.
Yakinlah bahwa Allah tetap mencatat amal baik anda dan mempergitungkannya dengan seadil-adilnya.
Simaklah firman Allah yang mulia ini :
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
(Qs 9 At-Taubah: 105)

Di dalam Tafsir Jalalain  :
(Dan katakanlah) kepada mereka atau kepada manusia secara umum ("Bekerjalah kalian) sesuka hati kalian (maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu dan kalian akan dikembalikan) melalui dibangkitkan dari kubur (kepada Yang Mengetahui alam gaib dan alam nyata) yakni Allah (lalu diberikan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.") lalu Dia akan membalasnya kepada kalian.

Maka Saudaraku, Apapun yang anda kerjakan saat ini lakukanlah dengan sebaik-baiknya.  Karena tak ada yang disia-siakan oleh Allah SWT.  Jangan pedulikan bagaimanapun respon orang-orang atas pekerjaan anda selama itu adalah kebaikan dan selama anda berada di jalan Allah.
Terimalah masukan jika memang untuk perbaikan, jangan biarkan komentar orang-orang melemahkan anda dalam berbuat kebaikan.
Salam Perubahan Islam! Allahu Akbar!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...