Sabtu, 01 Desember 2018

KHAWATIR AKAN MASA DEPAN? (Intisari Pembahasan Hadits Arba’in An Nawawiyah ke-4)


Setiap kita dikaruniai takdir yang harus kita jalani, hanya saja kita semua terhijab dari takdir yang akan kita jalani tersebut.  Lantas bagaimanakah kita menyikapi takdir? Berikut ulasannya!
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ      أَوْ سَعِيْدٌ.    فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا                              
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.
(Riwayat Bukhori dan Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Allah ta’ala mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.
2.     Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk surga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.
3.     Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).
4.     Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.
5.     Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.
6.     Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya.
7.     Sebagian ulama dan orang bijak berkata  bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.

Dahulu para ulama memahami ruh itu ditiupkan pada usia janin 4 bulan, tapi kemudian para tahun 1987 Rabithah ‘alam Islamiy mengumpulkan para pakar embriologi dan mengkaji ulang makna hadits tersebut.  Ternyata makna yang lebih dekat dengan kebenaran disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Maka didapatlah kesimpulan bahwa usia janin ditiupkan ruh adalah 12 hari saja dari siklus haidh.  Sehingga penemuan ini membatalkan dalih para pelaku aburtos/aborsi yang mengatakan bahwa boleh melakukannya jika belum 4 bulan. Karena ternyata usia 2 pekan saja sudah ada ruhnya.
Kata janin artinya tertutupi sehingga tidak kelihatan. Padanan katanya sama seperti junnah, jin, dan jannah.  Semenjak ditiupkan ruhnya itulah ditulis pula rezekinya, ajalnya, amalnya, dan akhir kehidupannya apakah menjadi orang celaka atau orang yang beruntung.
Hadits yang telah disebutkan di atas memberikan kita kabar yang ngeri-ngeri sedap, karena begitu belum jelasnya nasib kita kelak.  Dalam memahami hadits ini kita harus berada dalam bingkai bahwa Allah Maha Adil dan Tidak Pernah Dzholim.  Sehingga ketika Allah mentakdirkan sesuatu, pastilah dalam bingkai keadilannya.
Untuk memudahkan memahami hadits ini marilah kita simak sebuah riwayat yang pernah diceritakan Nabi Saw tentang dua bersaudara dari kalangan Bani Israel.  Seorang diantara mereka sangat taat, sementara yang satunya terkenal karena kemaksiatannya. Sang Ibu senantiasa mendoakan anaknya yang ahli maksiat ini agar suatu saat bisa bertaubat kepada Allah.  Sementara anaknya yang taat tidak pernah ia doakan, karena ibunya beranggapan bahwa anaknya itu sudah lurus-lurus saja.
Suatu malam sang anak yang ahli maksiat ini merasa hampa dalam kemaksiatannya.  Muncullah keinginannya untuk bertaubat, berlarilah ia mendatangi kakaknya menuju mihrab kakaknya yang ada di atas menara bukit.  Pada saat yang sama kakaknya yang selama ini senantiasa beribadah, merasa kosong dalam ibadahnya dan berkeinginan untuk meninggalkan mihrabnya untuk mencicipi kemaksiatan barang sesaat. Ketika itu sang kakak bergegas turun dari mihrabnya, sementara adiknya bergegas menuju muhrab kakaknya.  Karena kondisi gelap ternyata di tengah jalan mereka saling bertabrkan dan jatuh.  Qaddarallahu wa masya’a fa’ala keduanya menemui ajalnya.
Tidak lama, datanglah dua malaikat saling berdebat atas nasib kedua saudara ini. Malaikat azab menganggap bahwa akhir hayat sang kakak adalah su’ul khatimah karena ia mati dalam keadaan niat maksiat.  Sementara sang adik wafat dalam kondisi husnul khatimah, karena ia mengakhiri hayatnya dalam kondisi sangat berhasrat untuk taubatan nasuha.
Sampai disini ada beberapa pelajaran yang penting untuk kita perhatikan.  Diantaranya jika kita menjadi orang tua atau guru hendaklah kita adil dalam mendoakan.  Yang baik didoakan tambah baik dan istiqomah dalam kebaikan, sementara yang belumm baik agar juga didoakan agar berubah menjadi baik.  Kemudian hati-hatilah dengan isi hati dan pikiran kita.  Pastikan senantiasa dalam keikhlasan dalam melakukan amal perbuatan.
Karena kita tidak pernah tahu ujung kehidupan kita, namun ketahuilah seseorang akan senantiasa dimudahkan beramal sesuai dengan niatnya.  Pelihara niat agar senantiasa baik dan lurus, agar akahir hayat kita husnul khotimah.  Jauhi prasangka buruk terhadap Allah, pada diri apalagi pada orang lain.  Karena prasangka itu menghantarkan pada dosa dan akhir kehidupan yang buruk.
Al Imam Sufyan Ats Tsaury Rahimahullah berkata, “Aku datang kepada Allah membawa dosa kepada-Nya itu lebih rungan daripada membawa satu dosa kepada makhluk”.
Kenapa demikian? Karena Allah itu Maha Adil dan Maha Pengampun.  Setiap pendosa masih diberi kesempatan taubat dan penghapusan dosa.  Tetapi dosa kepada makhluk akan membuka peluang jurang yang sangat dalam.  Karena makhluk itu lebih berat dalam hal memaafkan.  Tidak jarang mereka yang sudah tersakiti walaupun suduh memaafkan, masih suka mengungkit-ngungkit kesalahan saudaranya.
Maka berhatil-hatilah dalam hidup, karena hati-hati itulah hakikat taqwa yang sebenarnya.  Sebagaimana pernah disampaikan Umar ra, bahwasanya yang namanya taqwa itu adalah seperti ketika engkau memasuki ruangan yang penuh onak duri.  Lantas apa yang engkau lakukan? Tentu kau akan berhati-hati agar tidak terinjak duri-duri tersebut.
Oleh karena itulah, ketidaktahuan kita akan masa depan dan terhijabnya kita dari takdir Allah hendaknya kita terus berprasangka baik kepada Allah, berikhtiar yang terbaik dan berdoa serta bertawakkal yang terbaik kepada Allah.  Inilah yang akan menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat.
Wallahu’alam bis showab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...