Minggu, 30 April 2017

Ibroh bagi Para Istri

🌿 _Ibroh(Pelajaran)_

*..:::RENUNGAN UNTUK SANG ISTRI:::..*

Ditulis oleh Fitri Kurnia Handayani

Bismillah..

Semoga bisa diambil manfaatnya oleh saudari-saudari muslimahku..

(KISAH)

Sore itu,, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu. “anty sudah menikah?”. “Belum mbak”, jawabku. Kemudian akhwat itu bertanya lagi “kenapa?” hanya bisa ku jawab dengan senyuman.. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.

“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya. “nunggu suami” jawabnya. Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya

“Mbak kerja di mana?”, entahlah keyakinan apa yang meyakiniku bahwa mbak ini seorang pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.

“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” , jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.

“Kenapa?” tanyaku lagi.

Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah cara satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.

Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.

Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat.

“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya.

Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing . Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah”.

Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga. Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk di luar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya.”

Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.

“Anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700rb/bulan. 10x lipat dari gaji saya. Dan malam itu saya benar-benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya , ia selalu berkata “umi,,ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan umi ridho”, begitu katanya. Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya”, lanjutnya

“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.

“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja . Malah mereka membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”

Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.

“Kak, kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah. Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.

“anty tau, saya hanya bisa nangis saat itu. Saya menangis bukan Karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya. Bagaimana mungkin dia maremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membanguni saya untuk sujud dimalam hari. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan. Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tapi lihatlah suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya. Semoga jika anty mendapatkan suami seperti saya, anty tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anty pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkannku. Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, meninggalkannku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.

Ya Allah….

Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling baik dalam hidupku.

Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..

Subhanallah..

Semoga pekerjaan, harta tak pernah menghalangimu untuk Berbakti kepada Suamiku dan menjadi Istri yang soleha untuk suamiku..

Jumat, 28 April 2017

Kaidah Dalam Memilih

Ketika Harus Memilih : Antara Beberapa Maslahat Dan Dua Mudarat
------------------------------------------------

*KAIDAH-KAIDAH MEMILIH ANTARA BEBERAPA MASLAHAT DAN DUA MUDHARAT*

Oleh :
Ustadz Dr Erwandi Tarmidzi MA


Kehidupan penuh dengan pilihan antara yang baik dan buruk, antara maslahat dan mafsadat.
Dan sangat banyak sekali kaidah-kaidah syar'i yang membantu kita untuk menentukan pilihan.

Berikut ini kami ringkaskan kaidah-kaidah dalam memilih yang dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.

Makalah ini diringkas dari disertasi pada jurusan Ushul Fiqih Universitas Islam Muhammad Ibnu Saud, Riyadh KSA.

KAIDAH-KAIDAH MEMILIH ANTARA BEBERAPA MASLAHAT

Kaidah Pertama :

أَفْضَلُ الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ الصَّلاَةُ، ثُمَّ الْقِرَاءَةُ، ثُمَّ الذِّكْرُ

Ibadah badaniyah yang paling utama adalah shalat, kemudian membaca al-Qur’ân, kemudian dzikir
[Majmû Fatâwâ, 10/401].

Berlandaskan kaidah di atas, apabila seorang Muslim harus memilih untuk melakukan ibadah badaniyah, maka prioritasnya berdasarkan urutan ini.
Urutan ini berdasarkan ijma' para Ulama.

Kaidah Kedua :

مَا تَعَلَّقَ مِنَ الْوَاجِبَاتِ بِالْحَوَائِجِ الأَصْلِيَّةِ قُدِّمَ عَلَى غَيْرِهِ

Kewajiban yang berkaitan dengan kebutuhan pokok (seperti nafkah untuk diri, isteri dan anak-pent) lebih diutamakan daripada kewajiban lainnya.

Aplikasi Kaidah :

1. Nafkah untuk diri, anak yang fakir, beserta isteri lebih diutamakan daripada membayar utang.

2. Membayar utang lebih diutamakan dari pada kewajiban ibadah harta seperti haji dan zakat.

Kaidah Ketiga :

فَرْضُ الْعَيْنِ مُقَدَّمٌ عَلَى فَرْضِ الْكِفَايَةِ

Fardhu 'ain lebih didahulukan daripada fardhu kifayah

Aplikasi Kaidah :

1. Seseorang yang mengkhususkan waktunya untuk mengajar agama sehingga tersita waktunya untuk mencari nafkah, maka dibolehkan mengambil nafkahnya dari baitul mâl.
Karena mencari nafkah fardhu 'ain sedangkan mengajar ilmu Islam hukumnya fardhu kifâyah.

2. Nafkah untuk diri, keluarga dan orang tua lebih diutamakan daripada nafkah untuk berjihad.

Kaidah Keempat :

الوَاجِبُ مُقَدَّمٌ عَلَى الْمُسْتَحَبِّ

Ibadah wajib lebih didahulukan daripada ibadah sunat

Aplikasi kaidah :

1. Membayar utang lebih utama daripada bersedekah.
Karena membayar hutang hukumnya wajib sementara bersedekah itu hukumnya sunat.

2. Mempelajari ilmu aqidah, tata cara shalat lebih didahulukan daripada menghafal surat yang tidak wajib dihafal dalam al-Qur’ân.

Kaidah Kelima :

مَصْلَحَةُ تَأْلِيْفِ الْقُلُوْبِ أَوْلَى مِنْ فِعْلِ الْمُسْتَحَبَّاتِ

Maslahat menjaga hubungan baik sesama Muslim lebih diutamakan daripada melakukan amalan sunat.

Aplikasi Kaidah :

1. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Aisyah Radhiyallahu anhuma,

يَا عَائِشَةُ لَوْلَا أَنَّ قَوْمَكِ حَدِيثُ عَهْدٍ بِجَاهِلِيَّةٍ لَأَمَرْتُ بِالْبَيْتِ فَهُدِمَ فَأَدْخَلْتُ فِيهِ مَا أُخْرِجَ مِنْهُ وَأَلْزَقْتُهُ بِالْأَرْضِ وَجَعَلْتُ لَهُ بَابَيْنِ بَابًا شَرْقِيًّا وَبَابًا غَرْبِيًّا فَبَلَغْتُ بِهِ أَسَاسَ إِبْرَاهِيمَ

Wahai ‘Aisayh!
Kalaulah bukan karena kaummu baru saja meninggalkan kejahiliyahan (dan memeluk Islam), niscaya akan aku perintahkan agar Ka’bah ini dihancurkan lalu (aku akan bangun kembali) dengan memasukkan bagian Ka’bah yang belum mereka masukkan ke Ka’bah (saat pembangunan dulu, disebabkan kekuarangan dana-red) dan aku buatkan dua pintu bagi Ka’bah, satu pintu di sebelah timur dan satu lagi di sebelah barat.
Dengan demikian, saya telah membangunnya sesuai dengan pondasi yang dibuat oleh Nabi Ibrahim [HR. al-Bukhâri].

Itulah keinginan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun keinginan itu tidak Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan, bukan karena alas an tidak mampu financial, tapi demi menjaga dan memperbaiki hubungan sesama Muslim yang baru masuk Islam.
Dan harus lebih didahulukan daripada amalan sunat.

2. Perkataan Ibnu Mas'ûd Radhiyallahu anhu ketika dia shalat menjadi ma’mum dan mengikuti Utsmân Radhiyallahu anhu yang shalat di Mina tapi tidak diqashar, padahal nabi selalu shalat di Mina dengan cara qashar. Beliau Radhiyallahu anhu mengatakan :

الْخِلاَفُ شَرٌّ

Berbeda pendapat adalah suatu keburukan [HR. al-Bukhâri]

3. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Dianjurkan seorang imam untuk menjaharkan (mengeraskan-red) bacaan basmalah sebelum membaca al-Fâtihah untuk memperbaiki hubungan dengan jamaah yang sudah terbiasa menjaharkannya, sekalipun yang lebih sunah membacanya dengan sirr (dibaca dengan suara kecil-red)". [Majmû Fatâwâ, 24/195].

Kaidah Keenam :

مَا يَفُوْتُ وَقْتُهُ مُقَدَّمٌ عَلَى مَا لَا يَفُوْتُ وَقْتُهُ

Amalan yang waktunya akan berlalu harus lebih didahulukan daripada amalan yang waktunya tidak segera berlalu

Aplikasi kaidah :

Apabila seseorang mendengar suara Adzân dikumandangkan sementara dia sedang membaca al-Qur’ân atau sedang berdoa.
Dalam hal ini, ada dua ibadah atau lebih, salah satunya akan segera berlalu waktunya sementara ibadah yang lainnya tidak.
Dalam kondisi seperti ini, hendaklah dia berhenti dari membaca al-Qur’ân atau dzikir lalu menjawab adzân, karena adzân waktunya akan berlalu dengan berlalunya adzan berbeda dengan membaca al-quran dan berdoa.

KAIDAH-KAIDAH MEMILIH ANTARA DUA MUDHARAT

Kaidah Pertama :

الْفَسَادُ فِي الدِّيْنِ أَعْظَمُ مِنَ الْفَسَادِ فِي الدُّنْيَا

Mafsadat (kerusakan) dalam dien (agama) lebih besar (berbahaya) daripada mafsadat dalam dunia

Hal ini karena kerusakan dalam dien akan berdampak kepada rusaknya dunia, namun tidak sebaliknya. Maksudnya kerusakan pada dunia, tidak mengakibatkan kerusakan pada agama.

Allâh Azza wa Jalla berfirman :

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram.
Katakanlah, "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allâh, kafir kepada Allâh, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allâh.
Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.
Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya"
[al-Baqarah/2:217].

Aplikasi kaidah :

Menghadapi ahli bid’ah yang merusak agama lebih penting daripada menghadapi para perampok yang merusak dunia.

Kaidah Kedua :

تُدْفَعُ الْمَفْسَدَةُ الْعَامَّةُ، بِإِيْقَاعِ الْمَفْسَدَةِ الْخَاصَّةِ

Mudharat yang menimpa orang banyak harus ditolak sekalipun dengan menimbulkan mudharat lain pada sekelompok orang.

Aplikasi Kaidah :

Dalam keadaan tertentu menjadi wajib hukumnya bagi pihak yang berwenang untuk menetapkan harga barang, sekalipun kebijakan tersebut membuat para pedagang mendapat mudharat dengan keuntungan yang lebih kecil.
Akan tetapi ini bertujuan untuk menolak mudharat yang lebih besar bagi khalayak ramai agar bahan pokok tidak dipermainkan harganya oleh para pedagang maka diambil kebijakan penetapan harga.

Inilah beberapa contoh kaidah yang bisa dijadikan landasan dan pedoman ketika harus memilih salah satu dari sekian banyak pilihan yang terkadang membingungkan.

Semoga sajian ini bermanfaat.


[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi Khusus 11/Tahun XVII/1435H/2014M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57773 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]



Shared from Almanhaj.or.id for android http://bit.ly/Almanhaj

Kamis, 27 April 2017

Sunnah-Sunnah Shalat

*SUNNAH-SUNNAH SHALAT*

Abu Syuja' berkata:

وسننها، قبل الدخول فيها شيئان: الأذان والإقامة. وبعد الدخول فيها شيئان: التشهد الأول والقنوت في الصبح وفي الوتر في النصف الثاني من شهر رمضان.

Cara membacanya:

Wa sunanuhaa, qablad dukhuuli fiihaa syay-aani: (1) al-aadzaan, (2) wal iqaamatu. Wa ba’dad dukhuuli fiihaa syay-aani: (1) at-tasyahhudul awwalu, (2) wal qunuutu fish shubhi wa fil witri fin nishfits tsaanii min syahri ramadhaana.

Artinya:

Sunnah-sunnah sebelum mengerjakan shalat ada dua, yaitu: (1) adzan, dan (2) iqamah. Sunnah-sunnah setelah masuk dalam shalat juga ada dua, yaitu: (1) tasyahhud awwal, dan (2) membaca qunut pada shalat shubuh maupun pada shalat witir pada pertengahan kedua bulan Ramadhan.

*Penjelasan Prof. Dr. Mushthafa Dib al-Bugha (dengan sedikit perubahan redaksi):*

1. Adzan dan iqamah disunnahkan untuk shalat-shalat fardhu. Dalil yang menunjukkan disyariatkannya adzan dan iqamah adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (602) dan Muslim (674), dari Malik ibn Al-Huwairits radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

إذا حضرت الصلاة فليؤذن لكم أحدكم وليؤمكم أكبركم

Artinya: “Jika waktu shalat datang, hendaklah salah seorang di antara kalian mengumandangkan adzan, dan hendaklah orang yang paling tua di antara kalian menjadi imam kalian.”

Juga hadits riwayat Abu Dawud (499) dari ‘Abdullah ibn Zaid radhiyallahu ‘anhu:

وتقول إذا أقمت إلى الصلاة: الله أكبر، الله أكبر ...

Artinya: “Jika akan mengerjakan shalat, katakanlah: Allaahu akbar, Allaahu akbar...”

Hukum wajib yang ditunjukkan hadits-hadits di atas berubah menjadi sunnah berdasarkan dalil-dalil lainnya.

2. Lafazh adzan adalah sebagai berikut:

الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر
أشهد أن لا إله إلا الله، أشهد أن لا إله إلا الله
أشهد أن محمدا رسول الله، أشهد أن محمد رسول الله
حي على الصلاة، حي على الصلاة
حي على الفلاح، حي على الفلاح
الله أكبر الله أكبر
لا إله إلا الله

Pada adzan shubuh, setelah (حي على الفلاح، حي على الفلاح) ditambahkan:

الصلاة خير من النوم، الصلاة خير من النوم

Adapun lafazh iqamah sebagai berikut:

الله أكبر الله أكبر
أشهد أن لا اله إلا الله
أشهد أن محمدا رسول الله
حي على الصلاة
حي على الفلاح
قد قامت الصلاة، قد قامت الصلاة
الله أكبر الله أكبر
لا إله إلا الله

Lafazh-lafazh adzan dan iqamah di atas berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, dan selain keduanya.

3. Disunnahkan bagi orang yang mendengar adzan untuk mengucapkan kalimat yang diucapkan oleh muadzin, dan setelah adzan selesai, ia disunnahkan membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berdoa sesuai dengan yang diajarkan Nabi.

Muslim (384) dan selainnya meriwayatkan hadits dari ‘Abdullah ibn ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إذا سمعتم المؤذن فقولوا مثل ما يقول، ثم صلوا علي، فإنه من صلى علي صلاة صلى الله بها عليه عشرا، ثم سلوا الله لي الوسيلة، فإنها منزلة في الجنة، لا تنبغي إلا لعبد من عباد الله، وأرجو أن أكون أنا هو، فمن سأل الله لي الوسيلة حلت عليه الشفاعة

Artinya: “Jika kalian mendengar orang mengumandangkan adzan, ucapkanlah seperti yang dia ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku. Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mohonlah kepada Allah untukku wasilah, karena ia (wasilah itu) adalah tempat di surga, yang tidak bisa ditempati kecuali hanya oleh satu orang hamba dari hamba-hamba Allah. Saya berharap sayalah orangnya. Barangsiapa memintakan wasilah untukku kepada Allah, maka dia berhak mendapatkan syafaatku.”

Al-Bukhari (589) dan selainnya meriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من قال حين يسمع النداء: (اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة، آت محمدا الوسيلة والفضيلة، وابعثة مقاما محصودا الذي وعدته) حلت له شفاعتي يوم القيامة

Artinya: “Barangsiapa mengucapkan ketika mendengar adzan: (Ya Allah, Sang Pemilik panggilan yang sempurna ini, dan shalat yang ditegakkan, berilah Muhammad wasilah dan fadhilah, serta bangkitkanlah dia dalam kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan), maka dia berhak mendapat syafaatku di hari kiamat.”

Ad-da’wah at-taammah, maksudnya adalah dakwah tauhid yang tidak akan mengalami perubahan dan penggantian.

Al-fadhilah, maksudnya adalah kedudukan lebih dari seluruh makhluk.

Maqaaman mahmuuda, maksudnya adalah orang yang berdiri di atasnya mendapatkan pujian.

Disunnahkan juga kepada muadzin untuk mengucapkan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berdoa, dengan suara yang lebih rendah daripada adzan, dan diberi jarak antara adzan dengan shalawat dan doa tersebut, agar tidak disangka keduanya bagian dari adzan.

4. Orang yang mendengar adzan mengucapkan kalimat yang diucapkan muadzin, kecuali pada kalimat (حي على الصلاة) dan (حي على الفلاح). Pada dua kalimat ini, dia mengucapkan (لا حول ولا قوة إلا بالله), sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (588), Muslim (385), dan selain keduanya. Demikian juga pada kalimat (الصلاة خير من النوم), maka dia mengucapkan (صدقت وبررت).

Disunnahkan juga ketika mendengar iqamah untuk mengucapkan kalimat yang diucapkan muadzin, kecuali kalimat (قد قامت الصلاة), maka hendaknya mengucapkan (أقامها الله وأدامها), berdasarkan hadits riwayat Abu Dawud (528).

5. Dasar sunnahnya tasyahhud awwal adalah hadits-hadits shahih, di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (1167):

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قام من اثنتين من الظهر لم يجلس بينهما، فلما قضى صلاته سجد سجدتين. ثم سلم بعد ذلك.

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri ketika dua rakaat zhuhur dan tidak duduk. Tatkala selesai shalat, beliau sujud dua kali, kemudian setelah itu salam.”

Sujud sahwi yang dilakukan Nabi karena tidak mengerjakan tasyahhud awwal adalah dalil yang menunjukkan kesunnahannya.

Dalam hadits tentang orang yang buruk shalatnya, yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (860) disebutkan:

فإذا جلست في وسط الصلاة فاطمئن، وافترش فخذك اليسرى، ثم تشهد

Artinya: “Jika engkau duduk di pertengahan shalat, maka thuma’ninahlah. Bentangkanlah paha kirimu, kemudian bertasyahhudlah.”

6. Dalil qunut untuk shalat shubuh adalah hadits yang diriwayatkan Al-Hakim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا رفع رأسه من الركوع في صلاة الصبح في الركعة الثانية، رفع يديه يدعو بهذا الدعاء: اللهم اهدني فيمن هديت ...

Artinya: “Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kepalanya dari ruku’ dalam shalat shubuh pada rakaat kedua, beliau mengangkat kedua tangannya dan berdoa dengan doa ini (اللهم اهدني فيمن هديت).” (Mughni Al-Muhtaj: 1/166)

7. Mengenai qunut pada shalat witir di pertengahan kedua bulan Ramadhan, Abu Dawud (1425) meriwayatkan dari Al-Hasan ibn ‘Ali radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:

علمني رسول الله صلى الله عليه وسلم كلمات أقولهن في الوتر:

اللهم اهدني فيمن هديت، وعافني فيمن عافيت، وتولني فيمن توليت، وبارك لي فيما أعطيت، وقني شر ما قضيت، إنك تقضي ولا يقضى عليك، وإنه لا يذل من واليت، ولا يعز من عاديت، تباركت ربنا وتعاليت

Artinya: “Rasulullah mengajarkanku kalimat-kalimat yang saya ucapkan ketika shalat witir, yaitu:

Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku perlindungan (dari penyakit dan apa yang tidak disukai) sebagaimana orang yang telah Engkau lindungi. Berilah aku kekuasaan sebagaimana orang yang telah Engkau beri kekuasaan. Berilah aku keberkahan pada semua yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari semua keburukan yang telah Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkau yang menetapkan segala sesuatu, dan tidak ada yang memberikan ketetapan pada-Mu. Sesungguhnya orang yang Engkau beri kekuasaan sama sekali tidak akan terhina. Orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia. Maha Suci dan Maha Tinggi Engkau, wahai Tuhan kami.”

At-Tirmidzi (464) berkata tentang hadits di atas, ini hadits hasan. Dia melanjutkan: “Kami tidak mengetahui sedikit pun doa dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih baik dari ini ketika qunut witir.”

Abu Dawud (1428) meriwayatkan bahwa Ubay ibn Ka’b radhiyallahu ‘anhu mengimami orang-orang pada bulan Ramadhan. Beliau membaca qunut pada pertengahan akhir Ramadhan.

Perbuatan shahabat, jika tidak ada yang mengingkari, merupakan hujjah.

*FAIDAH TAMBAHAN:*

Sunnah-sunnah shalat yang disebutkan di sini, khususnya sunnah yang masuk dalam pelaksanaan shalat, yaitu tasyahhud awwal dan qunut, disebut dengan istilah sunnah ab’aadh, yaitu perbuatan yang diganti dengan sujud sahwi jika ditinggalkan atau terlupa (Al-Fiqh Asy-Syafi’i Al-Muyassar 1/189).

Selain sunnah ab’aadh, juga ada sunnah hai-aat, yang jumlahnya lebih banyak. Sunnah hai-aat adalah perbuatan yang jika tertinggal tidak perlu dilakukan sujud sahwi. InsyaAllah ada materi khusus setelah ini tentang sunnah-sunnah hai-aat.

Wallahu a’lam bish shawab.

Sabtu, 15 April 2017

TUJUH INDIKATOR KEBAHAGIAAN DI DUNIA

*1. QOLBUN SYAKIRUN*
(hati yg selalu bersyukur).
Artinya selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.
(QS 13:28, 2:152, 16:18, 34:14, 55:13, 14:7)

*2. AL-AZWAJU SHALIHAH*
(pasangan hidup yang sholih solihah).
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan, suasana rumah dan keluarga yg sholeh pula
(QS 51:49, 17:32, 24:32, 24:26)

*3. AL-AULADUL ABRAR*
(anak yg sholeh/sholehah).
Do'a anak yg sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah, berbahagialah orang tua yang memiliki anak sholeh/sholehah.
(QS 17:23, 31:14, 46:15, 29:8, 25:74)

*4. AL-BAIATU SHOLIHAH*
(lingkungan yg kondusif untuk iman kita).
Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang sholeh yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah, seperti group ini saling m'ingatkan dlm kebaikan
(QS 4:69, 51:55, 26:214, 5:2)

*5. AL-MALUL HALAL*
(harta yang halal).
Bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yang dimiliki. Harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dalam hidup. Berbahagialah orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
(QS 2:267, 43:36-37, 2:269, 2:155)

*6. TAFAKUH FID-DIEN*
(semangat untuk memahami agama).
Dengan belajar ilmu agama, akan. semakin cinta kepada agama dan semakin tinggi cintanya kepada Allah dan Rasulnya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
(QS 45:20, 3:138, 5:16, 4:174, 2:269)

*7. UMUR YANG BAROKAH*.
Artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Sang Pencipta. Inilah semangat hidup orang2 yang barokah umurnya.
(QS 2:96, 35:37, 36:68, 225).

Semoga bermanfaat bagi kita bersama dlm rangka muhasabah diri. Aamiin.

Wallahu a'lam waliyut taufiq.
Semoga Group ini selalu menjadi wahana saling mengingatkan kita sbg muslim dan mukmin...amien

Jumat, 07 April 2017

*DENGAN DOA, KEMUSTAHILAN TEREALISASI*🌹

📚
*بسم الله الرحمن الرحيم*

(kisah)" Salah seorang ibu guru berkata, " Saat saya mengajar di kelas satu smp, jika adzan dikumandangkan maka saya berhenti sejenak dan mengajak murid-murid untuk menjawab adzan serta menganjurkan mereka berdoa sebentar karena doa antara adzan dan iqomah merupakan doa yang mustajab.
Saya perhatikan salah satu siswi berdoa dengan khusyu dan lebih lama dari teman-temannya.

Ketika saya mengoreksi buku latihannya, saya panggil siswi tersebut dan saya katakan,
"Saya kagum dengan kebiasaanmu berdoa dengan khusyu dan lebih lama dari teman-temanmu, masya Allah.
Ia berkata,
" Sejak saya di kelas lima sd saya tahu keutamaan doa antara adzan dan iqomat, sejak itu saya rajin berdoa antara adzan dan iqomat. Ada sebuah doa yang sering saya ulang-ulang".

Saya bertanya penasaran,
"Doa apakah itu?".
Ia menjawab,
" Saya anak tunggal, umur saya 13 tahun. Saya iri ketika mendengar teman-temanku memiliki adik perempuan.
Saya berdoa agar Allah mengaruniakan untukku adik perempuan. Tapi ketika ibuku tahu doaku, beliau memintaku untuk berdoa memohon anak laki-laki. Akhirnya saya berdoa agar Allah mengaruniakan ibuku dengan anak laki-laki sesuai dengan keinginannya, saya juga berdoa agar Allah mengaruniakan ibuku dengan anak perempuan untuk menemaniku dan saya berdoa juga agar Allah mengaruniakan ibuku dengan anak laki-laki lagi agar saudara laki-lakiku tidak sendirian seperti keadaanku sekarang".
Saya terharu mendengarkan isi doanya sambil berkata, "Semoga Allah mengabulkan doamu". Saya berikan buku latihannya dan lupa dengan kejadian ini.

Dua tahun kemudian, siswi yang saya ceritakan tadi menghampiri saya dan mengatakan, " Ibu guru! Ada berita gembira! Semalam ibuku melahirkan anak kembar tiga, dua bayi laki-laki dan seorang bayi perempuan!"

Saya bertasbih dan memuji Allah serta mengucapkan selamat kepada siswi tersebut. Saya tidak melupakan kejadian tersebut dan mengambil pelajaran yang berharga atas semangatnya berdoa dengan terus menerus tanpa putus asa dan atas persangkaan baiknya kepada Allah".

Penyusun teringat dengan ucapan Umar bin Khaththab radhiallahu anhu, "

*Saya tidak memikirkan bagaimana doa saya dikabul, tapi yang saya pikirkan bagaimana saya bisa berdoa. Karena jika seorang hamba berdoa maka otomatis doa tersebut akan dikabul oleh Allah".*

Allah berfirman yang artinya,

" Dan Rabb kalian berfirman,
_"Berdoalah kalian kepada Ku, niscaya akan Aku kabulkan untuk kalian "_
(Surat Ghaafir 60)

Yang dimaksud memikirkan bagaimana bisa berdoa adalah dengan memperhatikan sebab-sebab dikabulkannya doa dan menghindari penghalang-penghalang dikabulkannya doa.

Diantara penyebab dikabulkannya doa adalah
- Sumber penghasilan yang halal,
- Yakin dan bersangka baik kepada Allah,
- Dan berdoa di waktu-waktu yang mustajab seperti
~antara adzan dan iqomat,
~di sore hari Jumat antara asar dan maghrib,
~di sepertiga malam terakhir dan lainnya.

Akhirnya Semoga Allah mengaruniakan kepada kita semua rezeki yang halal, baik dan barakah. Semoga Allah memberi taufik dan menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba Nya yang rendah hati, tidak sombong dan selalu banyak berdoa kepada Nya, amin.

Dengan ridha, hidup terasa indah…

Dengan senyuman, segala masalah terasa ringan…

Dengan istighfar, segala kebutuhan terpenuhi…

Dengan doa, kemustahilan terealisasi…

Dari Buku *"Mengasah Hati"*
Oleh: Fariq Gasim

والله أعلم بالصواب
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَه إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
■◎■◎■◎■□■□■□■□■

Senin, 03 April 2017

Al MAR'ATU

*P E R E M P U A N*
ﺍَﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ : ﻛَﺎﻟْﻘَﻬْﻮَﺓِ، ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻫْﻤَﻠْﺘَﻬَﺎ ﺃَﺻْﺒَﺤَﺖْ ﺑَﺎﺭِﺩَﺓً، ﺣَﺘَّﻰ ﻓِﻲْ ﻣَﺸَﺎﻋِﺮِﻫَﺎ*
Perempuan itu seperti kopi, jika engkau abaikan, ia menjadi dingin, sampai dalam hal cita rasanya
.*ﻋِﻨْﺪَﻣَﺎ ﺗَﺼْﻤُﺖُ ﺍﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ ﺃَﻣَﺎﻡَ ﻣَﻦْ ﺗُﺤِﺐُّ، ﺗَﺄْﺗِﻲ ﺍﻟْﻜَﻠِﻤَﺎﺕُ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﻴْﺌَﺔِ ﺩُﻣُﻮْﻉٍ*

Saat perempuan diam di depan orang yang ia cintai, maka muncullah banyak kata dalam bentuk air mata.
*ﺍَﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ : ﻓِﻲ ﺍﻟْﺒِﺪَﺍﻳَﺔِ ﺗَﺨَﺎﻑُ ﺃَﻥْ ﺗَﻘْﺘَﺮِﺏَ ﻣِﻨْﻚَ، ﻭَﻓِﻲ ﺍﻟﻨِّﻬَﺎﻳَﺔِ ﺗَﺒْﻜِﻲْ ﺣِﻴْﻦَ ﺗَﺒْﺘَﻌِﺪُ ﻋَﻨْﻬَﺎ، ﻗَﻠِﻴْﻞٌ ﻣَﻦْ ﻳَﻔْﻬَﻤُﻬَﺎ*
Perempuan itu, pada mulanya takut untuk mendekatimu, namun pada akhirnya, ia menangis saat engkau menjauh darinya .. sedikit sekali orang yang memahaminya.
*ﺍَﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ : ﻟَﺎ ﺗُﺮِﻳْﺪَ ﻣِﻨْﻚَ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﺤِﻴْﻞَ، ﻫِﻲَ ﻓَﻘَﻂْ ﺗُﺮِﻳْﺪُﻙَ ﺃَﻥْ ﺗَﻜُﻮْﻥَ ﻣِﺜْﻞَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗَﺘَﻤَﻨَّﺎﻩُ ﺃَﻧْﺖَ ﻟِﺸَﻘِﻴْﻘَﺘِﻚَ*
Perempuan itu tidak menginginkan kemustahilan darimu, dia hanya menginginkan agar engkau seperti lelaki yang engkau bayangkan tentang saudari kandungnya.
*ﺍَﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ : ﺇِﻣَّﺎ ﻛَﻴْﺪٌ ﻋَﻈِﻴْﻢٌ، ﺃَﻭْ ﺣُﺐٌّ ﻋَﻈِﻴْﻢٌ ! ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻣَﻦْ ﻳُﺤَﺪِّﺩُ ﺃَﻳُّﻬَﺎﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ، ﻓَﺈِﻥْ ﻣَﻜَﺮْﺕَ ﺑِﻬَﺎ ﻣَﻜَﺮَﺕْ ﺑِﻚَ، ﻭَﺇِﻥْ ﺃَﺣْﺒَﺒْﺘَﻬَﺎ ﻋَﺸِﻘَﺘْﻚَ*
Perempuan itu tipu daya besar atau cinta agung, dan engkau lah yang menentukannya wahai lelaki..jika engkau membuat makar atasnya, diapun membuat makar kepadamu, dan jika engkau mencintainya, ia pun kasmaran terhadapmu.
*ﺑِﻘَﺪْﺭِ ﻣَﺎ ﺗُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ ﻫِﻲَ ﺗَﻐَﺎﺭُ، ﻟِﺬَﺍ ﺃَﻱُّ ﺃُﻧْﺜَﻰ ﺗَﺠُﻦُّ ﻏِﻴْﺮَﺓً، ﻫِﻲَ ﺗَﺠُﻦُّ ﺣُﺒًّﺎ*
Sesuai dengan tingkat cintamu kepada perempuan, seperti itulah ia cemburu, karenanya, apa saja yang membuat perempuan menjadi gila karena cemburu, itu juga yang membuatnya gila karena cinta.
*ﺍَﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ : ﺗُﺪَﺍﻭِﻱْ ﻭَﻫِﻲَ ﻣَﺤْﻤُﻮْﻣَﺔٌ، ﻭَﺗُﻮَﺍﺳِﻲْ ﻭَﻫِﻲَ ﻣَﻬْﻤُﻮْﻣَﺔٌ، ﻭَﺗَﺴْﻬَﺮُ ﻭَﻫِﻲَ ﻣُﺘْﻌَﺒَﺔٌ، ﻭَﺗَﺤْﺰَﻥُ ﻣَﻊَ ﻣَﻦْ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﺮِﻑُ*
Perempuan itu mengobati, padahal dia sedang demam, membantu, padahal dia susah, begadang, padahal lelah, dan..berduka terhadap seseorang yang tidak dikenalnya.
*ﺍَﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ : ﺗُﺤِﺐُّ ﺃَﻥْ ﺗُﻌَﺎﻣَﻞَ ﻛَﻄِﻔْﻠَﺔٍ ﺩَﺍﺋِﻤﺎً ﻣَﻬْﻤَﺎ ﻛَﺒُﺮَﺕْ*
Perempuan itu selalu ingin diperlakukan seperti bocah kecil, betapapun ia menua.
*ﻟَﺎ ﺗَﻄْﺮُﻕْ ﺑَﺎﺏَ ﻗَﻠْﺐِ ﺍﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ، ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻟَﺎ ﺗَﺤْﻤِﻞُ ﻣَﻌَﻚَ ﺣَﻘَﺎﺋِﺐَ ﺍﻟِﺎﻫْﺘِﻤَﺎﻡِ*
Jangan berani-berani mengetuk pintu hati perempuan jika engkau tidak membawa berkoper-koper perhatian.
*ﻋِﻨْﺪَﻣَﺎ ﺗَﻐَﺎﺭُ ﺍﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ : ﺍُﺭْﺳُﻢْ ﻗُﺒْﻠَﺔً ﻋَﻠَﻰ ﻳَﺪَﻳْﻬَﺎ، ﺩَﻋْﻬَﺎ ﺗَﺸْﻌُﺮُ ﺑِﺄَﻧَّﻬﺎ ﻧِﻌْﻤَﺔٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻟَﺪَﻳْﻚَ*
Saat perempuan cemburu, buatlah lukisan ciumanmu pada kedua tangannya, biarkan dia merasakan bahwa dia merupakan kenikmatan Allah Taala yang sangat besar bagimu.
*ﺍَﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ ﺍَﻟْﻬَﺎﺩِﺋَﺔُ، ﺍَﻟﻨَّﺎﻋِﻤَﺔُ، ﺃﻛْﺜَﺮُ ﺿَﺠِﻴْﺠًﺎ ﺑِﻘَﻠْﺐِ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ*
Perempuan, yang tenang, nan lembut, ternyata pembuat kebisingan terbesar pada hati lelaki.
*ﺍَﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ : ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﺴَﺖْ؛ ﻓَﺈِﻧَّﻬَﺎ ﻟَﺎ ﺗَﺨْﻠُﻮْ ﻣِﻦْ ﻣَﺸَﺎﻋِﺮِ ﺍﻟْﻌَﻄْﻒِ، ﻭَﺍﻟﺮَّﺃْﻓَﺔِ*
Perempuan itu, meskipun keras hati, sebenarnya tidak pernah kosong dari rasa simpati dan kasih sayang.
*ﻟَﺎ ﻳَﺤْﺘَﻤِﻞُ ﺟُﻨُﻮْﻥَ ﺍﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ ﻭَﻏِﻴْﺮَﺗَﻬَﺎ، ﺇِﻟَّﺎ ﺭَﺟُﻞٌ ﺃَﺣَﺒَّﻬَﺎ ﺑِﺼِﺪْﻕٍ*
Tidak ada yang mampu menanggung kegilaan perempuan dan kecemburuannya,kecuali lelaki yang mencintainya dengan sebenarnya.
*ﻟَﻴْﺲَ ﻋﻴَﺒﺎً ﺃﻥَ ﻳَﺘَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻣِﻦْ ﻗَﻠْﺐِ ﺍﻟْﺄُﻧْﺜَﻰ ﺷَﻴْﺌﺎ ﻳَﺠْﻌَﻠُﻪُ ﺃﻛَﺜﺮَﺇِﻧْﺴَﺎﻧِﻴَّﺔً ﻭَﺭِﻗَّﺔً*
Tidak aib jika lelaki mau belajar dari hati perempuan sesuatu yang menjadikannya semakin manusiawi dan semakin lembut.
*ﺍَﻟْﺄﻧﺜﻰْ : ﺗَﺨﺸﻰْ ﺍﻟﺨﻴﺎﻧْﺔ ، ﻭَﺍﻟﻔﻘﺪﺍﻥْ ، ﻭَﺍﻟﻐﻴﺎﺏْ ، ﻭﻻ ﺗﺴَﺘﻄﻴﻊ ﺑﺴﻬﻮﻟﺔ ﻧﺴﻴﺎﻥْ ﻏﺎﺋﺐْ ﺃﺣَﺒﺘﻪ ، ﺗﻈﻞ ﺗﺮﺍﻗِﺒﻪ ﻣﻦْ ﺑﻌﺪ*
Perempuan itu takut dikhianati, takut kehilangan, takut tiada, dan tidak mudah melupakan seorang yang tiada yang dicintainya, ia terus menerus mengawasinya dari jauh.
*ﻟﻸﻧﺜﻰ : ﺃﻥ ﺗﺮﺑﻲ ﻃﻔﻼً ﺑﻼ ﺃﺏ ، ﻟﻜﻦ ﻻ ﻳﻤﻜﻦ ﻟﻠﺮﺟﻞ ﺃﻥ ﻳﺮﺑﻲﻃﻔﻼً ﺑﻼ ﺃﻣﻬﻨﺎ ﺭﻭﻋﻪ ﺍﻷﻧﺜﻰ*
Mungkin perempuan mengasuh anak tanpa seorang ayah, tetapi, tidak mungkin lelaki mengasuh anak tanpa ibu. Di sinilah terletak keindahan perempuan.
*ﻣَﺘﻰ ﻣﺂ ﻛُﻨﺖ ' ﺭﺟُﻞ ' ﺗﻜُﻦ ﻟﻚ ‏« ﺍﻣﺮﺃﺓ*
Jikalau kamu benar-benar lelaki, pasti punya perempuan.
*ﻣَﺘﻰ ﻣﺂ ﻛُﻨﺖ ' ﺫﻛَﺮ ' ﺗﻜُﻦ ﻟﻚ ‏« ﺃﻧﺜﻰ*
Jikalau engkau jantan, pasti punya betina.
*ﻣَﺘﻰ ﻣﺂ ﻛُﻨﺖ ' ﻣﻠِﻚ ' ﺗﻜُﻦ ﻟﻚ ‏« ﺃﻣﻴﺮﺓ*
Kapan engkau menjadi raja, pasti ada ratu.
*ﻣَﺘﻰ ﻣﺂ ﻛُﻨﺖ ' ﻋﺎﺷِﻖ ' ﺗﻜُﻦ ﻟﻚ ‏« ﻣﺘﻴﻤﺔ*
Kapan engkau kasmaran, pasti perempuan itu seperti seorang yang kehilangan anak.
*ﻓﻼ ﺗﻜُﻦ ' ﻻﺷﻲﺀ ' ﻭﺗُﺮﻳﺪﻫﺂ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ‏« ﻛﻞ ﺷﻲﺀ*
Jangan sampai engkau tanpa apa-apa sementara engkau menginginkan perempuan segala-galanya.
*ﻋﻨﺪﻣﺂ ﺗُﻨﻔﺦ ﻓﻴﻚ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﺗﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﺑﻄﻦ ﺍﻣﺮﺃﺓ*
Ingatlah, saat ruh ditiupkan kepadamu, engkau ada di rahim perempuan.
*ﻋﻨﺪﻣﺎ ﺗﺒﻜﻲ، ﺗﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﺣﻀﻦ ﺍﻣﺮﺃﺓ*
Saat engkau menangis, engkau ada di pangkuan perempuan.
*ﻭﻋﻨﺪﻣﺎ ﺗﻌﺸﻖ، ﺗﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﻗﻠﺐ ﺍﻣﺮﺃﺓ
Saat engkau kasmaran, engkau ada di hati perempuan.
ﺭﻓﻘﺎً ﺑﻬﺂ .. ﻓﺎﻻُﻧﺜﻰ ﺃﻣﺎﻧﺔ ،، ﻣﺂ ﺧُﻠِﻘَﺖ ﻝﻹﻫﺎﻧﺔ
Karenanya, perlakukan perempuan dengan penuhkelembutan. Perempuan itu dicipta sebagai amanah,bukan dicipta untuk dihinakan...*

Sabtu, 01 April 2017

Menanamkan Aqidah bukan sekedar Menghafalkannya

Terjemahan dari kisah berbahasa arab Ustadz Zainal Abidin (PM Gontor), monggo di simak.
"قصہ رائعہ جدآ
KISAH YANG SANGAT INSPIRATIF
أحببت أهديها لمن أحب
Ku ingin hadiahkan kepada orang yang kucinta
كان هناك شيخ يعلم تلاميذه العقيدة
Ada seorang guru agama yg mengajarkan Aqidah kpda murid2nya
يعلمهم لا إله إلا اللـه يشرحها لهم
Dia mengajarkan "La ilaaha illallah" kepada mereka & menjelaskan maknanya
يربيهم عليها أسوة بما كان يفعل رسول الله صلى الله عليه وسلم
Mendudik mereka dengan keteladanan Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam-
عندما كان يعلم أصحابه العقيدة ويغرسها في نفوسهم
Ketika mengajarkan aqidah beliau berusaha menanamkanya kedalam jiwa murid-murid nya
وكان الشيخ يحب تربية الطيور والقطط
Sang guru itu senang memelihara burung n kucing
فأهداه أحد تلاميذه ببغاء
Lalu seorang muridnya pun menghadiahkan padanya seekor burung kakatua
ومع الأيام أحب الشيخ الببغاء
Makin hari sang guru pun senang dg burung itu
وكان يأخذه معه في دروسه
Dan sering membawanya pada saat mengajar murid-murid nya
حتى تعلم الببغاء نطق كلمة لا إله إلا الله‼
Sehingga kakatua itu belajar mengucapkan kalimat tauhid "La ilaha illallah"
فكان ينطقها ليلا ونهارا…
Burung kakatua itupun bisa mengucakan (laa ilaaha illallah) siang malam
وفي مرة وجد التلاميذ شيخهم يبكي?
Suatu ketika murid-murid mendapati sang guru tengah menangis
وينتحب وعندما سألوه
Ketika ditanya beliau menjelaskan dengan terbata- bata
قال لهم هجم القط على الببغاء وقتله
Kucing telah menerkam kakatua dan membunuhnya
فقالوا له لهذا تبكي ‼
Merekapun bertanya dgn heran: karena inikah engkau menangis !!
إن شئت أحضرنا لك غيره وأفضل منہ ..
Kalau anda menginginkan kami bisa datangkan burung lain bahkan yg jauh lebih baik
رد الشيخ وقال لا أبكي لهذا …
Sang guru berkata: bukan karena itu aku menangis
ولكن أبكاني أنه عندما هاجم القط الببغاء
Tetapi...Yg membuat aku menangis adalah: ketika diserang kucing
أخذ يصرخ ويصرخ إلي أن مات
Burung itu hanya teriak2 saja sampai matinya
مع أنه كان يكثر من قول لا إله إلا الله
Padahal dia sering sekali mengucapkan kalimat "laa ilaaha illallah"
إلا أنه عندما هاجمه القط نسيها
Tetapi ketika diterkam kucing ia lupa kalimat itu
ولم يقم إلا بالصراخ ‼
Tidak mengucapkan apapun kecuali hanya teriakan & rintihan !!!
لأنه كان يقولها بلسانه
Karena waktu itu ia hanya mengucapkan "laa ilaaha illallah" dg lisannya saja
فقط ولم يعلمها قلبه ولم يشعر بها ‼
Sementara hatinya tidak memahami dan tidak menghayatinya
ثم قال الشيخ :
Sang guru pun berkata
أخاف أن نكون مثل هذا الببغاء
Aku khawatir kalau nanti kita seperti kakatua itu
نعيش حياتنا نردد لا إله إلا الله
Saat kita hidup mengulang-ulang kalimat "laa ilaaha illallah"
بألسنتنا وعندما يحضرنا الموت ننساها
Dg lisan kita, tapi ketika maut datang kita pun lupa
ولا نتذكرها؛ لأن قلوبنا لم تعرفها
Tidak bisa mengingatnya, karna hati kita belum menghayatinya
فأخذ الطلبة يبكون؛ خوفا من عدم الصدق في لا إله إلا اللـه
Kemudian para muridnya pun menangis, khawatir tdk jujur terhadap kalimat tauhid ini
ونحن.... هل تعلمنا لا إله إلا الله بقلوبنا !!!!
Dan kita sendiri .... apakah kita tlah menanamkan kalimat "laa ilaaha illallah" ini kedalam hati sanubari kita?
ما ارتفع شيء إلى السماء أعظم من الإخلاص ،
Tidak ada sesuatupun yg naik kelangit yang lebih agung dibanding keikhlasan
و لا نزل شيء إلى الأرض أعظم من التوفيق
Dan tdk ada sesuatupun yg turun ke bumi yang lebih agung dari taufiq Allah
..و بقدرالإخلاص يكون التوفيق
Sesuai kadar keikhlasan kita taufiq Allah kita dapatkan
من روائع ما وصلني ..
Ini termasuk hal-hal menarik yg sampai kepadaku
إهداء لمن أحبهم
Hadiah bagi org2 yg kucintai

MERESTART ULANG KEHIDUPAN

* Oleh  : Abu Afra t.me/AbuAfraOfficial Terkadang ada orang yang ketika awal hijrahnya begitu bersemangat.  Dimana-mana selalu ngomong...