Senin, 27 Februari 2017

🎯KISAH RAJA DAN PELAYANNYA♨*

Ada seorang Raja yang mempunyai seorang pelayan, yang dalam setiap kesempatan selalu berkata kepada sang Raja: "Yang Mulia, jangan khawatir, karena segala sesuatu yang dikerjakan Allah adalah sempurna, Ia tak pernah salah."
Suatu hari, mereka pergi berburu, pada saat mana seekor binatang buas menyerang sang Raja. Si pelayan berhasil membunuh binatang tersebut, namun tidak bisa mencegah Rajanya dari kehilangan sebuah jari tangan.

Geram dengan apa yang dialaminya, tanpa merasa berterima kasih, sang Raja berkata, "Kalau Allah itu baik, saya tidak akan diserang oleh binatang buas dan kehilangan satu jari saya..!"

Pelayan tersebut menjawab, "Apapun yang telah terjadi kepada Yang Mulia, percayalah bahwa Allah itu baik dan apapun yang dikerjakanNya adalah sempurna, Ia tak pernah salah."

Merasa sangat tersinggung oleh respon pelayannya, sekembalinya ke istana, sang Raja memerintahkan para pengawalnya untuk memenjarakan si pelayan. Sementara dibawa ke penjara, pelayan tersebut masih saja mengulangi perkataannya: "Allah adalah baik dan sempurna adanya."

Dalam suatu kesempatan lain, sang Raja pergi berburu sendirian, dan karena pergi terlalu jauh ia ditangkap oleh orang-orang primitif yang biasa menggunakan manusia sebagai korban.

Diatas altar persembahan, orang-orang primitif tersebut menemukan bahwa sang Raja tidak memiliki jari yang lengkap. Mereka kemudian melepaskan Raja tersebut karena dianggap tidak sempurna untuk dipersembahkan kepada dewa mereka.

Sekembalinya ke istana, sang Raja memerintahkan para pengawal untuk mengeluarkan si pelayan dari tahanan, dan Raja itu berkata: "Temanku.. Allah sungguh baik kepadaku. Aku hampir saja dibunuh oleh orang primitif, namun karena jariku tidak lengkap, mereka melepaskanku."
Tapi aku punya sebuah pertanyaan untukmu. "Kalau Allah itu baik, mengapa Ia membiarkan aku memenjarakanmu ?
Sang pelayan menjawab: "Yang Mulia, kalau saja baginda tidak memenjarakan saya, baginda pasti sudah mengajak saya pergi berburu, dan saya pasti sudah dijadikan korban oleh orang-orang primitif sebab semua anggota tubuh saya masih lengkap." 

Semua yang dikerjakan Allah adalah sempurna, Ia tak pernah salah. Seringkali kita mengeluh mengenai hidup kita, dan pikiran negatif pun membunuh pikiran kita yang positif

Marilah berpikir positif dan percayalah akan kebaikan Allah setiap saat.

Allah pasti tahu mengapa Ia memilihmu untuk membaca pesan ini. Berbagilah dengan orang-orang yang anda kenal.


Selamat berbaik sangka kepada Allah, atas segala kejadian & keadaan hidup kita..🙏🏼

Minggu, 26 Februari 2017

Ngopi (Ngobrol Perkara Iman)

Iman memang perkara vital dalam kehidupan.  Tanpanya hidup ini tak ada artinya sama sekali.  Tak ada ubahnya seperti kehidupan binatang dan benda-benda mati pada umumnya.  Iman akan menjadikan seseorang punya sesuatu yang berarti untuk diraihnya.  Iman juga akan menjadikan manusia memiliki kekuatan yang tidak akan dimiliki oleh selainnya.

Berbicara tentang keimanan berarti berbicara tentang keyakinan.  Keyakinan yang tumbuh dari sebuah proses pencarian.  Believe system kalau dikatakan oleh orang-orang NLP.  Sebuah pemahaman yang mengakar kuat dalam jiwa seseorang.  Setiap yang diimani akan berpengaruh dalam perilaku.

Orang akan mau melakukan apa saja demi apa yang diyakininya, walaupun nyawa menjadi taruhannya.  Setiap umat beragama pasti punya keyakinan, bahkan umat yang tak beragama pun sejatinya punya keyakinan.  Ya, keyakinan untuk tidak meyakini agama apapun.
Maka, ketika seseorang keliru dalam memilih keyakinannya bisa dipastikan dia telah salah dalam memilih jalan.  Keyakinan yang benar akan menuntunny pada jalan kehidupan yang benar, sebaliknya keyakinan yang salah akan merusak kehidupan seseorang seluruhnya.

Ada banyak cara memperoleh keyakinan, namun secara umum hanya ada 2 yang sangat dominan, yaitu :
1.  Jalan Perasaan
Orang cenderung banyak menggunakan jalan ini dalam beriman, ketika perasaannya sudah tergugah dan cenderung nyaman dengan suatu keyakinan maka dia akan memilih keyakinan itu.  Walaupun cara ini cepat akan tetapi rentan kesalahan.  Karena perasaan sangat mudah tertipu dan keliru.
2.  Jalan Pemikiran
Sebagian orang menggunakan jalan ini untuk memperoleh keimanan. Jalan ini yang akan mengantarkan seseorang pada iman yang kokoh.  Biasanya ditempuh oleh orang-orang yang memang serius dalam beragaman.  Atau para cendikiawan yang memang sangat haus akan kebenaran.


Nah, sekarang termasuk yang manakah anda?

Sabtu, 25 Februari 2017

Bekerjalah Untuk Allah, Agar Lelah itu menjadi Lillah

Dalam hidup ini kita mungkin akan bertemu dengan berbagai tipikal manusia.  Ada yang menyenangkan ada juga yang menyebalkan.  Kita juga akan bergaul dengan mereka dan beinteraksi dengan mereka itulah hidup.  Hal yang tidak bisa kita elakkan ketika kita ingin menjadi makhluk sosial.
Semakin kita banyak bergaul semakin rentan terjadi gesekan atau masalah sosial dan itu wajar.  Adakalanya kita disanjung dan dipuji, adakalanya kita akan dikucilkan, diejek atau direndahkan.  Sebagai manusia biasa tentu kita akan merasakan perubahan dalam jiwa kita.  Ketika direndahkan misalnya, akan muncul perasaan tersinggung, marah dan campur aduk.
Ini sesuatu yang wajar dan lumrah.  Hanya saja sebagai seorang muslim kita harus paham bahwa dalam mengelola perasaan dan hati kita Allah SWT telah menurunkan syariat yang mulia. Ada panduan dan tuntunan yang luar biasa lengkap untuk kita pakai.
Memang bukanlah perkara mudah menjadi sosok manusia yang disukai semua orang.  Hal ini bertolak belakang dengan harapan kita yang sejatinya pasti ingin dihormati dan disenangi semua.  Manusia akan menghormati dan menghargai manusia lainnya itu tidak jarang karena banyak faktor.
Diantaranya mungkin faktor kepentingan, kemanusiaan, atau lain sebagainya. Nah yang paling murni adalah faktor aqidah dan kesadaran.  Untuk yang semacam ini saat ini bisa diaktakan sangat jarang kita temukan.
Maka itu kita perlu menyadari bahwa sebaik apapun kita, pasti akan ada saja orang yang tidak suka dengan kita.  Bukti yang paling nyata adalah Nabi kita SAW sendiri, kurang apa beliau? Tapi tetap saja ada yang membencinya dan bahkan orang-orang terdekatnya. 
Oleh sebab itulah perkataan salah seorang Ulama salaf patut untuk kita renungkan.  Diantaranya apa yang disampaikan oleh Al Imam Sufyan Ats Tsury Rahimahullah beliau berkata : 
رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لا تُدْرَكُ
“Keridhoan seluruh manusia adalah tujuan yg tdk akan tercapai”
(Az-Zuhud karya al-Baihaqi 105)
Keridhoan manusia hendaklah bukan menjadi tujuan kita berbuat baik.  Karena jika tidak kita akan menemui kekecewaan demi kekecewaan dalam hidup kita.  Tetaplah berbuat baik meski tak ada yang menghargai atau tetap dicela orang-orang.
Yakinlah bahwa Allah tetap mencatat amal baik anda dan mempergitungkannya dengan seadil-adilnya.
Simaklah firman Allah yang mulia ini :
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
(Qs 9 At-Taubah: 105)

Di dalam Tafsir Jalalain  :
(Dan katakanlah) kepada mereka atau kepada manusia secara umum ("Bekerjalah kalian) sesuka hati kalian (maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian itu dan kalian akan dikembalikan) melalui dibangkitkan dari kubur (kepada Yang Mengetahui alam gaib dan alam nyata) yakni Allah (lalu diberikan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.") lalu Dia akan membalasnya kepada kalian.

Maka Saudaraku, Apapun yang anda kerjakan saat ini lakukanlah dengan sebaik-baiknya.  Karena tak ada yang disia-siakan oleh Allah SWT.  Jangan pedulikan bagaimanapun respon orang-orang atas pekerjaan anda selama itu adalah kebaikan dan selama anda berada di jalan Allah.
Terimalah masukan jika memang untuk perbaikan, jangan biarkan komentar orang-orang melemahkan anda dalam berbuat kebaikan.
Salam Perubahan Islam! Allahu Akbar!


Jumat, 24 Februari 2017

ANDA MERASA TIDAK NYAMAN? SAATNYA ANDA BERUBAH

Kadang rasa jenuh bisa saja datang menghampiri kita.  Apalagi jika kesibukan yang tiada ujungnya selalu menemani hari-hari kita.  Waktu yang seolah penuh dengan aktifitas membuat jiwa tak sempat sekedar melepas penat akan menjadikan kegundahan tersendiri.  Disandra oleh rutinitas yang sejatinya notabene tidak sejalan dengan obsesi dan mimpi-mimpi pribadi.
Banyak orang terjatuh pada tahapan ini, sehingga memilih berhenti di tengah jalan dan memutuskan untuk menempuh jalan baru yang dirasa lebih berarti.  Tidak sedikit yang pada akhirnya menghabiskan waktu dalam pencarian yang tak kunjung berakhir. 
Masuk kategori yang manakah anda?
Bertahan dalam kejenuhan atau memutar arah mencari hal baru demi sebuah impian? Memang bukanlah hal mudah dalam memilih jalan, semua ada resikonya sendiri-sendiri.  Membuat jalan baru tidak lah semudah menjalani yang sudah ada dan mapan.  Memilih bertahan juga tidaklah mudah disaat semangat sudah mulai pudar dan melemah.
Yang dibutuhkan sebenarnya bagi kita yang terjatuh pada kondisi seperti ini adalah dorongan dan motivasi yang kuat.  Kemudian pikiran yang jernih, rehat sejenak agar semakin terang jalan selanjutnya yang akan ditempuh.  Bertahan atau Berubah arah?
Antara dilema dan galau alias Andilau kian menjalar di perasaan yang tak terungkapkan.  Kalau kata para motivator sih ini proses menuju peningkatan level.  Yah, saat ketidaknyamanan hadir dalam hidup kita, maka pada saat itulah awal perubahan akan terjadi.
Manusia kan cenderung mau berubah saat dia mulai terusik dari zona nayamannya.  Inilah rahasianya kenapa Allah menciptakan zona masalah pad kita.  Karena tidak setiap kita mampu berubah sendiri, sehingga harus dibantu dengan munculnya masalah yang mengusik zona manja para manusia.
Yang terpenting adalah anda harus menyadari masalah anda saat ini apa.  Jika tidak akan sangat sulit merubah keadaan.  Jika anda merasa keadaan masih baik-baik saja, tidak akan ada perubahan apapun.  Latih kepekaan dan tingkatkan ketajaman anda agar anda semakin berkualitas dalam menjalankan aktifitas.

Selamat berfikir, salam perubahan!Kadang rasa jenuh bisa saja datang menghampiri kita.  Apalagi jika kesibukan yang tiada ujungnya selalu menemani hari-hari kita.  Waktu yang seolah penuh dengan aktifitas membuat jiwa tak
sempat sekedar melepas penat akan menjadikan kegundahan tersendiri.  Disandra oleh rutinitas yang sejatinya notabene tidak sejalan dengan obsesi dan mimpi-mimpi pribadi.
Banyak orang terjatuh pada tahapan ini, sehingga memilih berhenti di tengah jalan dan memutuskan untuk menempuh jalan baru yang dirasa lebih berarti.  Tidak sedikit yang pada akhirnya menghabiskan waktu dalam pencarian yang tak kunjung berakhir. 
Masuk kategori yang manakah anda?
Bertahan dalam kejenuhan atau memutar arah mencari hal baru demi sebuah impian? Memang bukanlah hal mudah dalam memilih jalan, semua ada resikonya sendiri-sendiri.  Membuat jalan baru tidak lah semudah menjalani yang sudah ada dan mapan.  Memilih bertahan juga tidaklah mudah disaat semangat sudah mulai pudar dan melemah.
Yang dibutuhkan sebenarnya bagi kita yang terjatuh pada kondisi seperti ini adalah dorongan dan motivasi yang kuat.  Kemudian pikiran yang jernih, rehat sejenak agar semakin terang jalan selanjutnya yang akan ditempuh.  Bertahan atau Berubah arah?
Antara dilema dan galau alias Andilau kian menjalar di perasaan yang tak terungkapkan.  Kalau kata para motivator sih ini proses menuju peningkatan level.  Yah, saat ketidaknyamanan hadir dalam hidup kita, maka pada saat itulah awal perubahan akan terjadi.
Manusia kan cenderung mau berubah saat dia mulai terusik dari zona nayamannya.  Inilah rahasianya kenapa Allah menciptakan zona masalah pad kita.  Karena tidak setiap kita mampu berubah sendiri, sehingga harus dibantu dengan munculnya masalah yang mengusik zona manja para manusia.
Yang terpenting adalah anda harus menyadari masalah anda saat ini apa.  Jika tidak akan sangat sulit merubah keadaan.  Jika anda merasa keadaan masih baik-baik saja, tidak akan ada perubahan apapun.  Latih kepekaan dan tingkatkan ketajaman anda agar anda semakin berkualitas dalam menjalankan aktifitas.
Selamat berfikir, salam perubahan!

Kamis, 23 Februari 2017

Dapat Masalah? Keep Calm Bro!

Tak ada Masalah Tanpa Penyelesaian

Adanya tantangan hidup adalah agar menjadikan kita semakin dewasa dan survive.  Hidup yang datar-datar saja akan menempa kita menjadi manusia lembek yang tidak tahan banting.  Untuk menjadi orang hebat harus melalui berbagai ujian dan cobaan.  Ini sebuah sunnatullah yang harus dilalui oleh orang-orang besar.

Bukankah sudah banyak kisah berlalu tentang bagaimana perjuangan berat orang-orang yang kita kenal dengan keberhasilannya hari ini.  Maka jika kita ingin menjadi bagian dari orang-orang tangguh tersebut, mulailah dengan menguatkan hati dalam menghadapi berbagi kesulitan hidup.
Hidup tidak senantiasa mudah kawan.  Adakalanya ujian datang menghampiri kita  dan menyapa kenyamanan yang kita bangun.  Bukan untuk mengusik tapi untuk memberikan isyarat kepada kita bahwa kita harus segera naik level.  Menuju inkompatensi meraih posisi yang yang lebih tinggi.
Ini bukan sekedar penghibur atau retorika belaka, memang begitulah adanya jalan para pejuang.  Hadapi, Hayati dan nikmati agar menjadi sesuatu yang bernilai pada waktunya nanti.  Tak perlu risau kapan akan berkahirnya ujian, yang pasti Allah sudah menegaskan dalam kalam-Nya bahwa sesudah kesulitan itu akan ada dua kemudahan.

Dia-lah memperlihatkan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menjadikan mendung (TQS. AR RA’DU : 12)

Sejatinya masalah ataupun kesulitan yang ada di depan kita itu laksana kilat, kadang dari masalah itu muncul harapan kadang pula memunculkan kekhawatiran.  Tapi yang perlu diingat adalah semua itu berasal dari Allah SWT.  Dan Allah tiak akan menguji hambanya di luar batas kemampuan.
Sebagaimana firman-Nya :
Laa yukallufullahu Nafsan Illa wus’aha ( Tidaklah Allah membebani seseorang di luar kemampuannya) {TQS. AL BAQARAH : 286}


Maka, oleh sebab itu tetap semangat menghadapi sebesar apapun masalahmu.  Tanamkan keyakinan bahwa semua akan baik-baik saja.  Hadapi dengan gentle, pastikan setiap masalah akan ada solusinya.  Seperti kata orang bijak, “This too will pass” (Ini juga pasti akan terlewati). Don’t worry be Happy!

Rabu, 22 Februari 2017

ILMU YANG BERMANFAAT


Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mampu mendekatkan pemiliknya kepada Allah SWT.  Sebuah pengetahuan yang menjadikan semakin takut dan tunduk kepada Rab-nya.  Bukanlah ilmu yang bermanfaat jika hanya menghasilkan pengetahuan semata.  Atau mungkin menjadikan manusia semakin banyak tahu dan paham akan sesuatu.  Ilmu harus mampu mendatangkan keyakinan dan ketaatan.

Tidak dikatakan bermanfaat suatu ilmu jika setelah mempelajarinya justru membuat pemiliknya semakin durhaka pada Tuhannya.  Menjadikan lalai dan penuh dengan kealfaan.  Maka carilah ilmu yang membuatmu semakin taat bukan sebaliknya.

Kewajiban bagi kita untuk menemukan ilmu yang menjadi jalan bagi datangnya kebaikan demi kebaikan.  Dan sangat penting bagi kita untuk mengupayakannya agar ilmu seperti itu benar-benar kita miliki.  Karena barang siapa menempuh jalan menuju ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga.

Kita semua pasti mencari surga bukan?  Surga dalam arti sebenarnya atau dalam makna kebahagiaan.  Siapa sih manusia yang tidak ingin hidupnya bahagia? Semuanya pasti menuju titik ini.  Hanya kadang masing-masing melangkah berdasarkan pilihannya sendiri-sendiri.  Dan tidak setiap orang yang ingin bahagia benar-benar bisa bahagia.

Kunci kebahagiaan adalah saat kita mampu menjalani kehidupan ini dengan sepenuh ketaatan kepada Sang Pencipta.  Banyak orang mancari bahagia dengan jalan kedurhakaan pada Tuhannya, namun yang didapatkannya hanyalah bahagia yang semu belaka.  Lebih tepatnya bukan kebahagiaan melainkan kesenangan sesaat yang tidak mampu memuaskan mereka.  Semakin mereka kejar semakin sengsara jiwa mereka.

Inilah gambaran kebanyakan manusia yang mencari jalan surga dengan cara menempuh jalur neraka.  Untuk bisa mengetahui jalan yang kita tempuh, apakah sudah sesuai dengan tujuan atau sebaliknya maka tentu saja ilmu yang bermanfaat adalah kompasnya.

Nah, disinilah sekali lagi pentingnya kita memiliki ilmu ini.  Bukan sembarang ilmu tapi ilmu yang mendekatkan diri kita pada tujuan penciptaan kita.  Ilmu yang mampu membawa kita ke jalan pulang.  Karena kita adalah pengembara yang harus pulang kembali  menuju kampung halaman.  Kampung halaman yang abadi tempat kita berasal sebelum lahir ke dunia yang fana ini.

Tempat dimana dulu kita pernah tinggal dan berbahagia disana.  Itulah surga yang dicari oleh jiwa-jiwa yang haus akan cinta.  Jiwa-jiwa yang terjajah oleh hawa nafsu dan dunia.  Inilah tempat asal kita.  Maka upayakanlah semampu yang kalian bisa agar kita kembali kesana dan berbahagia selamanya.

Allahumma inni a’udzubika min ‘ilmin la yanfa!

Selasa, 21 Februari 2017

MENIMBANG KEMBALI STANDAR BENAR & SALAH YANG ANDA YAKINI




Kalau kita perhatikan kondisi bangsa ini saat ini sungguh sangat memprihatinkan sekali.  Begitu banyak masalah yang muncul dan tidak terselesaikan dengan baik, padahal kita punya pemimpin.  Masalah demi masalah seolah tak kunjung musnah.  Bencana terus saja mendera dan seolah menjadi menu harian kaum dhuafa maupun kaum berada.
Ketika kita membuka televisi kemudian menyasikan isi berita hari itu, maka bisa ditebak isinya adalah masalah.  Entah itu kriminalitas yang terus meningkat, bencana di belahan negeri tercinta atau kesenjangan sosial yang merebak dimana-mana. Sungguh ironis.  Akhirnya orang banyak lari ke dunia maya, khususnya sosial media guna membangun dunia baru yang sesuai selera mereka.
Maka laris manislah jejaring sosial, menjamurlah netizen dimana-mana.   Orang bilang dunia maya adalah pelarian orang-orang dari dunia nyata yang sungguh menyasakan dada.  Di satu sisi kita bersyukur dengan hadirnya sosial media ini, menjadi surga di tengah kekacauan realita bagi sebagian kita.  Di satu sisi kita juga bersedih, karena ternyata dunia maya malah menjadi bagian dari penambah masalah baru yang dihadapi masyarakat dunia.
Semakin kesini semakin banyak orang gandrung  dengan dunia maya, hingga akhirnya lupa kalau dia hidup di alam nyata. Maka muncullah sebagian kalangan yang mewanti-wantu agar menjaga jarak dengan dunia maya, agar tidak menjadi candu bagi manusia.  Tapi bermunculan juga seruan untuk terus memanfaatkan kecanduan itu sebagai sarana menghadirkan solusi dan menyadarakan manusia akan pentingnya agama.
Hari ini kita bisa melihat bahwa sebagian manusia ada yang menjadi bagian dari masalah dan ada pula yang berupaya menjadi bagian dari solusi negeri ini.  Namun sayang seribu sayang, kita telah sampai di zaman dimana banyak fakta terbolak-balik.  Kebenaran dianggap kebathilan dan sebaliknya kebathilan dianggap kebenaran.
Kepalsuan merebak dimana-mana, media menjadi corong utama penyebar dusta.  Hingga muncullah sikap apatis disebagian mereka yang mau membuka mata.  Lalu terbentuk perlawanan dengan membuat media tandingan melalui kekuatan dunia maya yang tadinya dianggap musuh manusia.  Sungguh sebuah realita saat ini, ketika sosial media menjadi rival media mapan yang dipenuhi para pendusta.
Belum lagi kalau kita mau berpikir dengan jernih, ternyata Penguasa yang seharusnya menjadi pelayan dan pelindung rakyatnya justru sangat tampak pengkhianatannya.  Menjadi pelindung mereka yang seharusnya diadili dengan seadil-adilnya.  Maka alangkah wajar dengan kondisi seperti ini kemudian masyarakat semakin sadar akan kezholiman yang semakin nyata.  Seolah dipertontokan begitu saja di depan mata mereka.
Hanya orang-orang yang menjadi bagian dari masalah negeri ini yang terus saja membela dan melakukan polesan kebaikan terhadap penguasa.  Menjilat dan membela mati-matian dengan dalil dan dalih yang dicari-cari demi sekerat dunia yang hina.  Mereka hadir sebagai benteng terdepan dalam menghadapi perlawanan masyarakat tertindas yang mulai cerdas.  Musuh utama para dai-dai penyeru yang berkualitas.
Kita perlu waspada dengan manusia-manusia jenis ini, yang begitu cerdasnya memutarbalikan fakta dan realita.  Menyerang kebenaran dengan memoles seindah mungkin laksana sebuah mutiara.  Dan membela kebusukan dengan cara-cara licik sehingga mengelabui mata masyarakat yang tidak terdidik.
Dalam agama kita mereka inilah yang disebut-sebut sebagai kaum munafik.  Manusia paling jahat dengan wajah penuh kamuflase.  Banyak orang yang tertipu dengan mereka karena pandainya mereka bersilat lidah.  Tidak sedikit yang kemudian menjadikan mereka sebagai tokoh panutan dan kemudian mati-matian memusuhi kebenaran.
Oleh karena itu, kita perlu tahu bahwa diantara musuh yang nyata itu ada musuh yang tersembunyi dalam tubuh umat ini.  Penyakit yang berbahaya dan laksana virus yang mematikan.  Mereka ini seperti serigala berbulu domba.  Hanya orang-orang yang diberikan Allah petunjuk yang mampu mengenalinya dengan terang benderang.
Kita akan melihat mereka berjejer dikalangan para Ulama, Intelektual, atau mungkin publik figur yang lain.  Bagi sebagian orang mereka ini laksana mutiara, tapi bagi orang yang memiliki kebenaran dalam dirinya akan sangat terlihat bahwa mereka bukanlah mutiara.  Mereka itu hanyalah batu biasa yang dipoles seperti muiara.
Ketahuilah kawan kenali lawan, agar kita tak salah dalam melangkah.  Sikap kita terhadap suatu kalangan akan menjadi bomerang bagi kita juga.  Keberpihakan kita dengan suatu kubu akan menjadi sesuatu yang sangat membantu.  Sadari kita ini bagian dari umat, yang tentu saja sangat berarti dalam menentukan perubahan.
Kita harus tahu mana yang dinamakan kebenaran dan mana yang dinamakan kebathilan.  Ketahuilah jika sesuatu itu benar, maka yang lain itu adalah salah.  Karena kebenaran itu mutlak adanya.  Keberpihakan kita pada kebenaran adalah jalan yang akan menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat, sementara keberpihakan kita terhdap kebathilan adalah jalan yang akan mencelakakan kita di dunia maupun di akhirat.
Pertanyaannya sekarang apakah standar seuatu dikatakan  benar dan salah? Jawaban atas pertanyaan inilah yang harus dimiliki setiap individu yang ingin selamat.  Maka ketahuilah olehmu kawan, standar benar dan salah itu bukan akalmu apalagi nafsumu.  Bukan pula suara mayoritas karena hal itu begitu relatif.
Benar dan salah hanya bisa diketahui dengan mengikuti petunjuk Dzat Yang Maha Benar.  Pencipta Kebenaran itu sendiri, Dia-lah Allah Dzat Yang Maha Membedakan antara yang haq dan yang bathil.  Maka dengan petunjuk dari-Nya lah kita akan tahu tentang benar dan salah.
So, Mulai sekarang pelajarilah petunjuk-Nya. Agar anda tak salah dalam melangkah.
Semoga hidup anda berkah!

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...